Beberapa Kebiasaan Pengguna Medsos

Oleh : Agung Wibawanto

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kilatnews.co- Gaya komunikasi lisan dengan tulisan memang berbeda. Tulisan sangat sulit mendeteksi sifat dan karakter sehingga apa sesungguhnya yang benar-benar menjadi ide dan gagasan penulis sulit terwakili dalam tulisan. Berbeda dengan gaya lisan, akan terlihat “mimik” dan “gestur” serta tatapan mata yang bisa dijadikan sebagai indikator tambahan untuk “membaca” pesan seseorang.

Dumay adalah dunia tulisan (kecuali anda sudah copy darat dan mengenal betul seseorang). Untuk itu berlatih lah terus menulis dengan benar dan sesuai dengan apa yang anda pikirkan, meski anda tidak harus menjadi seorang pujangga.

Beberapa kebiasaan pengguna medsos atau kebiasaan bagi pengguna gadget, piranti gawai, telepon genggam, smartphone atau apapun namanya, yang dipengaruhi oleh mindset akan kegunaan “alat” tersebut. Ada yang beranggapan sebagai teman hiburan, ada juga menganggapnya sebagai alat untuk produktivitas. Penggunaan bagi pemilik kedua mindset tersebut berbeda, lho.

Baca Juga:

Dua Kekhilafan yang Seyogianya Dihindari oleh Akademisi Saat Menulis untuk Media Massa

Perhatikan, ada pengguna yang betah berjam-jam tune in melototin hp. Apa saja yang dilakukannya? Membuka-buka aplikasi, membaca kalau-kalau ada yang lucu, menarik atau menghibur. Kadang pula terlibat atau turut berinteraksi, sangat menyenangkan. Sampai-sampai kadang malas mau melakukan apa-apa (bikin mager kan?). Kalau disuruh, jawabnya, “Tar sik, tar sik…”.

Ciri lainnya, kelompok seperti ini lebih sering me-download ketimbang upload. Copas ketimbang produk sendiri. Juga cenderung reaksioner jika ada hal-hal yang menurutnya perlu ditanggapi. Sering senyum-senyum sendiri tapi juga kerap cepat tersulut emosi. Mereka pun jenis manusia kepo, ingin tahuannya tinggi akan segala sesuatu yang ada atau yang tersiar di medsos, baik di laman teman maupun “musuh”.

Sejam saja tidak memegang hp rasanya stress, bingung, gelisah, tidak nyaman mau ngapain aja. “Aku butuh info, aku butuh kepo, aku pingin lihat apa yang dishare kelompok “musuh”….,” dan seterusnya. Ini mungkin yang menyebabkan netizen menjadi galau sendiri melihat tersebarnya hoax, membaca bulian yang didapat. Coba misalnya tidak dilihat atau dibaca sesuatu yang bisa memancing reaksi negatif.

Cerdas Menggunakan Gagdet

Obat terjitu menghindari resah akibat medsos adalah dengan cara tidak mengetahui dan tidak membahasnya. Ini yang dilakukan oleh kelompok kedua, menganggap hp sebagai alat produksi. Mereka hanya menggunakan atau membuka hp jika: (1) ingin komunikasi (telp, video atau kirim pesan); (2) membuat postingan guna keperluan promo, dan; (3) mencari info atau data penting melalui google.

Mereka tidak membuka atau malas melihat postingan warganet lain, atau juga malas membaca komentar di publik. Dengan begitu hp bagi mereka menjadi berfungsi, bukan sekadar bergengsi. Mereka juga tidak terbebani pikiran oleh kontroversi di medsos. Apakah mereka tipe apatis ataupun skeptis? Mungkin iya, tapi tidak semua begitu. Cara mengatasi apatis dan skeptis tidak harus selalu tahu banyak akan konten di medsos.

Baca Juga:

Laut Bercerita; Matilah engkau Mati, Kau akan Lahir Berkali-kali

Mereka sesekali bisa membuat postingan setelah sebelumnya mencari info dari sumber terpercaya, misalnya buku ataupun media cetak mainstream. Mereka jarang terlibat dalam obrolan publik, dan lebih ke obrolan private. Bagi masyarakat Indonesia sepertinya masih dominan pengguna dari kelompok pertama. Maka jaringan online di Indonesia sangat terkenal ramai, padat dan berisik.

Tapi tentu tidak semua mereka yang suka buka hp kemudian tidak produktif. Beberapa masih bisa menjaga dan kontrol, kapan waktu bersenang-senang dengan buka online di hp dan kapan harus bekerja. Kebiasaan tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan anda untuk memilih. Pesannya satu: jadilah pengguna gadget yang cerdas.