News  

UAD Dukung Gerakan Bantul Bersama

UAD Dukung Gerakan Bantul Bersama
Ilustrasi: Foto Penandatanganan kerja sama antara UAD dengan Pemkab Bantul untuk mengatasi masalah sampah

UAD Dukung Gerakan Bantul Bersama

KilatNews.co – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul untuk mendukung Gerakan Bantul Bersih Sampah (Bersama).

Program ini merupakan Gerakan Bantul menuju Bersih Sampah Tahun 2025.

Penandatangan dilakukan langsung oleh Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD dan Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih, di Balai Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Rabu (3/11/2021).

Selain penandatanganan kerja sama, ada juga peluncuran model pengelolaan sampah berbasis Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) yang bertujuan mengelola sampah dari warga sehingga mengurangi sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu(TPST) di Piyungan, Bantul.

Baca Juga:

Pimnas Ke-34: UAD Peringkat 1 Perguruan Tinggi Swasta Nasional

Sultan Kukuhkan Kepala Perwakilan BKKBN DIY

Muchlas menuturkan, UAD memiliki sumber daya untuk mendukung program-program pemerintah, termasuk mendukung Gerakan Bantul Bersama.

“Kami memiliki komitmen untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dengan sumber daya yang kami miliki saat ini. Aktivasi kerja sama bisa dalam bentuk penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Halim menyampaikan Gerakan Bantul Bersama merupakan terobosan untuk mengatasi masalah sampah di Kabupaten Bantul.

“Untuk mewujudkan terobosan tersebut perlu ada kerja sama dan kolaborasi dengan stakeholder dan kampus,” ungkapnya.

Baca Juga: 

Bantu Mahasiswa Berprestasi, BPKH-Lazismu Luncurkan Program Beasiswa Sang Surya

Membumikan Gagasan Islam Wasathiyah di Tengah Konflik Global

Membumikan Gagasan Islam Wasathiyah di Tengah Konflik Global

Halim berharap BUMKal mampu menjadi pusat pengelolaan sampah organik dan anorganik.

Sampah organik dijadikan kompos untuk disalurkan kepada pengguna kompos.

Sampah anorganik diolah dan juga bisa dijadikan kerajinan, lalu sampah yang tidak dapat diolah berupa residu dikirim ke TPST Piyungan.

“Warga Bantul setiap harinya menghasilkan sampah 0,6 kilogram per orang. Jika penduduk Bantul ada satu juta orang, maka sampah yang dihasilkan sebanyak 600 ton/hari. Padahal Pemkab Bantul hanya mampu mengolah sampah 100 ton/hari. Maka, perlu ada terobosan untuk mengolah sampah secara mandiri dengan menggandeng berbagai pihak,” imbuhnya. (RA)