Kilatnews.co, Purworejo -Woi udah pada ngopi belum, Diem diem bae ngopi ngapa ngopi. Begitulah lirik lagu berjudul “woi ngopi” yang ditulis oleh Eldriky, Sofwan dan Yanda Bebeh. Yang dipopulerkan pedangdut Iva Lova, dirilis pada 2018.
Lirik lagu diatas merupakan potret utuh masyarakat Indonesia yang suka ngopi. Dan ngopi sudah menjadi tradisi, khususnya bagi generasi milenial. Tak jarang para melineal banyak mencari lokasi tempat ngopi yang recommended. Sebab, bagi generasi Z ini, tempat ngopi Bukan sekadar ngopi, namun menjadi temapat shering dan diskusi untuk bertukar pikirin.
Data International Coffee Organization (ICO) menyebutkan bahwa konsumsi kopi Indonesia mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Pada periode 2018-2019, jumlah konsumi kopi domestic mencapai 4.800 kantong kapasitas 60 kg. Padahal, pada periode sebelumnya jumlah konsumsi kopi domestic hanya 4.417 kantong. Kemudian, pada periode tahun berikutnya mencapai 4.550 kantong (databoks.katadata.co.id).
Nah data diatas jelas sekali menunjukan kalau masyarakat Indonesia itu pecinta kopi. Sekarang kita akan ulat salah satu warung kopi yang menyajikan rasa kopi yang nikmat dan tempat ngopi yang sejuk dan nyaman.
Kedai Kopi Pari
Kopi Pari adalah salah satu tempat ngopi dengan suasana berbeda. Warung Kopi Pari ini terletak di Desa Gedong Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo.
Kedai dengan suguhan view di sekitar sawah, serta pemandangan langsung ke pegunungan wilayah kecamatan Kemiri dan kecamatan Bruno, bisa jadi pengalaman baru bagi kalian para pencari tempat nongkrong.
Warung Kopi Pari sendiri, memang menyuguhkan pemandangan luar biasa terutama di sore hari. Dengan suasana yang teduh, dan pemandangan yang hijau dan menjulang, membuat hati merasa tenang dan berterbangan ribuan burung blekok di di atas hamparan sawah untuk kembali singah di sarangnya.
Pada malam hari juga tidak terlalu dingin. Tentu saja, Desa Gedong memang bukan dataran tinggi . Jadi masih bisa dinikmati dengan kondisi santai.
Letaknya pun tidak terlalu dekat dengan jalan utama. Hal itu, membuat tempat yang mengusung konsep vintage ini, tidak terlalu bising oleh kendaraan yang berlalu lalang.
Memang, menyeruput kopi dengan suguhan view menarik dan kondisi cukup tenang, adalah cara menikmati suasana yang ampuh. “Beginilah konsep yang sajikan, perpaduan antara kopi dan nuansa alam kami harap dapat menyuburkan jiwa2 yang kering.” ujar fajar nashih selaku pemilik Cafe.
Selanjutnya fajar pun mengungkapkan bagaimana dengan pemberian nama warungnya ” warung kopi pari berasal dari petuah yang mengatakan bahwa padi yang berisi maka akan semakin merunduk, begitu pula para customer (yang kemudian kami namai jamaah W.K.P) bisa mengambil contoh dan menerapkannya dlm kehidupan sosial.”
Warung kopi pari mengangkat tagline ‘selamatkan anak bangsa dari bahaya kekurangan kafein’ ini pun juga berlandaskan aspek sosial bahwa kopi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, pun banyak manfaat yang didapat dari adanya asupan kafein yang masuk ke tubuh, sehingga ketika tubuh kekurangan kafein bisa bahaya.