Mahasiswa UB Ciptakan AUTOWASTER, Teknologi Pemilah Sampah Otomatis

autowaster teknologi pemilah sampah mahasiswa ub
Foto: Naufal Adi Ar-Raffi (2020) sebagai ketua, bersama empat anggota tim, yaitu Kristina Dea Ivanalie (2020), Vincent Vernando (2020), Azzahra Larasati K.A. (2020) dan Zahra Zafira (2019)

Mahasiswa UB Ciptakan AUTOWASTER, Teknologi Pemilah Sampah Otomatis

Oleh: Zahra Zafira

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat memicu peningkatan kuantitas sampah. Sampah merupakan permasalahan yang sangat kompleks untuk dihadapi, bahkan telah menjadi masalah baik di tingkat lokal, regional, hingga global. Permasalahan utama yang harus dihadapi saat ini, yaitu pengelolaan sampah yang benar dengan cara dipilah sesuai dengan jenisnya.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Indonesia, masih minim akan pengorganisasian sampah berdasarkan kategorinya, sehingga sampah di TPA mengalami penumpukan dan tercampur dengan berbagai jenis sampah. Penumpukan sampah ini secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat sekitar, pun tercemarnya lingkungan dan ekosistem yang ada.

Permasalahan sampah yang terus meningkat mengakibatkan penumpukan sampah, dan memberikan dampak pada kesehatan masyarakat. Karena kondisi pengelolaan lingkungan memburuk, ditambah dengan keadaan fasilitas pengelolaan sampah yang minim sehingga permasalahan sampah  menjadi sangat rumit untuk diatasi.

Oleh karena itu, lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) menciptakan sebuah teknologi Automatic Waste Segregator dengan Belt Conveyor Mechanism berbasis Arduino Uno atau disingkat AUTOWASTER

Kelima mahasiswa tersebut diantaranya adalah Naufal Adi Ar-Raffi (2020) sebagai ketua, bersama empat anggota tim, yaitu Kristina Dea Ivanalie (2020), Vincent Vernando (2020), Azzahra Larasati K.A. (2020) dan Zahra Zafira (2019) dibawah bimbingan dosen Bapak Aulia Nur Mustaqiman, STP, M.Sc.

AUTOWASTER merupakan teknologi pemilah sampah yang mampu secara otomatis mengklasifikasikan sampah berdasarkan jenisnya. Teknologi ini menggunakan mekanisme conveyor belt berbasis arduino uno yang dikombinasikan dengan tiga macam sensor, yaitu sensor kapasitif proximity, sensor induktif proximity, dan proximity switch E18-D50NK infrared untuk mendeteksi jenis sampah.

Sepasang plat besi pengarah yang dipasang di dekat bak sampah akan mengarahkan sampah yang telah terdeteksi sensor menuju bak sampah, sesuai dengan jenis sampah (organik, logam, dan anorganik). Selain itu bak sampah pada teknologi ini, dilengkapi dengan sensor ultrasonik dan buzzer yang akan menginformasikan kondisi bak sampah secara otomatis.

Dengan terciptanya teknologi AUTOWASTER ini, diharapkan masalah sampah yang selama ini menjadi permasalahan lokal dapat berkurang, serta terkelola dengan baik untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.

Teknologi terbaru ini juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), maupun tempat lain yang terjadi penumpukan sampah dan tidak terkelola dengan baik, serta menjadi pengetahuan bagi masyarakat yang masih minim  pengetahuan mengenai pentingnya mengelola sampah dengan baik dan benar.

“Saya bersama tim membuat teknologi AUTOWASTER dengan mekanisme conveyor belt dengan tujuan mempercepat proses pemilahan sampah dalam skala besar dan menghasilkan pemilahan sampah yang efektif, efisien, dan akurat,” jelas Naufal, Kamis (15/7).

Teknologi AUTOWASTER ini berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) tahun 2021.