Peran Serta Guru, Media Massa, dan Sastra

Oleh : Aprilda Chairun Nisa

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Peran Serta Guru, Media Massa, dan Sastra

KilatNews.Co – Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring berjalannya waktu berkembang semakin pesat. Kini, semua kalangan dari berbagai latar belakang yang beraneka ragam dapat menyuarakan ide gagasan, tanpa adanya keterbatasan atau halangan. Siapa saja yang memiliki ide, pendapat, kritik, ataupun saran bisa mengungkapkan dan menyebarluaskannya melalui wadah yang tersedia dengan mudah, lazim disebut media massa oleh masyarakat luas.

Sekarang setiap orang dapat menyampaikan sudut pandangnya dengan cepat dan mudah. Media massa menjadi titik sentral bagi semua kalangan masyarakat untuk menggali informasi di pelbagai bidang kehidupan. Mulai dari bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dsb. Dengan demikian, media massa memiliki keterkaitan yang erat bagi masyarakatnya. Oetama (1989: 92) mengungkapkan “Bahwa media massa dalam suatu negara tidak berada di luar masyarakatnya, melainkan di dalam masyarakatnya. Media massa menjadi bagian dari masyarakat dan karena itu juga menjadi bagian dari suatu sistem masyarakat itu sendiri.”

Berhubungan dengan pernyataan Oetama bahwa berkembangnya media massa dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan sastra pada kegiatan pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. Guru sebagai bagian dari masyarakat, dapat menjadi fasilitator bagi peserta didiknya dalam menunjang keberhasilan, menumbuhkan dan meningkatkan minat bakat peserta didik terhadap sastra.

Baca Juga:

Seri Pendidikan Anak: Pilih Nilai Bagus atau Mandiri?

Pada nafas ini, Guru dapat memadukan metode pembelajaran dengan cara baru dan kreatif, yaitu mengaplikasikan kegiatan pembelajaran menggunakan media massa sebagai sarana kegiatan belajar mengajar. Guru juga dapat menggunakan fitur dalam berbagai aplikasi yang menunjang keberhasilan peserta didik. Dengan demikian, pemahaman terhadap sastra tidak hanya berkisaran pada teori belaka saja. Tetapi, anak didik atau seseorang dapat memadukan pemahamannya dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada saat seminar Internasional bahasa, sastra dan budaya yang digelar pada Juni 2010, Dr. Azhar Ibrahim Alwee mengatakan, pembelajaran sastra sangat penting dalam pembangunan karena akan mendorong masyarakat bisa bersikap lebih kritis. Pembelajaran sastra akan mengacu kepada kesadaran sosial yang kritis, sehingga pembangunan akan menjadi terarah. Makna dari sastra dapat mengarahkan kepada pemberdayaan yang bukan saja membuat orang menjadi tegas, tetapi juga mampu untuk menghadapi tantangan di masa mendatang. Identitas manusia harus tegas dan bebas dari ketergantungan, dan itu bisa di dapat dalam pembelajaran sastra.

Sastra Mendidik Generasi Berkualitas

Pembelajaran sastra dengan demikian, memiliki peranan yang amat penting untuk mendidik dan melatih generasi yang berkualitas, berakhlak, beriman, dan berbudi pekerti luhur. Melalui penggiatan sastra di setiap instansi pendidikan, diharapkan tidak hanya berpandangan untuk menumbuhkan dan meningkatkan teori saja. Tetapi, lebih luas yaitu dapat memberikan wawasan keilmuan pada peserta didik dalam mengenal, mengakrabi, dan berakhir kepada timbulnya suatu kegiatan dalam mengapresiasi dan mengekspresikan karya sastra. Dengan tahap selanjutnya dapat menciptakan suatu karya, bahkan menghasilkan penghargaan atas karya yang dicipta oleh generasi bangsa.

Pembelajaran sastra dapat mendukung pemahaman perkembangan bangsa dari masa ke masa dengan mengabadikan suatu karya tulis ataupun lisan  di media massa. Suatu karya yang dihasilkan dan disebarluaskan dan dapat berpengaruh besar terhadap pemikiran khalayak. Menurut Herfanda dalam Suryaman, 2010 bahwa sastra memiliki potensi yang besar untuk membawa masyarakat ke arah perubahan, termasuk perubahan karakter (pen.) Sebagai salah satu jenis kesenian, sastra sudah ada dalam perjalanan peradaban manusia. Proses pendidikan, pengenalan, dan pemahaman terhadap sastra akan dapat memperkaya manusia sebagai pribadi dalam dialog terus menerus dengan dunia manusia dan kemanusiaan sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro dan Efendi, 2013.

Sebagai Calon Pendidik

Sebagai calon pendidik generasi bangsa dalam kegiatan pembelajaran, maka penting adanya kepekaan dari diri sendiri untuk memudahkan dalam pemberian stimulus kepada respons (peserta didik). Melalui sarana dan prasana yang telah tersedia, pembelajaran sastra dapat dipadukan dengan media-media terbaru. Selain menunjukan tingkat kreativitas pada pendidik maupun peserta didik hal ini dapat memberikan sisi hiburan bagi peserta didik dalam memahami pembelajaran yang sedang dilaluinya. Dengan mengkreasikan metode pembelajaran, pada gilirannya peserta didik akan lebih senang dan mudah untuk memahami sastra dan karyanya.

Dahulu untuk memperoleh informasi begitu sulit, bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama. Media yang tersedia pun terbatas, hanya meliputi media konvensional seperti media cetak yaitu koran, majalah, dan tabloid, sedangkan media elektronik hanya ada radio, dan televisi saja.  Namun, semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi kini media yang tersedia semakin memadai.

Baca Juga:

Laut Bercerita; Matilah engkau Mati, Kau akan Lahir Berkali-kali

Media elektronik berkembang menjadi pesat dengan adanya jejaring internet yang memberikan ruang tanpa batas, baik waktu maupun jarak pada semua kalangan di berbagai belahan dunia. Kini media elektronik memegang peranan yang cukup besar dalam memberikan informasi termudah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suherman bahwa “ Pada umumnya media elektronik yang mendapat perhatian besar. Sebabnya, selain penyajiannya lebih hidup sarana komunikasi ini lebih efektif dalam penggunaan dan penyampaian informasi.”dalam artikelnya yang disiarkan dengan judul Media Massa dan Perpustakaan.

Oleh karena itu, terdapat hubungan antara guru, media massa, dan  sastra. Terutama dalam hal ini yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap sastra dalam kegiatan pembelajaran. Sebab dikatakan pada penjelasan di atas, bahwa sastra merupakan suatu hasil kegiatan dan bagian di dalam masyarakatnya.

Dengan demikian, diharapkan guru dapat memperkenalkan dan mempergunakan media massa sebagai sarana bersastra bagi anak didik atau masyarakatnya. Melalui pengenalan baru dalam bersastra dengan memakai fasilitas media massa yang kian berkembang, diharapkan dapat menjadi salah satu langkah baru bagi guru untuk menginovasi pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Aprilda Chairun Nisa. Penulis adalah Mahasiswi Aktif Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Tinjauan Pustaka

Rahayu, Ratih. 2018. Peran Media Massa dalam Rangka Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol 13, No.2. file:///C:/Users/62878/Downloads/71-117-1-SM.pdf. Diakses pada 6 Oktober 2021.

Riyanti Asih, Inung Setyami. 2017. Penggunaan Media Pembelajaran Sastra Bagi Guru Bahasa Indonesia.Vol 10, No.2. https://media.neliti.com/media/publications/256815-penggunaan-media-pembelajaran-sastra-bag-fbd5c5f4.pdf. Diakses pada 5 Oktober 2021.

Suherman. 1995.  Media Massa dan Perpustakaan. Vol 20, No3-4. https://jurnalbaca.pdii.lipi.go.id/baca/article/view/36/33. Diakses pada 5 Oktober 2021.

Wahyuni, Dewi. 2020.  Meningkatkan Pembelajaran Sastra Melalui Perkembangan Era Digital. Vol 7, No.1. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kultura/article/view/18268/13452. Diakses pada 6 Oktober 2021.

Reporter: KilatNews