Spirit Literasi di Ruang Publik

Spirit Literasi di Ruang Publik
Ilustrasi:( tiday dari Pixabay)

LITERASI dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi menjadi kewajiban bersama yang melibatkan dalam hal ini pemerintah dan masyarakat, terkhusus orang tua. Modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya ialah dengan memperkuat literasi di kalangan remaja sebagai generasi penerus bangsa.

Permasalahan yang dihadapi Indonesia dewasa ini, yaitu rendahnya penguasaan literasi yang dibuktikan melalui survei Programme for International Student Assessment (PISA). Survei menunjukkan Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara dalam penguasaan literasi.

Seyogyanya budaya literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda bagi kemajuan serta pembangunan Bangsa dan Negara. Generasi muda memiliki semangat dan kepribadian unggul agar mampu memahami pengetahuan serta menguasai teknologi dalam bersaing, baik secara lokal maupun global. Selain itu, generasi muda merupakan aset paling berharga, karena generasi muda memiliki semangat juang tinggi, kreatif, dan inovatif yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa di kemudian hari.

Generasi muda harus mempunyai  kemampuan yang dibutuhkan dunia dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas SDM berarti kemauan dan kemampuan individu dalam menyerap ilmu yang kemudian dikembangkan dan diimplementasikan. Oleh karena itu, salah satu langkah sederhana, namun penting adalah menanamkan pentingnya literasi bagi generasi muda.

Fenomena gadget, saat ini dapat digolongkan sebagai kebutuhan primer, terlihat dari perilaku masyarakat saat ini yang tak bisa lepas dari gadget. Mulai dari anak kecil, remaja hingga sampai lansia. Tentunya gadget atau smartphone dapat mendorong budaya literasi di kalangan masyarakat dengan memanfaatkan fitur e-Book yang tersedia.

Pemanfaatan e-Book ini tentu dapat mendorong dan mengasah budaya literasi di manapun dan kapanpun, dengan difasilitasi koneksi jaringan publik seperti Wifi. Hal ini dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mendorong penguatan budaya literasi dengan tujuan mencerdaskan masyarakat dan memberikan ruang kepada masyarakat untuk berpikir kreatif dengan daya pengetahuan yang didasarkan dengan teori maupun ilmu pengetahuan yang bersumber dari buku secara fisik maupun e-Book.

Pojok Literasi di Ruang Publik hingga Perkantoran

Menumbuhkan budaya baca dengan penyediaan pojok literasi, tentunya itu harapan kita semua sebagai warga negara. Adanya pojok literasi diharapkan memberi semangat kepada masyarakat dalam meningkatkan minat membaca dimanapun dan kapanpun.

Tentu perlunya sinergitas dari berbagai stakeholder dalam upaya pengadaan fasilitas pojok literasi di ruang publik dan fasiltas umum, mulai dari balai desa, bandara, stasiun, terminal, pasar, mall, rumah ibadah hingga perkantoran dinas maupun lembaga dan lainnya.

Pemerintah dalam hal ini tentu dapat membuat regulasi sebagai payung hukum. Mungkin berupa peraturan daerah, peraturan walikota atau peraturan lainnya, tentang perlunya penyediaan pojok-pojok literasi di berbagai ruang publik dan fasilitas umum. Tidak hanya ruang bermain anak ataupun ruang laktasi, tetapi pojok literasi dapat dihadirkan di setiap sudut tempat.

Hal tersebut bisa menjadi solusi atas rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia, artinya dorongan serta dukungan dari pemerintah sangat besar dalam mengawal pembangunan dari segi pemikiran serta wawasan masyarakat.

Membangun sesuatu tidak serta merta hasilnya dapat dirasakan langsung dan instan, tentunya melalui tahapan dan proses yang panjang. Akan tetapi jika dimulai dari sekarang, kita tentu dapat melihat hasilnya beberapa tahun yang akan datang. Lahirnya pojok literasi atau pojok baca menjadi perwujudan dari tujuan negara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pojok literasi atau pojok baca dibuat bukan untuk menyaingi perpustakaan sekolah maupun perpustakaan yang ada, namun justru membantu menciptakan minat gemar membaca sehingga menjadi rutinitas bagi setiap siswa hingga lapisan masyarakat, maka dari itu, pojok literasi atau pojok baca dibuat menarik sehingga melahirkan daya tarik masyarakat untuk mengunjungi tempat tersebut.

 

 

Penulis, Raiza Rana Viola Riady,S.H

Pegawai Bidang IKP Diskominfo Kota Pangkalpinang