Kilatnews.co – Permasalahan stunting di Kabupaten Gunungkidul masih menjadi pekerjaan rumah baik bagi pemerintah Kabupaten maupun pemerintah Kapanewon maupun kalurahan.
Sehingga penanganan dan penekanan angka stunting di Kabupaten berjuluk bumi handayani ini terus dilakukan oleh pemerintah bersama dengan para stackoldernya.
Seperti yang dilakukan pemerintah Kapanewon Karangmojo yang terus berupaya menekan angka stunting yang ada di wilayahnya.
Panewu Karangmojo, Kawit Raharjanta mengatakan berbagai upaya telah dilakukannya dari pendataan balita hingga memberikan asupan gizi kepada ibu hamil dan menyusui.
Tak sampai di situ, Kawit juga mengatakan telah melakuakan sosialisasi terkait dengan stunting dan bagaimana stritment dalam menekan angka stunting di wilayahnya.
“Untuk upaya menekan angka stunting di karangmojo ini kami memulai dari pendataan bumil, dan bersama dengan puskesmas dan pelayanan KB memberikan edukasi bagaimana menjaga dari janin hingga jabang bayi ini lahir dengan kondisi sehat,” kata Kawit kepada opinijogja.com Jumat, (3/11/2023).
Untuk kegiatan edukasi dan pemahaman dalam menurunkan stunting Kawit mengatakan tidak bisa di lakukan secara parsial atau separuh-separuh, penanganan stunting harus dilakukan secara menyeluruh.
“Kita liat dulu akar permasalahannya, stunting ini harus dilakukan dari sumbernya, sumbernya ini kan kompleks, bisa dari belum siapnya usia pernikahan atau pernikahan dini, sehingga kita mengajak kawan-kawan KUA atau puskemas untuk memberikan para generasi muda agar tidak menikah dini, jadi ngak bisa parsial atau sepotong-sepotong. kalo sudah hamil bagaiamana ya kita berikan edukasi kepada bumil untuk menjaga asupan gizi nya, karena kita harus tau makanan bergizi itu tidak harus mahal, sehingga janin yang akan menjadi bayi ini nantinya sudah terjaga sejak falam rahim ibu nya, saat lahir akan menjadi bayi tanpa resiko stunting tadi,” ungkap Kawit.
Lebih lanjut Kawit menambahkan sosialisasi dan edukasi lainya adalah dengan memanfaatkan safari shalat jumat, Kawit beranggapan permasalahan stunting ini tidak hanya di lakukan oleh para wanita atau ibu saja, namun juga para bapak harus juga mengerti bagaiamana dan di libatkan dalam melakukan penurunan stunting ini.
“lewat safari shalat jumat, kami Forkompinkap memberikan edukasi kepada para bapak, karena bagaimana pun para bapak ini tulang punggung atau nahkoda dalam rumah tangga jadi mereka harus juga di libatkan, apa lagi seorang ayah sebagai pencari nafkah, ini juga penting,” ujarnya.
Untuk kegiatan safari shalat Jumat dan upaya penurunan stunting ini Kawit
menargetkan 29 masjid yang ada di Kapanewon Karangmojo yang akan tersasar.
“Kami forkom sudah mengagendakan di 29 masjid yang ada di Kapanewon Karangmojo yang akan kami sasar program ini, untuk program ini kami akan memberikan bantuan kepada rumah tangga yang kedapatan memiliki anak dengan katagori stunting, dan data sudah kami miliki,” tutupnya.