KilatNews.co – Saat ini banyak sekali limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Berbagai limbah tersebut telah menjadi masalah tersendiri bagi lingkungan jika tidak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Salah satu usaha pemanfaatan limbah lingkungan dapat dilakukan dengan pembuatan pelet biomassa sebagai bahan bakar kompor biomasa.
“Pemanfaatan teknologi tersebut dapat meningkatkan produksi usaha Pengunaan kompor biomassa dengan pelet biomassa dapat menekan biaya produksi dan akhirnya meningkatkan keuntungan usaha.”
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ir Syamsul Ma’arif, ST., MEng selaku Ketua Tim Diseminasi Teknologi Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Yogyakarta (UST) dalam Sarasehan Pengenalan Teknologi Tepat Guna.
Acara ini sebagai rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat UST tentang “Diseminasi Kompor Biomassa Berbahan Baku Pelet Limbah Pertanian untuk Meningkatkan Produksi pada Kelompok Pelaku Usaha “Rumpoen” Klaten. Pengenalan dan diseminasi teknologi tersebut diadakan beberapa waktu lalu bertempat di Sekretariat RT 28 Dukuh Lusah Desa Gondangan Kecamatan Jogonalan Klaten.
Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Kelompok Perempuan Pelaku Usaha Rumah Mandiri Perempuan (Rumpoen) dan Tim Diseminasi Teknologi Pengabdian Masyarakat Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa (UST) ini diikuti oleh Kelompok Perempuan Pelaku Usaha Rumah Mandiri Perempuan (Rumpoen) dan segenap Kelompok Dasa Wisma Dukuh Lusah Desa Gondangan.
Lebih lanjut Ir Syamsul Ma’arif, ST., MEng yang juga Dosen Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa (UST) menjelaskan, “Banyak limbah biomassa di sekitar kita seperti sampah, limbah padat pertanian, residu hutan dan limbah industri dapat dijadikan bahan bakar kompor biomassa dengan memanfaatkan pelet biomassa,” ucap Syamsul.
Menurutnya, hal tersebut dapat juga dilakukan oleh Kelompok Perempuan Usaha “Rumpoen” dengan memanfaatkan limbah organik (ampas) dari pembuatan minuman tradisional menjadi pelet biomassa. Di mana pelet biomassa ini dapat dijadikan bahan bakar kompor biomassa yang dipresentasikan.
Sri Ariani, peserta dari Kelompok Wanita Tani Desa Gondangan dan mitra Kelompok Rumpoen mengatakan, “Limbah pertanian di sekitar kita sangatlah banyak dan belum dimanfaatkan. Salah satu contohnya adalah jerami yang ada di sawah setelah panen. Saat ini, jerami tersebut hanya dilakukan pembakaran saja–belum dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang berguna bagi warga,” terang Sri.
“Penggunaan kompor biomassa yang berbahan pelet biomassa dari limbah produksi Kelompok Pelaku Usaha “Rumpoen” diharapkan dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan usaha,” tambah Kusmendar, ST, MT selaku dosen dan juga Anggota Tim Diseminasi Teknologi UST.