..Mie Instan Rasa Cinta
Oleh: Kusuma Yanuwar Dani

Kilatnews.coKarena lapar, malam itu Sahrul terbangun. Ia memutuskan untuk mencari makan di depan kos. Biasanya di depan kos banyak pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Tapi, entah mengapa malam ini berbeda, tak ada satupun pedagang kaki lima yang berjualan di depan kos. Ia melihat pada jam di dinding, disana waktu menunjukan pukul 01:40 dini hari.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Mie Instan Rasa Cinta

“Hmmm, pantas saja.” ucap Sahrul lirih.

Kali ini ia bangun lebih lama dari biasanya, dan tidak kebagian jatah diskon abang-abang penjual makanan. Biasanya saat hampir tutup, abang-abang tersebut akan memberikan diskon berupa makan kerupuk sepuasnya atau minum teh gratis.

Dia kemudian berjalan masuk ke kamarnya mengambil dua bungkus mie goreng instan kesukaannya lalu berjalan melalui lorong koridor kos dan menuju dapur. Disana ia menghidupkan lampu, dan dia terkejut ketika melihat sosok perempuan yang mengenakan pakaian serba putih seperti hantu.

“Aaaaaaaaaaa!!!” teriaknya.

Tangannya lemas, dua bungkus mie instan yang dia pegangpun sampai terlepas dari genggaman tangannya.

“Hantu!!!” teriaknya lagi.

Sosok itupun membalikan badannya.

“Eh, aku bukan hantu lho.” kata perempuan itu.

Perempuan itu mendekati Sahrul, lalu mengambil dua bungkus mie instan yang berjatuhan lalu memberikannya pada Sahrul.

Dia kemudian mengajukan tangannya seraya berkata. “Namaku Nayla. Aku anak baru di kosan ini, salam kenal.” kata Nayla dengan tersenyum.

“Namaku Sahrul. Salam kenal juga.” kata Sahrul sembari menyambut tangan Nayla dengan sedikit tersenyum.

Setidaknya sekitar 30 detik lamanya mereka berjabat tangan dan tak kunjung lepas. Sahrul terpesona pada pandangan pertama melihat Nayla. Rupanya yang dia lihat bukanlah hantu, melainkan bidadari yang turun ke dapur kos-kosan.

“Eh,maaf.” ucap Sahrul sambil melepas jabatan tangannya.

“Hehe… gak apa-apa kok, mas.” kata Nayla.

“Kamu lapar ya?” tanya Sahrul.

“Iya mas,hehe… tapi gak tau mau makan apa, tadi juga gak sempat beli mie instan. Maklumlah, baru aja jadi anak kosan, jadi belum tau beradaptasi.” jawab Nayla.

Sahrul menatap dua bungkus mie instan itu, iapun mulai berfikir. Biasanya dia akan menyantap dua hingga tiga bungkus mie itu sendirian, sekaligus. Meskipun tubuhnya kurus, akan tetapi dia orang yang rakus.

Setelah suasana hening sejenak ketika Sahrul tengah mempertimbangkan, akhirnya ia memutuskan untuk membaginya dengan Nayla.

“Ya udah, makan mie ini aja bareng aku.” kata Sahrul.

“Tapi kan… itu punya mas.” kata Nayla.

“Akh… tidak apa-apa kok.” kata Sahrul dengan tersenyum palsu.

Sahrul memasak mie tersebut, sementara Nayla duduk di meja makan.

“Nah… mienya sudah jadi, silahkan.” ucap Sahrul.

“Terima kasih.” kata Nayla.

Merekapun menyantap mie yang masih mengepul itu. Sesekali Nayla melirik ke Sahrul, dan tanpa sadar Sahrul pum melakukan hal yang sama.

***

Keesokan harinya Nayla berkunjung ke rumah ibu kos untuk membayar uang bulanan pertamanya. Mereka banyak berbincang-bincang, termasuk tentang sifat-sifat penghuni kos.

“Dan… yang namanya Sahrul itu, meski badannya kurus, tapi dia sangatlah rakus. Dia bisa menghabiskan tiga bungkus mie instan sekaligus.” ucap bu kos.

Ahirnya Nayla tahu bahwa Sahr sebenarnya adalah orang yang rakus. Ia jadi terharu karena Sahul rela membagi makanan padanya.

Ketika sepulang dari rumah ibu kos, Nayla menyempatkan diri mampir ke kamar Sahrul dengan membawa semangkuk mie goreng instan favourit Sahrul. Nayla mengetuk pintu Sahrul dan Sahrulpun membukanya. Terlihat wajah lesu Sahrul dengan mata yang setengah menutup. Karena kelaparan, malam tadi Sahrul tak bisa tertidur lelap. Imbasnya, sampai sesiang ini ia baru bangun. Mata Sahrul langsung terbuka lebar saat melihat semangkuk mie instan mengepul yang di bawa Nayla.

“Sampai segitunya, pasti dia tidak bisa tidur tadi malam sampai bangun aja sesiang ini.” ucap Nayla dalam hati.

“Ini buat mas Sahrul.” kata Nayla sambil menyodorkan semangkuk mie instan tersebut.

“Makasih.” Sahrul menerimanya dengan senang hati.

Sahrul langsung menyantapnya.

“Itu mie instan rasa cinta mas.” kata Nayla sambil tersipu malu.

Sahrul justru kaget dan tersedak mendengar kata Nayla.

“Aduh, maaf mas. Ini minum dulu.” kata Nayla sambil memberikan segelas air putih yang ia ambil di ranselnya.

Tegar segera meminumnya. Lalu…“Maksud kamu apa?” tanya Sahrul.

“Aku sudah dengar tentang mas Sahrul dari ibu kos tadi. Dan ternyata mas Sahrul ini orangnya rakus ya? Aku jadi terharu sebab mas Sahrul mau membagikan makanan pada ku, padahal mas Sahrul sendiri juga butuh. Baru kali ini aku menemukan orang seperti kamu mas, yang mengesampingkan diri sendiri dan rela berkorban demi orang lain. Dan sepertinya aku suka sama kamu. Maaf kalau lancang, aku hanya mengungkapkan perasaanku saja.” kata Nayla.

Sahrul sempat bengong sesaat dibuatnya.

“Akh Nayla ini… mana bisa aku melihat bidadari tersiksa kelaparan. Aku juga sebenarnya baru kali ini menemukan perempuan yang mau duduk dan makan bersamaku. Semua orang terutama perempuan akan jijik bila didekatku karena aku yang jorok dan buruk rupa ini. Dan sebenarnya aku juga suka sama kamu. Pada pandangan pertama,aku langsung jatuh cinta.” kata Sahrul.

“Meski begitu,aku mau kok mas terima kekurangan kamu.” kata Nayla.

“Jadi… kita jadian nih?” tanya Sahrul.

“Iya.” jawab Nayla tersenyum.

Sejak hari itu mereka jadian. Banyak teman Sahrul yang iri karena Sahrul mempunyai pacar yang cantik.


Penulis adalah Kusuma Yanuwar Dani, lebih akrab dipanggil Dani. Lahir di Cirebon-Jawa Barat pada tanggal 31 Oktober 2002. Saat ini ia tinggal di Desa Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.

 

Reporter: KilatNews

Tag