Seni Teater Tradisional di Era Modern: Tayang secara Virtual

Oleh: Nurul Fauziyah

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Seni Teater Tradisional di Era Modern: Tayang secara Virtual

KilatNews.Co – Teater tradisional merupakan salah satu satu bentuk teater yang ceritanya berasal dan dikembangkan dari masyarakat daerah secara turun temurun. Menurut Jakob Sumardjo (1992) menerangkan bahwa pertunjukan teater tradisional berupa pagelaran lakon yang diramu dengan musik sebagai izinkan, nyanyian, dan tarian. Tempat pertunjukannya pun selalu berada di alam terbuka, baik halaman rumah maupun di tempat lapang seperti alun-alun atau kebun. Nah, dewasa ini beberapa pertunjukan teater tradisional dapat keluar dari prinsip tersebut. Hal itu disebabkan oleh zaman yang bergerak menuju modernisme, jadi pertunjukan teater tradisional, mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman yang serba modern.

Dewasa ini, hampir semua kegiatan dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan media elektronik. Misalnya, kegiatan rapat virtual, belajar virtual dan pertunjukan, atau pementasan teater virtual juga ada. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata virtual sendiri diartikan sebagai (secara) nyata, mirip atau sangat mirip dengan sesuatu yang dijelaskan, dan tampil atau hadir dengan menggunakan perangkat lunak komputer, misalnya di internet.

Baca Juga: 

Sastra sebagai Sarana Berpikir Kritis Siswa

Jika menilik dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pementasan teater tradisional secara virtual itu pementasan yang dapat ditonton, atau disaksikan melalui media elektronik seperti gawai, laptop, komputer. Pementasan tersebut biasanya dapat disaksikan di platform digital, misalnya yang paling mudah dan umum diakses adalah YouTube. Sudah banyak teater-teaer tradisional yang dipentaskan secara virtual di dalam aplikasi digital, bahkan caranya pun sangat mudah jika ingin menontonnya. Yan jelas, perlu dipastikan medianya terhubung dengan koneksi internet, kemudian buka aplikasinya dan tinggal mengetik judul pementasan yang ingin ditonton pada kolom pencarian. Mudah bukan?

Dalam tulisan ini, penulis akan menguraikan sedikit mengenai beberapa contoh teater tradisional yang dipentaskan secara virtual. Bukan bermaksud ingin mempromosikan, melainkan untuk merekomendasikan sebuah tontonan bermanfaat yang merupakan warisan dari budaya bangsa, dan perlu dilestarikan keberadaannya.

1. Ketoprak

Pada mulanya Ketoprak bukanlah sebuah tontonan melainkan hanya sebuah tradisi permainan masyarakat Jawa Tengah di waktu bulan purnama, mereka menabuh lesung berirama ditambah tembang dan nyanyian. Kemudian dikembangkan menjadi sebuah tontonan yang dipentaskan pertama kali tahun 1909 dan disaksikan secara langsung oleh para penonton.

Perlu diketahui, bahwa saat ini pentas ketoprak dapat disaksikan dimana saja, salah satunya melalui media internet. Sudah banyak pementasan Ketoprak yang ditayangkan dalam bentuk video yang dapat diakses di internet, misalnya ada Ketoprak Milenial dan yang lainnya.

2. Lenong Betawi

Lenong merupakan teater yang memadukan unsur lawak, nyanyi, tari, pencak, dan cerita yang terjalin menjadi satu kesatuan di atas panggung pementasan. Lenong menjadi salah satu bentuk teater Betawi yang paling populer di masyarakat. Dan yang menjadi kekhasan dari teater Lenong Betawi ini menggunakan dekor yang penggambarannya benar-benar nyata seperti di suatu tempat, misal jika sedang menceritakan di ruang tamu, maka di dalamnya ada meja, kursi dan lain-lain.

Baca Juga:

Membentuk Karakter Anak Melalui Sastra Anak

Bahasa yang digunakan dalam pementasan lenong juga menggunakan bahasa sehari-hari masyarakat Betawi. Jadi, dapat dikategorikan Lenong ini merupakan salah satu bentuk teater begendre realisme. Saat ini, Lenong sudah bisa disaksikan melalui media apapun baik di televisi, di internet, dan secara langsung, tapi yang lebih mudah dan praktis dengan media internet.

3. Ubrug Banten

Teater Ubrug berasal dari daerah Banten yang biasanya juga dipentaskan pada acara-acara hajat di tanah lapang atau halaman rumah yang luas dan diterangi lampu obor. Adapun sisi keunikan dari teater Ubrug, yaitu memakai bahasa campuran dari bahasa Sunda, Jawa, dan kadang juga Lampung serta busana pementasan yang dipakai para pemainnya hanyalah busana biasa atau pakaian sehari-hari saja. Akan tetapi, saat ini pementasan dari teater Ubrug dapat disaksikan melalui video yang ditayangkan dari internet dan tentunya akan sedikit berbeda dari pementasannya secara langsung.

4. Wayang Orang

Wayang memiliki dua macam bentuk dalam pementasan, yaitu ada wayang boneka dan wayang orang. Wayang boneka adalah wayang yang dipentaskan oleh tokoh dalam wujud boneka yang digerakkan oleh seseorang di belakang panggung. Karena boneka adalah benda mati, maka membutuhkan penggerak dan orang yang menggerakkan boneka wayang tersebut disebut dalang. Sedangkan untuk wayang orang sudah pasti para pemenangnya dalam wujud manusia, misalnya ada tokoh wayang gatot kaca yang biasanya diperankan oleh orang bertubuh gagah. Saat ini sudah banyak pementasan wayang boneka maupun orang yang dapat dengan mudah disaksikan melalui tayangan video di internet.

5. Kentrung

Umumnya teater Kentrung hanya dapat disaksikan secara langsung saat acara-acara pernikahan, khitanan, tujuh bulanan kehamilan, dan upacara adat lainnya. Namun, saat ini teater Kentrung juga dapat dengan mudah ditonton melalui tayangan video yang diakses di internet. Teater Kentrung merupakan jenis teater tutur yang memiliki keunikan tersendiri yaitu ceritanya dituturkan dalam bentuk prosa oleh dalang dan diselingi dengan nyanyian puisi serta diiringi tabuhan musik. Cerita yang diangkat dalam teater kentrung seperti cerita-cerita Nabi dan juga cerita legenda.

6. Calonarang

Salah satu bentuk teater tradisional masyarakat Bali yang erat kaitannya dengan budaya dan agama masyarakatnya adalah Calonarang. Calonarang sendiri ceritanya diangkat dari kitab sastra. Teater ini muncul dan berkembang dari masyarakat Bali yang awalnya berfungsi sebagai tolak bala, dan dipakai dalam upacara-upacara adat maupun keagamaan.

Baca Juga:

Periodisasi Sastra Sunda

Pada saat ini, pementasan lakon Calonarang telah banyak dipertontonkan dan diimprovisasi sedemikian rupa. Misalnya, drama musikal Calonarang persembahan dari salah satu Teater di Indonesia melalui tayangan video yang dapat diakses dengan mudah di internet untuk ditonton.

Pementasan teater tradisional awalnya dipertontonkan dan disaksikan secara langsung oleh masyarakat zaman dahulu. Akan tetapi, mengikuti iringan perkembangan zaman, kini teater tradisional atau teater rakyat Indonesia dapat dengan mudah disaksikan melalui berbagai macam media elektronik baik televisi, internet dan bentuk-bentuk video dari platform digital lainnya. Hal ini, tentu memiliki dampak positif bagi teater tradisional, yakni jejaknya tidak hilang begitu saja ditelan arus zaman.


Nurul Fauziyah. Penulis adalah Mahasiswi Aktif Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Reporter: KilatNews