OPINI  

Eksistensi Peran Sastra dalam Dunia Pendidikan

Eksistensi Peran Sastra dalam Dunia Pendidikan

Eksistensi Peran Sastra dalam Dunia Pendidikan

Oleh: Disha Ocktaviana


KilatNews.Co Sastra memiliki peran dalam dunia pendidikan. Eksistensi sastra selalu menjadi perbincangan yang tidak akan pernah hilang dan pudar hingga saat ini. Peran Sastra memiliki keterlibatan dalam dunia pendidikan.

Pemanfaatan karya sastra dalam dunia pendidikan dipakai untuk memperluas wawasan berpikir peserta didik, meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik, dan mengetahui isi dari sebuah karya sastra. Bisa dikatakan keliru apabila dunia pendidikan kini menganggap ilmu lebih utama. Pasalnya, ilmu sosial juga memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang dunia pendidikan.

Melalui karya sastra, misalnya, dapat membuka mata para pembaca agar dapat mengetahui nilai-nilai kehidupan, realitas sosial, dan persoalan politik serta budaya dalam satu moral yang dibuat rapi oleh pencipta.

Melalui karya sastra peserta didik akan mendapatkan informasi yang sudah tercantum dalam karya sastra itu sendiri. Terdapat banyak kandungan nilai dan informasi yang bermanfaat sebagai penunjang pembelajaran bagi peserta didik.

Dalam bidang sastra dan pendidikan terdapst komponen yang menyatu. Mengapa? Karena sesuai dengan pernyataan diatas yaitu dalam sebuah sastra terdapat banyak nilai yang terkait dalam pendidikan, dan terdapat ilmu yang tidak dikupas dalam pembelajaran namun, dikupas dalam sastra.

Menurut Mangunwijaya (1992:7) sastra berperan peting dalam dunia pendidikan dan kehidupan. Terkhusus dalam dunia pendidikan. Di dalam sastra terkandung nilai untuk dijadikan pedoman bagi peserta didik seperti pedoman berprilaku yang baik.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah sastra diantaranya, yaitu terdapat nilai sosial yang berisi nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Nilai religius yang berisi tentang keagamaan. Nilai psikologis yang berkaitan dengan nilai kejiwaan manusia. Nilai filosofis, yaitu nilai yang ada kaitannya dengan filsafat dalam kehidupan manusia. Nilai budaya yaitu yang berisi nilai berbagai macam kebudayaan manusia pada masanya.

Diungkapkan oleh Tarigan (1995:10) bahwa peran sastra diantaranya, yaitu guna membantu meningkatkan perkembangan bahasa, wawasan, kognitif, serta membantu perkembangan kepribadian dan sosial. Sastra membawa perubahan bagi peserta didik secara langsung maupun tidak langsung melaui karya sastra. Peserta didik diajak untuk mengikuti alur sebuah karya yang didalamnya terdapat kosa kata baru yang ditemui peserta didik sehingga dapat mempengaruhi perkembangan bahasa, serta perkembangan kognitif agar mau mencari tahu arti dari sebuah kata yang tercantum dalam karya sastra.

Di samping itu melalui membaca karya sastra peserta didik juga dilatih dalam proses perkembangan kognitif yaitu penalaran dari peserta didik melalui karya sastra. Sehingga anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam proses belajar. Selain proses menalar, peserta didik akan diajak untuk dibuat ingin tahu tentang kata asing yang terdapat dalam sebuah karya, secara tidak langsung hal ini membawa dampak positif yaitu meningkatkan rasa ingin tahu yang tinggi bagi peserta didik untuk menemukan makna baru dalam sebuah kata asing.

Karya sastra juga bisa digunakan melalui metode pemilihan bahan ajar, dan pengelolaan dalam proses pembelajaran. Pada saat pemilihan bahan ajar, guru atau pendidil memiliki peran sebagai petunjuk memberikan rekomendasi karya sastra yang memiliki kualitas, baik dalam dari segi ilmu yang dapat dijadikan pedoman dalam meniru hal baik maupun tata bahasa yang terdapat di dalam karya sastra.

Dalam proses pengelolaan proses pembelajaran melalui karya sastra memiliki arti yaitu melibatkan adanya sastra dan proses pembelajaran secara berlangsung. Hal ini dapat dijadikan sebagai kombinasi kedua komponen yang sama-sama memiliki peran penting dalam proses pembelajaran berlangsung.

Karya sastra memiliki berbagai jenis diantaranya seperti puisi, cerpen, drama, maupun novel yang memiliki kaitan erat dengan pendidikan dan kehidupan.

Karya tersebut dapat dijadikan media pembelajaran peserta didik sebagai media pembentukan karakter. Dengan media pembelajaran ini, peserta didik sangat diharapkan agar dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra tersebut untuk memperagakan sesuatu yang mirip dengan cerita dalam sebuah karya sastra.

Media pembelajaran ini juga untuk melatih peserta didik dalam mengembangkan imajinasi sehingga peserta didik bisa berinovasi mengekspresikan sebuah karya sastra. Peran guru dalam hal ini menjadi pembimbing untuk meningkatkan konteks produksi kualitas karakter yang lebih baik.

Selain memiliki fungsi sebagai mengembangkan imajinasi peserta didik, media pembelajaran ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan tingkat percaya diri peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuannya dalam mengembangkan kreativas melalui karya sastra.

Peserta didik juga akan diberi kebebasan dalam mengemukakan ide dalam proses pengembangan kreativas pembelajaran menggunakan karya sastra. Hal ini berguna sebagai wadah dalam masukan dan saran selama media pembelajaran dilaksanakan. Sehingga mereka mampu untuk berinteraksi dengan banyak orang tanpa merasa gugup, takut, dan cemas.

Perubahan ini akan dirasakan peserta didik dalam melakukan kegiatan interaksi sosial pada keramaian setelah peserta didik melakukan kegiatan media pembelajaran.


Disha Ocktaviana. Penulis adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta