Kilatnews.co Kisah romansa antara Laila dan Majnun Qais telah menjadi sangat terkenal. Padahal, kisah ini sebenarnya hanya hasil imajinasi yang tertuang dalam tulisan oleh Nizhami. Meskipun demikian, banyak orang yang tetap meyakini bahwa kisah cinta ini sungguh terjadi.

Kisah romansa Laila dan Majnun Qois ini mengisahkan tentang tokoh bernama Qais yang mengalami obsesi yang mendalam terhadap Laila. Meskipun perasaannya yang begitu besar, cintanya tidak membuahkan hasil berupa pernikahan, karena Laila malah dijodohkan dengan pria lain.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Surat Cinta dan Kisah Romansa Laila dan Majnun Qois

Kisah romansa Laila dan Majnun Qois bisa dilihat dari syair yang ditulis Qois untuk Layla, bahkan ia mengirimkan surat-surat untuk Laila melalui kafilah yang lewat.

Sebelumnya, Laila juga telah mengirimkan surat kepada Qais, dan berikut adalah salah satu kutipan dari surat Laila kepada Qais.

“Kasihku! Kirimkan aku sehelai rambutmu- itu akan berarti segalanya bagiku. Kirimkan aku salah satu duri-duri yang terletak di jalanmu, aku akan memeliharanya hingga ia akan berkembang menjadi sebuah kebun mawar! Karena kemana pun engkau melangkah, padang pasir akan berubah menjadi taman bunga: kau adalah Khizr-ku, utusan untukku dari Tuhan, air kehidupan abadiku! Aku adalah rembulan dan kau adalah matahariku yang memberiku cahaya dari kejauhan. Maafkan aku karena lintasan orbitku berbeda dengan lintasan orbitmu, sehingga membuatku jauh darimu selalu.”

Dengan mata berkaca-kaca, Qais membaca isinya. Ia terharu. Cinta mendalamnya terhadap Laila membuat hatinya berbunga-bunga. Seperti surat itu menjadi sumber kesembuhan sesaat bagi rasa kegilaannya.

Setelahnya, Qais merespons surat yang dikirim oleh Laila. Berikut sebagian dari balasannya.

”Kau adalah penyembuh bagi semua yang salah pada diriku, namun pada saat yang sama kau adalah penyakitku! Kau adalah anggur dalam cawanku, namun tidak menjadi milikku. Kau adalah mahkota yang telah dibuat untukku, namun yang menghiasi kepala orang lain. Memang, kau adalah hartaku, namun kau ada di tangan orang asing, untuk dia nikmati: aku tidak lain dari seorang pengemis malang yang dipatuk oleh ular yang menjagamu”

“Kau adalah surga, aku yakin itu. Namun aku tidak dapat menemukan kunci untuk membuka gerbangnya! Kau adalah milikku, namun bukan milikku: Kau adalah langit, namun begitu jauh hingga bisa jadi kau adalah neraka beserta seluruh siksaannya! Pohon kehidupanku tumbuh dalam hutan jiwamu dan merupakan milikmu: tebanglah pohon itu maka sebuah bagian dari dirimu akan jatuh dan mati. Aku adalah tanah di bawah kakimu: jika kau melangkah dengan lembut, aku akan menjadi humus di musim semi yang indah yang menumbuhkan bunga-bunga yang tidak ada habis-habisnya untuk kesenanganmu. Jika kau menginjakku dengan keras, aku akan menjadi awan debu yang berputar, yang membungkus dan mencekikmu”.

Itulah kisah romansa Laila dan Majnun Qois yang sangat menginspirasi. Semoga artikel ini bermanfaat.

Reporter: KilatNews