Kilatnews.co – Penyebaran Covid-19 ditanah air masih belum berakhir. Angka kasus terkonfirmasi positif hingga pasien positif meninggal dunia masih terus menanjak, angkanya hampir tidak pernah melandai. Keadaan inipun diperparah oleh munculnya varian baru Covid-19, yakni virus alpha, varian betha, varian delta, dan varian delta plus. Yang memiliki daya tular lebih cepat dibandingkan dengan varian aslinya.
Tingginya angka kasus positif di Indonesia seharusnya menjadi perhatian semua pihak, mulai dari pemerintah, tim gugus tugas, tenaga kesehatan dan masyarakat. Yang diakui maupun tidak kita semua telah gagal memutus mata rantai penyebaran covid-19. Akibat kegagalan kita, dari total keseluruhan kasus tersebut ada sekitar 250 ribu anak sudah terpapar.
Berdasarkan laporan “Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak” dari total keseluruhan kasus Covid-19 ditanah air ada sebanyak 12,6 persen atau sebanyak 250 ribu kasus berasal dari kelompok usia anak. Untuk angka kasus terbesar ada pada kelompok anak-anak usia 7-12 tahun dengan presentasi 28,02 persen. Selanjutnya kelompok anak usia 16-18 tahun sebesar 25.23 persen, kemudian diikuti oleh kelompok anak usia 13-15 tahun, yakni 19,92 persen.
Sedangkan untuk kasus kematian kalau berdasarkan pada persentase angka kematian. Maka kasus kematian berada pada kelompok anak usia 0-2 tahun (0,81%), kemudian diikuti oleh kelompok anak usia 16-18 tahun (0,22%) dan 3-6 tahun (0,19%). Inilah mengapa semua pihak, terkhusus para orang tua anak diharapkan bergerak serempak bersama pemerintah dalam memutus penyebaran corona.
Faktor Penyebab Anak Terpapar
Meningkatnya angka kasus covid-19 pada anak-anak perlu kiranya untuk dianalisis secara mendalam dan komprehensif. Dari kasus ini, menurut saya ada dua faktor yang menyebabkan anak-anak banyak terpapar corona virus.
Pertama, program vaksinasi yang dilakukan dan terlaksana hanya menyasar kelompok umur 18 tahun keatas. Artinya, program vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah belum menyasar pada kelompok anak-anak.
Belum adanya program vaksinasi Covid-19 terhadap anak ini telah terkonfirmasi dari pernyataan Ketua Umum Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyebutkan kalau penularan masif ini dinilai akibat dari belum adanya program vaksin virus corona pada anak dibawah umur 18 tahun.
Pesiden Joko Widodo dalam telekonferensi pers di Istana Negara, pada (28/6) menyebutkan akan memulai program vaksinasi masal covid-19 untuk kelompok anak dibawah 18 tahun.
“Kita juga bersyukur BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization untuk vaksin sinovac yang dinyatakan aman digunakan anak usia 12 sampai 17 tahun, sehingga vaksinasi untuk anak-anak usia tersebut bisa segera dimulai”. ucap presiden Joko Widodo
Kedua, faktor libur lebaran kemarin dimana para orang tua banyak mengajak anak-anak berkunjung ketempat wisata untuk berliburan. Fakta dilapangan, sebagaimana hasil pengamatan Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi, Jasra Putra menyebutkan banyak pelanggaran protocol kesehatan terjadi ditempat wisata selama lebaran yang melibatkan anak-anak.
Fakta ini tak bisa dibantah, pemerintah harus dengan segera memperketat prokes ditempat wisata, bila perlu ada regulasi yang melarang wisatawan yang mengajak anak dibawah usia 18 tahun berkunjung ketempat wisata.
Selanjutnya adalah kesadaran para orang tua yang hanya karena bosan dirumah rela mengajak anaknya liburan ketempat wisata, tanpa mempertimbangkan keselamatan kesehatan anak. Apalagi, sudah muncul varian baru yang penularannya tinggi dan sangat mudah menular terhadap anak.
Penulis, Rahmat Adi Nugroho
Mahasiswa Fakultas Hukum UIN Sunan Kalijaga