Kilatnews.co – Kemiskinan merupakan suatu keadaan atau kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam persoalan ekonomi sehingga tidak dapat memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerahnya. Di dalam kondisi tersebut sering ditandai dengan rendahnya penghasilan atau pendapatan dan meningkatnya kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan sehingga dapat menyebabkan kurangnya kemampuan untuk memenuhi standar kesehatan dan standar pendidikan.
Fenomena kemiskinan sering dijumpai diberbagai negara, apalagi di negara-negara berkembang, misalnya Indonesia. Dalam persoalan kemiskinan ini yang terjadi di negara berkembang lainya tidak hanya tentang ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan. Akan tetapi merembet ke persoalan ketidakberdayanya dalam segi sosial juga politik. Setiap negara pastinya memiliki definisi atau kategori untuk mengatakan sebuah kemiskinan, seperti dengan menentukan kondisi perekonomiannya, tingkat kesejahteraannya, atau dalam kondisi sosialnya. Kriteria kemiskinan dalam suatu negara juga dapat dilihat dengan berdasarkan; pada pendapatan rata-rata, tingkat daya beli masyarakat, status pendidikan, dan dalam kondisi kesehatan.
Dalam fenomena kemiskinan Chambres berpendapat bahwa kemiskinan adalah suatu kesatuan dalam konsep yang terdiri dari lima dimensi yaitu; kemiskinan, ketidakberdayaan, kerentanan menghadapi situasi darurat, ketergantungan, dan keterasingan.
Dalam persoalan kemiskinan yang terjadi disuatu negara biasanya selalu bersamaan dengan masalah laju pertumbuhan penduduk sehingga menimbulkan dampak kepada masyarakat separti pengangguran, ketimpangan sosial, dan juga pada masalah pendidikan. Pada faktor kemiskinan yang berdampak pada tingkat pendidikan di masyarakat. Dalam konteks ini pemerintah sudah ikut serta meringkan beban masyarakat yang kurang mampu seperti memberikan bantuan dana BOS untuk anak sekolah, program pemilik KIP pada tingkat SD-SMA, dan lain sebagainya. Akan tetapi masih banyak anak-anak sekolah yang belum mendapatkan bantuan atau keringanan dalam hal biaya sekolah. Dalam hal ini guru ataupun siswa ikut aktif, berusaha mencari keringan biaya sekolah sehingga para orang tua tidak terlalu berat untuk membayarnya.
Pada akhir-akhir tahun ini banyak keringanan-keringanan dari pemerintah untuk siswa tidak mampu dan ada juga jalur-jalur disekolah tertentu yang memiliki program dalam keringanan biaya sekolah.
Pendidikan Untuk Kemajuan Bangsa
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa dan negara. Oleh karnanya masyarakat dituntut untuk bisa tamat sekolah pada jenjang SLTA. Namun, mahalnya biaya pendidikan sampai hari ini masih menjadi persoalan serius, banyak masyarakat mengeluh, biaya pendidikan masih cukup mahal dan merasa tidak mampu untuk membayarnya. Pada akhirnya, banyak yang memutuskan untuk tidak meneruskan ke jenjang selanjutnya. Sehingga faktor kemiskinan merupakan faktor penyebab dari rendahnya tingkat pendidikan.Akibat dari tingginya angka putus sekolah mengakibatkan banyak yang menjadi pengangguran sehingga terjadilah kemiskinan di suatu daerah meningkat. Masyarakat yang berekonomian rendah dapat berdampak pada pendidikan yang rendah dikarenakan kurangnya biaya untuk mendapatkan pendidikan tersebut, pendidikan yang berkualitas dibutuhkan juga biaya yang banyak.
Mahalnya biaya pendidikan sampai hari ini masih menjadi persoalan, banyak masyarakat mengeluh, biaya pendidikan masih cukup mahal dan merasa tidak mampu untuk membayarnya. Pada akhirnya, banyak yang memutuskan untuk tidak meneruskan ke jenjang selanjutnya. Sehingga faktor kemiskinan merupakan faktor penyebab dari rendahnya tingkat pendidikan.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan seperti ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya sehingga menimbulkan distribusi pendapatan tak seimbang. Kemiskinan juga muncul dengan adanya sumber daya manusianya yang rendah. Hal tersebut berpengaruh dengan tingkat produktifitasnya juga rendah. Pada tingkat produktifitasnya yang rendah bisa dikarenakan dari pendidkan yang randah, dikarenakan nasib yang kurang beruntung, atau karena adanya diskriminasi dan bisa juga keturunan.
Fenomena ini dapat dilihat dikota-kota besar, banyak dijumpai anak-anak dijalanan yang seharusnya sekolah, namun sudah mencari uang dengan cara mengamen, dan mengemis, bahkan memulung. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya biaya sekolah pada anak-anak tersebut. Pada gilirannya, membuat pendidikan mereka putus ditengah jalan dikarenakan untuk membantu orang tuanya bekerja. Pemerintah memang sudah menyalurkan beberapa program bantuan dalam hal pendidikan. Akan tetapi, masih banyak anak-anak diluar sana yang menganggap biaya sekolah sebagai beban mereka. Dan ini menjadi fakta bahwa penyaluran program bantuan untuk anak sekolah belum merata di sebagian daerah atau kota.
Meskipun biaya pendidikan mahal dan masih ada anak-anak kurang mampu belum mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah. Namun sebagian masyarakat masih memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk anak-anak. Masyarakat yang seperti ini kemudian membuat kelompok-kelompok kecil untuk belajar baesama, setidaknya anak-anak bisa membaca dan berhitung.
Semangat belajar dan merubah pola pikir menjadi lebih baik merupakan sikap yang menujukan rasa empatinya kepada bangsa. Pada dasarnya ketika masyarakat memiliki etos semangat pendidikan yang kuat, maka akan memunculkan ide-ide yang kreatif dan inovatif sehingga dapat mendirikan usaha kemudian secara tidak langsung dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan. Hal tersebut juga sedikit demi sedikit akan mengurangi kemiskinan khususnya di wilayah perkotaan.
Penulis, Nurul Faizah, Mahasiswi Sosiologi Agama, Ushuluddin Dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.