Periodisasi Sastra Sunda

Oleh : Elva Marliah

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Periodisasi Sastra Sunda

KilatNews.Co – Budaya sunda dikenal sebagai budaya yang menjunjunng tinggi sopan dan santun. Karakteristik dan kepribadian masyarakat sunda juga dikenal sebagai masyarakat yang ramah-tamah, murah senyum, lemah dan lembut, periang, serta sangat hormat kepada orang tua. Suku sunda juga memiliki beragam budaya, seperti etos budaya sunda dan kesenian budaya sunda. Ternyata masyarakat sunda juga memiliki kekayaan budaya dalam bentuk karya sastra. Kebudayaan sunda yang berkenaan dengan kesusastraan ini telah ditemukan sejak abad ke-14.

Sastra dan budaya memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Sastra dan kebudayaan memperoleh tempat khusus, dengan pertimbangan terjadinya antara hubungan yang erat di antara keduanya. Sastra adalah bagian integral suatu masyarakat tertentu, sedangkan masyarakat itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan yang lebih luas.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sastra diartikan sebagai bahasa, kata-kata, dan gaya bahasa. Menurut Teeuw (1988: 23), sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan intruksi. Menurut Marvin Harris (1999: 19), kebudayaan yaitu seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, yang diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku. Budaya sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat sunda. Sastra sunda yaitu karya kesusastraan dalam bahasa sunda atau dari Kawasan hukum budaya istiadat suku bangsa sunda atau dimana mereka memberikan pengaruh besar.

Baca Juga :

Sastra Memberi Kehidupan  

Berkenaan dengan perkembangan, banyak kritikus sastra sunda yang kemudian mengelompokkan masa berkembangnya sastra sunda kedalam tiga periode, seperti yang telah dikemukakan oleh Rosidi yaitu sastra sunda Jaman Buhun ‘Lama-Kuno’, sastra sunda Jaman Kamari ‘Kemarin-Pertengahan’ dan sastra sunda Jaman Kiwari ‘Baru-Modern’.

Sastra sunda Jaman Buhun ‘Lama-Kuno

Pada periode sastra lama atau kuno terdapat beberapa karya sastra sunda, yaitu carita pantun, dongeng, mantra, dan sisindiran.

  • Carita pantun

Dikutip dari basasunda.com, carita pantun/cerita pantun adalah cerita sunda buhun yang biasanya dibawakan dengan diiringi alat musik, seperti kecapi. Pengaturan tempat dan waktu carita pantun biasanya dikisahkan pada jaman kerajaan sunda yang hidup dari abad ke-13 hingga abad ke-16. Cerita pantun biasanya menceritakan Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Galuh (kerajaan sunda) pada masa lalu. Jika ceritanya sudah tamat, cerita pantun ditutup dengan rajah, yang biasa disebut dengan rajah pamunah atau rajah penutup.

Carita pantun yang cukup terkenal diantaranya yaitu: Lutung Kasarung, Ciung Wanara, Mundinglaya di Kusumah, Badak Pamalang, dan Nyai Sumur Bandung.

  • Dongeng

Seperti halnya dengan daerah lain, di daerah sunda ada bentuk karya sastra yang disebut dengan dongeng. Dikutip dari m.merdeka.com, secara umum, pengertian dongeng dapat diartikan sebagai suatu karya sastra lama yang berisi cerita luar biasa. Dongeng adalah cerita tradisional yang diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi di mana tujuannya untuk menghibur dan mengajarkan nilai-nilai moral. Dilihat dari bentuknya, dongeng termasuk jenis karya sastra prosa (ugeran) walaupun ada kalanya dongeng juga mengandung bentuk karya sastra puisi, yang biasa disebut kawih.

Dongeng yang cukup terkenal diantaranya yaitu: dongeng Sasakala Gunung Tangkuban Parahu dan dongeng Si Kaabayan.

  • Mantra

Dikutip dari budaya-indonesia.org, mantra adalah salah satu jenis karya sastra puisi kuno yang dianggap mempunyai kekuatan ghaib/magis. Orang-orang dulu memakai mantra ini dan mempercayainya sebagai alat untuk menyembuhkan dari penyakit, menjauhkan dari kesialan, mendapat kekuatan, sampai mencari jodoh.

Mantra juga terbagi menjadi beberapa jenis mantra yang diantaranya yaitu:

  • Jangjawokan, mantra ini biasa dipakai untuk memulai suatu kegiatan/pekerjaan, biasanya diucapkan dalam hati,
  • Asihan, mantra asihan biasanya disebut dengan kata pellet, mantra ini dimaksudkan untuk membuat orang yang kita kenal menjadi menyukai orang yang menggunakan mantra ini,
  • Ajian, mantra ini digunakan untuk mendapatkan kekuatan kekebalan, keberanian, awet muda, dan sebagainya,
  • Singlar, mantra ini bertujuan untuk mengusir atau menghilangkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti sakit, kesialan, bahkan bisa dipakai untuk mengusir makhluk halus,
  • Jampe, mantra ini biasa digunakan untuk mengobati atau menghilangkan suatu penyakit, kesakitan, dan sifat-sifat negative manusia,
  • Rajah, mantra ini dibacakan untuk keselamatan dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Berikut adalah salah satu contoh bacaan mantra dari mantra jangkawon yang dibaca sebelum mandi yang fungsinya untuk meminta keselamatan, maksud dan tujuan:

Cahaya mamandi cahya

Ya iku anganggo cahyaning macan

Gebong

Maka wulung ati

Digugul sia bagulong-gulong

Beunang gulungan pantang sia

Bagolong

Tek anceup tek sieup ka awaking

  • Sisindiran

Dikutip dari kamus-sunda.com, sisindiran adalah sebuah karya sastra yang dimuat dalam bahasa sunda, dalam sisindiran sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya ada yang memberikan nasihat dan ada juga yang hanya sekedar pribahasa. Namun meski begitu dalam penerapannya, sisindiran sunda sudah jarang dipelajari khususnya untuk generasi pada masa kini, mungkin saja hanya beberapa orang yang mengetahui dan mempelajarinya.

Baca Juga: 

Peran Serta Guru, Media Massa, dan Sastra

Sisindiran bahasa sunda ini terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya yaitu:

  • Paparikan, adalah sebuah karya sastra sunda yang dimana memiliki arti kata parek yang dalam bahasa sunda artinya adalah deukeut atau dekat,
  • Rarakitan, adalah sebuah karya sastra yang dibangun dengan mengedepankan isi luar dan isi dari dalam arti makna tersebut,
  • Wawangsalan, adalah sebuah karya sastra sunda yang dimana kalimatnya merupakan sebuah bangun teka teki yang memang harus dipecahkan oleh pembaca atau sastrawannya.

Berikut adalah salah satu contoh kalimat dari sisindiran paparikan:

boboko ragrag di imah,

ninggang kana pileuiteun

mun bogoh montong ka semah

ari anggang sok leungiteun

Sastra sunda Jaman Kamari ‘Kemarin -Pertengahan

Pada periode sastra kemarin atau pertengahan terdapat beberapa karya sastra sunda yang diantaranya yaitu wawacan.

  • Wawacan

Dikutip dari basasunda.com, wawacan sendiri berasal dari kata “waca” yang mengandung arti “membaca atau dibaca. Wawacan dalam bahasa sunda merupakan karya sastra sampiran yang bagiannya mengikuti pola patokan pupuh. Wawacan merupakan bentuk puisi yang terikat oleh aturan, dan aturan ini adalah pupuh. Ada 17 aturan pupuh yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Sekar Ageung dan Sekar Alit. Dalam aturan pupuh Sekar Ageung ada 4 rupa patokan pupuh, sedangkan dalam Sekar Alit ada 13 rupa patokan pupuh.

Berikut adalah salah satu contoh dari wawacan Panji Wulung yang sangat terkenal. Saking terkenalnya, banyak petikan dari wawacan ini yang digunakan oleh para guru untuk mengajarkan pupuh di sekolah. Salah satu di antaranya bait yang menceritakan Panji Wulung bertemu pemimpin begal yang Bernama Jayapati dalam pupuh Pangkur, yang lengkapnya berbunyi:

seja nyaba ngalala,

ngitung lembur ngajajah,

milangan kori,

henteu puguh nu dijugjug,

balik paman sadaya,

nu ti mana tiluan semu rarusuh,

lurah begal ngawalonan,

aing ngaran Jayapati”

Sastra sunda Jaman Kiwari ‘Baru-Modern

Pada periode sastra baru atau modern terdapat beberapa karya sastra sunda yaitu carita pondok dan sajak.

  • Carpon/Carita Pondok

Dikutip dari sundapedia.com, Carpon merupakan singkatan dari carita pondok. Asalnya dari bahasa inggris yaitu short story. Carpon merupakan karya sastra yang menggambarkan kehidupan, masalah sosial, dan cita-cita orang Sunda. Dalam bahasa Indonesia disebut cerita pendek atau disingkat dengan cerpen. Disebut pendek karena ceritanya terbilang sedikit.

Ada yang mengatakan panjangnya antara 5.000 sampai 10.000 kata. Ada juga yang mengatakan ceritanya dapat selesai dibaca dalam hitungan menit dan selesai dalam sekali duduk. Dalam carita pondok banyak pelajaran yang bisa dipetik. Tulisannya berbentyk prosa, agar lebih menarik biasa ditambah dialog dan gaya bahasa. Banyak buku-buku carita pondok yang telah diterbitkan, di antaranya:

  • Carita Biasa karangan RAF (1959),
  • Papacangan karangan Rusman Sutiasumarga (1960),
  • Hujan Munggaran karangan Ayat Rohaedi (1960),
  • Neangan karangan Caraka (1962),
  • Di Luhureun Jukut Reumis karangan Yus Rusyana (1965).
  • Sajak

Dulu sajak disebut dengan puisi bebas, karena sajak memang karya sastra yang ditulis dalam bentuk puisi (bait dan baris), yang tidak memiliki kaidah jumlah bait, baris serta persamaan bunyi. Sajak adalah puisi yang ditulis secara bebas. Dikutip dari langkahilmu.com, puisi merupakan sebuah karya sastra tertulis yang dimana isinya ialah tuangan dari perasaan seorang penyair. Serta menggunakan bahasa yang bermakna semantis dan juga mengandung irama, rima, dan ritma dalam rangkaian larik dan baitnya. Adapun contoh dari puisinya yaitu berjudul Lalaki di Tegal Pati (1962) karya Sayudi.


Elva Marliah. Penulis adalah Mahasiswi Aktif Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Tinjauan Pustaka:

Kustyarini. Sastra dan Budaya. Volume 16, Nomor 2. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/235006-sastra-dan-budaya-9f18ccea.pdf&ved=2ahUKEwjMm9OXrc7zAhWf4nMBHdrpCdcQFnoECF0QAQ&usg=AOvVaw2M37-FNT5aisgv1jTZybbQ diakses pada 05 Oktober 2021.

Retty Isnendes. 2013. Masyarakat Sunda dalam Sastra: Komparasi Moralitas dan Kepribadian. LOKABASA, Vol. 4, No. 1. https://www.researchgate.net/publication/331835354_MASYARAKAT_SUNDA_DALAM_SASTRA_KOMPARASI_MORALITAS_DAN_KEPRIBADIAN diakses pada 08 Oktober 2021.

Sastra Sunda. http://p2k.um-surabaya.ac.id/id3/3045-2942/Sastra-Sunda_25886_mm-unkris_p2k-um-surabaya.html diakses pada 09 Oktober 2021.

BasaSunda.com. Pengertian Carita Pantun dalam Bahasa Indonesia. https://basasunda.com/pengertian-carita-pantun-sunda-bahasa/ diakses pada 12 Oktober 2021.

merdeka.com. Pengertian Dongeng Adalah Suatu Karya Sastra Lama Penuh Khayalan, Ketahui Cirinya. https://m.merdeka.com/jatim/pengertian-dongeng-adalah-suatu-karya-sastra-lama-penuh-khayalan-ketahui-cirinya-kln.html diakses pada 12 Oktober 2021.

budaya-indonesia.org. Mantra Sunda. https://budaya-indonesia.org/Mantra-Sunda diakses pada 13 Oktober 2021.

 kamus-sunda.com. Jenis Sisindiran Bahasa Sunda. http://kamus-sunda.com/blog/2015/05/jenis-sisindiran-bahasa-sunda/ diakses pada 13 Oktober 2021.

basasunda.com. Contoh Wawacan Bahasa Sunda dan Unsur Instrinsik Panji Wulung. https://basasunda.com/contoh-wawaran-bahasa-sunda-dan-wawacan-panji-wulung/ diakses pada 13 Oktober 2021.

sundapedia.com. Materi Carpon atau Carita Pondok Lengkap dengan Contohnya. https://www.sundapedia.com/materi-carpon-atau-carita-pondok-lengkap-dengan-contohnya/ diakses pada 13 Oktober 2021.

Reporter: KilatNews

Tag