Kilatnews.co – Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta menggelar prosesi wisuda ke-15 sekaligus merayakan hari ulang tahun bagi mahasiswa S1 tahun akademik 2022/2023, di gedung komplek perkantoran Pemda Kabupaten Bantul, pada Sabtu, (16/9/2023).
Prosesi wisuda IIQ An Nur kali ini diikuti sebanyak 164 wisudawan dari 3 fakultas, dan di antaranya terdapat 20 Hafiz/zah.
Acara wisuda tahun ini dihadiri oleh para anggota keluarga Yayasan Al-Ma’had An Nur, seperti Ketua Yayasan KH. Yasin Nawawi, serta para Kiai dan Bunyai pengasuh pesantren An Nur. Turut hadir juga Bupati Bantul, Sekretaris Kopertais Wilayah III Yogyakarta Dr. Muh Soehada’, Ketua Senat Drs. KH. Heri Kuswanto, M.Si, Kapolres dan Dandim Kabupaten Bantul, pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Islam Swasta, ketua dewan penyantun Multi Sera Group Indonesia, perwakilan beberapa kampus di Yogyakarta, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Pada tahun ini, sekitar 63 wisudawan meraih predikat Cumlaude. Annisa Nur Fitriana menjadi wisudawan terbaik dan tercepat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan IPK 3.78 dalam masa studi 3 tahun 8 bulan 27 hari. Durrotul Iqomatin Ni’mah dan Khamidatus Sa’adah menjadi wisudawan terbaik dan tercepat di Fakultas Terbiyah dengan IPK 3.68 dan 3 tahun 7 bulan 22 hari, masing-masing. Sementara itu, Yusuf Nur Mahfudz Okta Saputra dan Nurul Juliana Marpaung menjadi wisudawan terbaik dan tercepat di Fakultas Ushuluddin dengan IPK 3.67 dan masa studi 3 tahun 8 bulan 16 hari. Selain itu, IIQ An Nur juga mewisuda 20 Wisudawan yang merupakan hafidz/hafidzah 30 juz sebagai kampus berbasis Al-Qur’an.
Dalam sambutannya, Rektor IIQ An Nur Dr. Ahmad Sihabul Millah M.A. menyampaikan bahwa saat ini adalah era Vuca, di mana perubahan dunia terjadi dengan cepat dan sulit untuk dikendalikan. Teknologi informasi yang massif telah mengubah dinamika dunia, memunculkan “ahli agama” tiba-tiba melalui media sosial.
“Maka dari itu, hal itu menjadi tantangan besar bagi para sarjana kita. Solusinya, kita harus menjadi karakter sarjana Rofa’ (dalam kaidah ilmu Nahwu). Maka ada empat hal yang harus diperhatikan, yakni karakter Dhommah (suka berjamaah, berkolaborasi), karakter Wawu (ketawadhu’an), karakter Alif (konsistensi, keistiqomahan), dan karakter Nun (moderat, washatiyah),” tambahnya.
Bupati Bantul yang diwakili oleh Drs. Didik Warsito memberikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika IIQ An Nur atas kontribusi mereka dalam membimbing mahasiswa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Undang-Undang. Ia mengingatkan bahwa hari ini bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari dunia yang semakin kompleks.
“Tetapi saya yakin bahwa ilmu yang diperoleh dari IIQ An Nur ini dapat menjadi bekal yang kuat, karena di IIQ ini mahasiswa tidak hanya diajarkan kecerdasan intelektual saja, namun juga telah diasah kecerdasan spiritual, sosial, dan emosional. Maka dari itu, kalian adalah aset Kabupaten Bantul dan Indonesia,” imbuhnya.
Ketua Yayasan Al Ma’had An Nur Yogyakarta KH. Yasin Nawawi menyampaikan pesan kepada mahasiswa bahwa mereka adalah saksi hidup dalam kesuksesan Yayasan dalam mengelola perguruan tinggi. Mahasiswa tidak hanya sekedar sarjana, tetapi ada beban predikat gelar lainnya, yakni mahasantri, mahasiswa yang santri dan santri yang sarjana.
“Dua gelar ini akan kalian pikul menjadi simbol mahasiwa yang keren. Tapi ingat, di pundak kalian ada sesuatu yang berat, yakni misi luhur nubuwah yang harus dilaksanakan, agar kalian berguna bagi masyarakat, nusa, dan bangsa. Khoirunnaas anfaukum linnaas,” tutur beliau.
Sambutan terakhir dari Sekretaris Kopertais III Yogyakarta Dr. Muh Soehada. Beliau menjelaskan bahwa konsep sarjana profetik dari IIQ sangat menarik untuk diimplementasikan, karena mencakup humanisasi (dadi wong), liberasi (ngewongke wong liyo), dan transendensi (ngawulo marang Gusti Allah).
“Semoga ketiga hal dalam sarjana profetik IIQ dapat tercapai oleh para alumni. Semoga kalian mendapat ridha Allah dan menjadi orang yang bermanfaat bagi umat, bagi agama, dan seluruh alam semesta,” harapannya.
Acara wisuda IIQ An Nur diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh KH Mu’thi Nawawi dan diikuti oleh foto bersama serta ramah tamah dengan para tamu undangan.