Sisi Lain Metaverse yang Perlu Anda Ketahui

KilatNews.Co Anda pernah melihat aplikasi Facebook yang anda gunakan muncul nama meta, jika iya, Anda tidak usah khawatir karena itu merupakan terobosan baru yang orang -orang sebut dengan nama metaverse.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Metaverse dikenal sebagai realitas digital yang menggabungkan aspek media sosial, game online, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan cryptocurrency dalam rangka interaksi secara virtual.

Neal Stephenson, pria asal Amerika Serikat pada tahun 1992 adalah orang yang pertama kali memperkenalkan Metaverse Nama metaverse sendiri tertuang dalam sebuah karya novelnya yang berjudul, Snow Crash. Pada novel tersebut diceriterakan manusia sebagai avatar yang berinteraksi satu sama lain dengan agen. Interaksi melalui perangkat lunak yang ada di dalam ruang virtual tiga dimensi yang menggunakan metafora dunia nyata.

Stephenson sendiri menggunakan istilah tersebut dalam menggambarkan penerus yang berbasis realitas maya ke Internet. Meskipun konsep meaverse tersebut mirip Meta semesta yang sudah muncul dengan pelbagai nama dalam genre fiksi cyberpunk sejak 1981 dalam Karya Vernor Vinge, Yakni novel True Names. Akan tetapi Stephenson menyatakan dalam epilog kisah Snow Crash bahwa setelah menyelesaikan novel, dia belajar tentang Habitat MMORPG awal yang menyerupai Meta semesta.

Kepepuleran metaverse sendiri semaki memuncak sesaat setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg membicarakannya. CEO Facebook itu kemudian pada tanggal 28 Oktober lalu, mengganti nama meta baru pada rebbranding Facebook dengan cap “Social Tcnology Company.” Sejak saat itu lah dunia metaverse semakin ramai diperbincangkan di seluruh belahan dunia.

Sisi lain dari dunia metaverse ini adalah pengalaman pengguna yang akan dapat membenamkan diri dalam ruang di mana dunia digital dan fisik saling bertemu. Ditopang oleh augmented reality yang melapisi elemen visual, suara, dan input sensorik lainnya ke pengaturan dunia nyata untuk meningkatkan pengalaman lebih apik lagi bagi penggunanya.

Dalam dunia metaverse, Anda akan dapat melakukan hampir semua hal seperti berkumpul dengan teman dan keluarga, bekerja, belajar, bermain, berbelanja, berkreasi serta pengalaman baru yang sama sekali tidak sesuai dengan cara kita berpikir tentang komputer atau ponsel yang saat ini kita ketahui.

Hal itu kemudian menjad cita-cita Mark di masa depan. Bahkan ia berujar bahwa manusia akan dapat berteleportasi secara instan sebagai hologram untuk berada di kantor, di konser dengan teman, dan dimanapun kita inginnkan tanpa perlu berjalan.

Pada prinsipnya metaverse ingin menciptakan sebuah rasa dalam dimensi ‘kehadiran virtual’ dengan lebih ril dan mampu berinteraksi secara online yang dapat dirasakan secara langsung.

Namun diharapkan nantinya minat pada metaverse tumbuh secara substansial bagi para penggunanya. Pasalnya para investor dan perusahaan ingin menjadi bagian dari hal besar berikutnya. Wajar saja ketika metaverse akan menjadi fokus besar dari Facebook ke depan.

Para pendukung metaverse menilai bahwa konsep tersebut adalah sebagai tahap selanjutnya dalam pengembangan Internet. Misalnya, Facebook, telah banyak berinvestasi di AR dan VR. Facebook telah mengembangkan perangkat keras seperti headset Oculus VR,l. sementara itu, teknologi gelang dan kacamata AR masih dalam pengerjaan.

Mark Zuckerberg sendiri bahkan percaya jika kacamata AR suatu hari nanti akan ada di mana-mana seperti halnya smartphone.

Dunia metaverse memiliki berbagai macam unsur, meliputi konferensi video, game seperti Minecraft atau Roblox, surel, realitas virtual, media sosial dan live-streaming.

Untuk media sosial sendiri akan mencakup berbagai lingkungan virtual yang berada dalam dimediasi komputer. Sehingga perkembangan dunia maya semacam itu akan menunjukkan ‘big bang’ digital yang didorong oleh berbagai teknologi dan ekosistem.

Pada akhirnya, metaverse bisa menjadi game-changer untuk sistem shift kerja dari rumah atau work from home di tengah kondisi pandemi Covid-19, yang dikonsep dan dilakukan secara virtual.