Meneladani Rasulullah Dalam Berbisnis

Oleh : Cindy Permata Sari

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Meneladani Rasulullah Dalam Berbisnis

Kilatnews.co – Rasulullah SAW adalah qudwah hasanah bagi seluruh umat manusia. Beliau bukan hanya suri tauladan dalam sisi spiritual saja, namun juga merupakan suri tauladan dalam sisi mu’amalah dan tijarah.

Salah jika dikatakan Rasulullah tidak pandai berwirausaha. Hal itu bisa dilihatdari harta warisan yang beliau tinggalkan untuk keluarganya.

Rasulullah SAW adalah guru bagi para pebisnis yang hidup di zamannya, bahkan guru bagi pebisnis dizaman modern. Dalam menjalankan bisnisnya beliau memegang teguh prinsip dan menjalankan strategi  dagang dengan baik.

Baca Juga:

Menerapkan Manajemen Risiko Perbankan Syariah yang Efektif

Berbicara tentang bisnis, ada satu pertanyaan yang selalu menyergap kita, yakni apa modal utama yang harus dimiliki oleh seseorang untuk memulai berwirausaha? Jika kalian menjawab Uang, mungkin benar. Eits.. tapi tunggu dulu..

Para pebisnis pemula dapat menerapkan bisnis ala Rasulullah SAW, yang tidak menjadi Number One Capital melainkan modal awalnya adalah Kepercayaan (trust) dan kompetensi.

Dalam bisnis ala Rasulullah modal kepercayaan ini meliputi kejujuran, amanah, dan tangung jawab. Sedangkan dalam kompetensi meliputi profesionalisme, skill, dan penguasaan terhadap aspek teknis.

Baca Juga:

10 Macam Risiko dan Strategi Bank Syariah Agar Tidak Terpuruk Di Masa Pandemi

Pedagang yang Jujur

Rasulullah SAW adalah pedagang yang jujur dan adil serta dapat dipercaya dalam membuat perjanjian bisnis. Tak salah kalau beliau sukses dalam usahanya. Kejujuran dan keterbukaan Rasulullah SAW dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan bagi generasi selanjutnya.

Saat menjalankan bisnis, beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan. Sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh, apalagi kecewa.

Rasulullah SAW merupakan teladan sempurna dalam hal kejujuran dan amanah. Jujur dan amanah sudah menjadi praktik kebiasaan beliau dalam berbisnin dan kehidupannya sehari-hari.

Setiap usaha bisnis yang ingin coba kita lakukan pasti memiliki tujuan. Salah satunya adalah untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan tersebut terkadang membuat orang lupa diri sehingga mendorong mereka untuk melakukan praktik bisnis yang tidak baik seperti penipuan dan kecurangan.

Baca Juga:

Pentingya Menajamen Risiko Pembiayaan di Perbankan

Allah memerintahkan kepada para pebisnis untuk tetap konsisten terhadap berbuat jujur dan amanah. Tidak menghalalkan segala cara dalam mencari keuntungan. Kejujuran dan amanah merupakan kunci sukses seorang pengusaha sekaligus tiket menuju surga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”

Hadist ini menunjukkan besarnya keutamaan seorang pedagang yang memiliki sifat-sifat jujur dan amanah. Karena dia akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat.

Subhanallah, begitu besarnya ganjaran yang akan diperoleh bagi para pebisinis yang memiliki sifat jujur dan amanah. Selain meiliki sifat jujur, amanah dan bertanggung jawab seorang enterpreneur harus memiliki pengetahuan tentang hukum jual beli juga lho…

Pentingya Pengetahuan Hukum Jual-Beli

Pengetahuan mengenai hukum jual beli dalam Islam merupakan perkara yang sangat penting. Pasalnya, dengan mengetahui hukum jual beli maka segalanya akan menjadi jelas. Berbekal ilmu dan pengetahuan hukum jual beli itu para paku bisnins bisa membedakan, mana bisnis yang halal dan mana bisnis yang haram.

Baca Juga:

Apakah Negara Tidak Mempunyai Cadangan Mata Uang? Cadangan Emas Hanya 10% di Akhir Zaman!

Para pelaku bisnis juga akan lebih berhati-hati dengan wilayah yang syubhat (samar), karena ia lebih dekat kepada yang haram dari pada yang halal. Sebagaimana sabada Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh ibnu Mas’ud ra,

Sesungguhnya kami meninggalkan sembilan persepuluh perkara halal, karena khawatir termasuk riba“.

Selain memiliki pengetahuan tentang hukum jual beli. Seseorang yang ingin sukses dalam berbisnis hendaknya menguasai benar bidang bisnisnya. Sebagai seorang pedagang, Rasulullah SAW telah mempelajari ihwal dagang keluarganya. Saat berusia 12 tahun, Rasulullah telah dibawa pamannya ke negeri Syam (suriah) untuk berdagang. Tak heran, di usianya yang masih belia, beliau sudah dikenal segagai pedagang yang sukses. 

Oleh karena itu, jalan kewirausahaan dapat menjadi satu faktor untuk membangkitkan ekonomi Islam. Nah, hal ini dapat dilakukan dengan mendorong umat menjadi pengusaha muslim yang sukses baik di dunia dan akhirat. Bangsa ini, khususnya umat islam butuh banyak enterpreneur untuk maju dan mandiri. Tentunya, untuk dapat menjadi  entrepreneur yang sukses, maka bisnis ala Rasulullah SAW dapat dijadikan tuntunan.

Reporter: KilatNews