Perkembangan Karya Sastra di Era Digital

Oleh : Setiaji Alfikal Mulki

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Perkembangan Karya Sastra di Era Digital

KilatNews.Co – Pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa beberapa pengaruh terhadap perkembangan karya sastra di Indonesia. Bahkan, perkembangan teknologi dan komunikasi ini juga berdampak positif bagi kehiduan masyarakat. Salah satunya, kemudahan dalam mengakses suatu informasi.

Seiring dengan kemajuan perkembangan teknologi dan komunikasi, tak ayal masyarakat menjadi ketergantungan terhadap sistem digital seperti handphone dan komputer. Memang era digital tidak hanya menawarkan peluang dan manfaat besar bagi publik dan kepentingan bisnis. Namun, teknologi komunikasi dari media elektronik pada awalnya yang masih menggunakan sistem analog, dan baru beralih ke sistem digital dengan ditandai hadirnya transformasi produk media seperti e-book, internet, koran digital, e-library, e-shop juga sudah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, kendati juga ada pula dampak negatifnya.

Sastra di Era Digital

Sastra di era digital adalah sastra yang media penyebarannya lewat via digital, sehingga dapat dinikmati secara digital pula. Menurut Dosen Kesastraan di Departemen Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia (FPBS UPI), Yostiani Noor Asmi Harini, S. S., M. Hum. Kemajuan sastra digital sangat bagus, karena sastra harus senafas dengan zaman agar tak lekang dimakan waktu. Saat sastra diterapkan dalam digital, ada sisi positif dan negatif budaya literasi di era digital terutama di negara Indonesia. Sekarang masyarakat bisa lebih mudah mengakses karya sastra untuk dikonsumsi maupun memproduksi karya sastra. Rintangannya, bom informasi dapat membuat masyarakat terdistraksi. Persoalan royalti bisa saja bermasalah. Menurutnya, minat membaca generasi milenial sekarang sangat meningkat, mereka sering kali membaca status misalnya, berita, dan informasi yang ingin mereka ketahui.

Baca Juga:

Sastra sebagai Alat Komunikasi Siswa Di Sekolah

Selain itu, kemajuan sastra digital dapat memperluas pengetahuan sastra bagi para pembaca dan lebih praktis. Para pembaca dapat dengan mudah mencari karya sastra di laptop atau gadget. Menurut Dosen Dr. Sumiyadi M. Hum berpandangan bahwa sastra di zaman kini banyak memanfaatkan media dan teknologi digital. Pada zaman kini tidak hanya dapat membaca kumpulan puisi, antologi cerpen, novel, atau naskah drama dalam wujud buku, tetapi juga dalam bentuk buku elektronik (e-book) atau format PDF yang dapat diunduh melalui internet. Media dan teknologi digital juga dapat memunculkan karya sastra yang unik, misalnya fiksi mini, haiku, dan sonian. Bererapa film juga ada yang bersumber dari media internet, misalnya film Cinta Tapi Beda bersumber dari beberapa catatan blog Dwitasari atau film Keluarga Tak Kasat Mata bersumber dari cerita bersambung di Kaskus, atau novel dan film Wedding Agreement bersumber dari cerita bersambung di Wattpad.

Budaya literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga akses informasi di berbagai media. Oleh karena itu, budaya literasi juga akan muncul ketika setiap individu menggunakan perangkat mereka untuk mencari majalah, artikel, informasi terbaru, dan ebook sebagai referensi mereka. Melalui penggunaan teknologi digital mampu mengembangkan aktivitas dan kreativitas para pembaca.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi tidak dibarengi dengan meningkatnya budaya literasi pada generasi milenial. Maka dari itu, era digital harus disikapi dengan bijaksana, agar bisa menguasai, dan mengembangkan peran teknologi sehingga peran era digital dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Baca Juga:

Tantangan Sastra Lisan Di Era Digital

Generasi milenial harus paham dengan manfaat positif era digital. Menumbuhkan minat generasi milenial dalam menulis karya sastra memerlukan perhatian pemerintah. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan karya sastra bisa menjadi salah satu penyebabnya. Budaya menulis karya sastra di lembaga pendidikan harus dikembangkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ketika siswa memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, siswa sudah terbiasa menulis karya sastra. Pihak sekolah juga bertanggung jawab untuk mengembangkan karya sastra, khususnya untuk meningkatkan keterampilan menulis karya sastra bagi para siswanya. Jika sekolah lebih kreatif untuk memanfaatkan bakat siswa dalam hal menulis karya sastra, maka perkembangan keterampilan menulis karya sastra siswa dapat diasah dengan baik.


Setiaji Alfikal Mulki. Penulis adalah Mahasiswa aktif program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tinjauan Pustaka

Wahyuni Dewi, 2020. “Meningkatkan Pembelajaran Sastra Melalui Perkembangan Era Digital”. Jurnal Edukasi Kultura : Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya.

Jateng daily, “Sastra di Era Digital”.

Starglammagz, “Bagaimana Geliat Sastra di Era Digital?”.

Reporter: KilatNews