Latih Dong Mahasiswa Menulis, Bukan Multiple Choice

Latih Dong Mahasiswa Menulis
Ilustrasi: ©pixabay.com

Latih Dong Mahasiswa Menulis, Bukan Multiple Choice

Oleh: Agung Wibawanto


KilatNews.Co Salah satu alasan mengapa budaya menulis bagi mahasiswa dianggap masih lemah, karena soal-soal ujian umumnya menjawab hafalan, dan bukan menjawab persoalan. Contoh menjawab soal, apa yang dimaksud dengan straight news dan deep news? Dan, apa pula yang disebut jenis tulisan feature, atau apa bedanya antara penulisan berita dengan opini?

Setiap mahasiswa yang jago dalam hal mengingat, mungkin bisa menjawab soal (bahkan persis hingga titik komanya), namun belum tentu bisa mempraktikkannya untuk menulis. Sebaliknya ada yang bisa menulis dengan membedakan antara stright news dengan deep news, namun ia tidak hafal jika ditanya definisinya. Mana yang lebih baik?

Baca Juga: Perbedaan Berita Kejadian dengan Berita Cerita

Baca Juga: Cara Membangun Ide Gagasan Dalam Menulis

Coba perhatikan soal berikut (bandingkan): “Buatlah tulisan pemberitaan terhadap sebuah peristiwa (kejadian) dengan model stright news dan deep news“, Atau, “Tulislah sebuah berita dan sebuah opini dengan isu ataupun sebuah peristiwa yang sama”. Dari jawaban berupa tulisan tersebut sesungguhnya bisa diketahui apakah mahasiswa tersebut dapat membedakan atau tidak.

Begitupun untuk mata kuliah yang lain, sesungguhnya dapat dimintakan agar mahasiswa menjawab soal-soal dengan lebih mengandalkan daya pikirnya, bukan daya hafalnya. Kampus atau pun dosen sudah semestinya turut mendorong dan membuka setiap peluang mahasiswa untuk menulis pemikirannya, tidak semata teks book. Saat ide ini disampaikan kepada seorang dosen, malah berpandangan sebaliknya.

“Banyak makan waktu dalam memeriksa hasil ujian seperti itu…”–Menyita waktu atau malas? Saya balik bertanya. Bukan hal yang aneh jika banyak guru/dosen yang malas memeriksa hasil ujian. Tentu lebih mudah membuat soal ujian ketimbang memeriksanya, apalagi harus membaca tulisan berlembar-lembar. Makanya tugas memeriksa hasil ujian banyak dilimpahkan kepada asisten dosen.

Baca Juga: Tentang Sudut Pandang (Angel)

Baca Juga: Dibayar Pakai Dolar! Inilah 3 Platform Menulis Novel Digital yang Bisa Dijadikan Sumber Penghasilan

Menilai hasil ujian dalam bentuk essay bisa cenderung subyektif, itu diakui, dibanding dengan ujian model hafalan ataupun “jawaban yang pasti” (multiple choice). Namun jika dosen bersungguh-sungguh, maka akan ditemukan/dihasilkan mahasiswa yang tidak sekadar mengerti, tapi juga paham dan tahu (bisa mempraktikkan). Itu yang disebut dengan kualitas, bukan kuantitas kemampuan.

Saya bisa mengerti semua ini, karena terlalu sering menerima, melihat dan membaca kiriman tulisan dari mahasiswa (baik itu yang tugas kuliah ataupun tidak). Bagaimana mereka bisa menulis dan berharap dimuat, jika mereka tidak pernah mau membaca ataupun mengenali medianya? Sebagai misal, beberapa mereka inginnya menulis opini atau menulis dibayar.

Contohnya tulisan tentang gaya hidup (life style) termasuk tips menjaga kesehatan. Mereka lebih banyak menjelaskan teori, menyampaikan laporan (report), dan bahkan ada yang cenderung promosi (wisata di daerah). Untuk tulisan berjenis opini, mungkin sah-sah saja, namun untuk menjadi opini yang baik dan kemudian dimuat, belum tentu.

Baca Juga: Teknik Wawancara yang Perlu Diketahui Para Host

Baca Juga: Dua Kekhilafan yang Seyogianya Dihindari oleh Akademisi Saat Menulis untuk Media Massa

Menulis opini lebih kepada membahas kasus (terutama yang aktual dan faktual) dengan mengembangkan asumsi dasar yang dimiliki penulis. Sementara pemilihan topik-topik seperti yang dicontohkan akan lebih cocok dijadikan berita. Sebaliknya, ada pula yang ingin menulis berita tapi malah lebih banyak asumsi dan opininya. Hal ini yang perlu dipahami dan dibiasakan menulis bagi mahasiswa.

Latih saja terus menulis dengan membedakan antara menulis opini atau menulis berita. Lihat di tulisan/artikel saya sebelum-sebelumnya terkait perbedaan penulisan keduanya. Jika sudah memahami dan juga mulai menuliskannya secara intens, maka akan terbiasa dan semakin hafal dengan beragam jenis tulisan yang bisa dibuat. Saya jamin menyenangkan dan bisa ketagihan, jika tidak percaya ya coba saja.