Arab Saudi Dibantai Polandia, Fans Messi Teriak Senang
Kilatnews.co – Piala dunia memang unpredictable. Setelah mengalahkan Argentina di laga perdana, Arab Saudi kalah dari Polandia 0-2. Sebenarnya, di atas kertas Polandia memang lebih diunggulkan. Para petaruh pun banyak yang memegang Polandia. Bagaimana tidak? Dari sejarah piala dunia, Polandia dikenal memiliki beberapa pemain legend, seperti: Lato, Boniek, Dudek dan era sekarang tentu saja Robert Lewandowski.
Kerap disebut sebagai kuda hitam, Polandia sudah jauh lebih lama malang melintang di Piala Dunia. Bertemu dengan Arab Saudi yang bisa dianggap sebagai tim kecil, Polandia justru tampil dibawah tekanan lawannya. Penguasaan bola jauh dikuasai Arab (65%). Tendangan percobaan pun terlihat jomplang, 15 berbanding 9. Shoot on coal Polandia hanya 3 sementara Arab 5.
Namun inilah bola, inilah piala dunia, Arab Saudi dibantai Polandia. Tidak semua tim yang menguasai permainan dapat menang. Lihatlah Argentina dan Jerman. Dilaga pertamanya, betapa sangat superior melihat statistik. Namun lawan mereka lebih efektif. Terjadi kini pada Polandia. Dari 3 bola tepat sasaran, 2 diantaranya dapat dikonversikan dalam gol (salah satunya oleh Lewandowski, yang dilaga awal melawan Mexico gagal penalti).
Mungkin Jerman dan Argentina harus belajar kepada Polandia bagaimana menghadapi tim kecil seperti Arab Saudi. Tidak perlu tampil mentereng banyak menguasai bola, banyak menyerang dan banyak percobaan tembakan ke gawang, tapi tidak satupun penyelesaian yang menghasilkan gol. Sebagai tim yang dianggap lemah, bisa saja Arab Saudi menerapkan strategi “parkir bis” di daerah pertahanannya.
Hingga pemain sekelas Di Maria, Martinez, bahkan tingkat dewa sekalipun, Lionel Messi, akan kesulitan membobol pertahanan Arab yang rapat berlapis. Untuk itu dibutuhkan kesabaran bagaimana memancing lawan membuka pertahanan rapatnya.
Berlakulah seperti Muhammad Ali yang pura-pura sempoyongan menerima jajaran lawan, hingga lawan lemas baru dihajar balik. Begitu yang diterapkan Polandia.
Mereka tidak terlalu berusaha merebut dan menguasai bola terlalu lama. Pancing agar pemain Arab meninggalkan daerah pertahanannya, jika perlu biarkan mereka menyerang hingga kelelahan. Setelah Polandia berhasil mencuri gol di menit 39 melalui Zielinski, maka di menit pertambahan waktu (injury time), Lewandowski berhasil mengunci kemenangan dengan satu tambahan gol. The Arabian pun takluk 0-2.
Tentu tidak ada penyesalan dari pemain Arab, toh mereka sudah membuktikan mereka menang secara statistik. Mereka sudah mati-matian berusaha, seperti juga yang dikatakan Messi saat menghadapi mereka. Namun bola itu bundar. Siapa yang pernah tahu? Bahkan, sekali lagi, Messi saja geleng-geleng kepala mengapa Argentina bisa kalah menghadapi tim kecil perwakilan Asia itu. Sulit ditebak.
Jadi, sebenarnya bukan Arab Saudi yang sangat hebat, melainkan Argentina yang teledor, mungkin juga terlalu menganggap remeh lawannya, atau juga unlucky. Jangan salahkan tim Arab, suporter mereka bahkan pemerintahan mereka jika mereka berpesta pora hanya karena bisa mengalahkan salah satu tim terkuat dan kandidat juara. Jangan pula sedih jika banyak kemudian yang meledek Messi tidak ada apa-apanya.
Atau ada yang menyebut Messi tidak bermain, dan sebagainya. Faktanya memang Messi tidak bisa hanya bermain sendiri, dia butuh kekompakan dan kerjasama tim. Mungkin saja, seperti saya bilang, Arab Saudi sudah tidak butuh apa-apa lagi, karena yang terpenting bisa mengalahkan Argentina sebagai capaian yang sempurna. Mungkin nilainya sama dengan menjuarai piala Asia, mungkin lebih. Fans Messi, berterimakasih lah kepada Polandia.