Kemandirian keluarga dalam hal menjaga kesehatan sangatlah penting, terlebih dalam kondisi pandemic Covid-19. Warga memiliki potensi untuk kemandirian menjaga kesehatan ini. Salah satunya dengan cara mengoptimalkan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman obat keluarga (Toga).

Salah satunya komunitas yang mencoba untuk kemandirian tanaman obat ini adalah warga di Padukuhan Pereng Dawe, Kecamatan Gamping. Warga sudah merintis pemanfaatan lahan untuk tanaman obat keluarga sebagai bahan baku jamu. Selama ini, warga mengalami kendala pada produktivitas lahan, ketergantungan pupuk kimia, dan pemasaran produk tanaman obat keluarga.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
UMY Mendampingi Kampung Tanaman Obat

Mensikapi adanya potensi kemandirian menjaga kesehatan namun ada tantangan produktivitas tanaman obat keluarga, maka tim Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dikoordinir oleh Dr. Berli Paripurna Kamiel, melakukan program pemberdayaan masyarakat yang difokuskan pada upaya mekanisasi proses produksi media tanam untuk tanaman obat keluarga di Padukuhan Pereng Dawe.

Kegiatan pendampingan masyarakat ini telah dilakukan sejak awal terjadinya pandemic Covid-19 hingga September 2020 pada kelompok warga yang menamakan diri MK Smart beranggotakan 31 warga Padukuhan Parang Dawe Kecamatan Gamping. Proses kegiatan dilakukan dengan metode pelatihan mengolahan media tanam, dilanjutkan konsultasi secara online dan offline, serta pelatihan pemasaran hasil produksi tanaman obat keluarga.

Selain pelatihan untuk membuat media tanam yang organic, tim UMY juga memberikan hibah berupa mesin pengolahan media tanam. Diharapkan dengan mekanisasi tersebut akan meningkatkan kualitas media tanam organic yang berdampak pada keberhasilan program kemandirian warga dalam hal menjaga kesehatan. Media tanam organic tersebut juga potensial untuk dijual sebagai sumber pendapatan rumah tangga.

Kegiatan ini mendapat respon positif dan dinilai berhasil oleh warga, sehingga layak dikembangkan agar skala pendampingannya lebih luas dan berkelanjutan.

“Warga cukup senang mendapatkan keterampilan baru membuat media tanam organic dengan lebih cepat karena menggunakan mesin pencacah bahan media tanam. Semoga ini dilanjutkan karena warga masih perlu pendampingan pada pemasaran dan peningkatan kualitas media tanam, serta pemanfaatan hasil tanaman obat keluarga” ungkap Edy Santoso, ketua Kelompok MK_Smart pada saat evaluasi program pendampingan ini.

(MF)

Reporter: KilatNews