Peran Sastra dalam Membentuk Kepribadian Anak Bangsa
Oleh: Eva Marliah
KilatNews.Co- Pembentukan adalah sebuah proses atau usaha, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya untuk memperoleh yang lebih baik, mendirikan dan mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna.
Sedangkan kepribadian adalah suatu totalitas yang menjadi ciri khas seseorang, yang meliputi perilaku yang nampak, perilaku batin, cara berpikir, falsafah hidupnya dan sebagainya yang menjadi sifat dan watak seseorang, baik menyangkut fisik maupun psikis, baik yang tercermin maupun sosial tingkah laku.
Dengan kata lain, kepribadian merupakan ciri khas seseorang dan kepribadian dapat dibentuk melalui bimbingan dari luar. Secara utuh kepribadian mungkin terbentuk melalui pengaruh eksternal, yakni lingkungan, terutama pendidikan.
Sastra memiliki peran yang sangat fundamental dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Hal ini disebabkan karya sastra pada dasarnya membicarakan berbagai nilai hidup dan kehidupan yang berkaitan langsung dengan pembentukan kepribadian manusia. Sastra dalam Pendidikan anak berperan mengembangkan bahasa, mengembangkan kognitif, afektif, psikomotorik, mengembangkan kepribadian, mengembangkan pribadi sosial.
Peran sastra bagi kehidupan manusia, atau aspek pragmatik kesastraan bagi kehidupan manusia memang sederhana, tapi mengandung makna yang lebih dalam. Sastra mempunyai peran sebagai salah satu alat pendidikan yang seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, dalam usaha untuk membentuk kepribadian anak.
Sastra jika dimanfaatkan secara benar dan dilakukan dengan strategi yang benar pula, tak pelak sastra diyakini mampu berperan dalam pembentukan kepribadian yang seutuhnya dengan cara yang menyenangkan.
Pada hakikatnya semua orang menyenangi dan membutuhkan sastra, terlebih anak yang sedang berada dalam masa peka untuk memperoleh, memupuk, dan mengembangkan berbagai aspek kehidupan yang begitu kompleks.
Sebagaimana halnya manusia dewasa, anak pun membutuhkan informasi tentang dunia, tentang segala sesuatu yang ada dan terjadi disekelilingnya. Anak juga ingin mengetahui berbagai informasi tentang apa saja yang dapat dijangkau pikirannya. Selain butuh informasi anak juga perlu perhatian, pengakuan, dan penghargaan.
Melalui karya sastra, misalnya cerita, anak dapat memperoleh, mempelajari, dan menyikapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan, manusia dan kemanusiaan.
Berbagai cerita menawarkan dan mendialogkan kehidupan dengan cara-cara yang menarik dan konkret. Melalui cerita juga, anak memperoleh berbagai informasi yang diperlukan dalam kehidupan.
Kehidupan yang menggambarkan dan menjelaskan bagaimana hubungan dengan orang tua, teman sepermainan, dengan saudara atau masyarakat dengan berbagai peran dan fungsinya.
Berbagai cerita yang dimaksudkan untuk dikonsumsikan kepada anak dapat diperoleh dan diberikan, antara lain yaitu lewat sastra anak.
Sastra anak pada dasarnya merupakan “wajah sastra” yang fokus utamanya demi perkembangan anak. Di dalamnya, mencerminkan liku-liku kehidupan yang dapat dipahami oleh anak, melukiskan perasaan anak, dan menggambarkan pemikiran-pemikiran anak.
Sastra anak hendaknya memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anak. Sastra anak tentu saja perlu muatan rasa kesenangan, kegembiraan, kenikmatan, cita-cita, dan petualangan anak. Sastra anak diyakini memiliki kontribusi yang besar bagi pembentukan kepribadian anak dalam proses menuju ke dewasa sebagai manusia yang mempunyai jati diri yang jelas.
Kepribadian atau jati diri seorang anak dibentuk dan terbentuk lewat lingkungan baik diusahakan secara sadar maupun tidak sadar. Lingkungan yang dimaksud amat luas wilayahnya. Mulai dari kebiasaan, tingkah laku, contoh, dan lain-lain yang diberikan oleh orang tua, Pendidikan yang secara sadar dan terencana dilakukan di Lembaga sekolah, sampai adat istiadat, konvensi, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Pendek kata, sastra anak dapat berkisah tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan, sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan itu sendiri. Tidak dapat disangkal, bahwa sastra anak memiliki sumbangan yang besar bagi pembentukan kepribadian, kecerdasan, dan pengalaman anak dalam proses menuju kedewasaan.
Baca Juga: Pengaruh Sastra dalam Pengembangan Karakter dan Kepribadian Anak
Kematangan kepribadian, kecerdasan, dan luasnya wawasan anak dibentuk dan terbentuk melalui lingkungan di sekitarnya, termasuk lingkungan kegiatan bersastra yang berlangsung pada kehidupan anak, baik sastra lisan yang diperoleh anak lewat saluran tuturan maupun sastra tulis yang diperoleh lewat bacaan.
Mungkin orang menganggap berlebihan jika dikatakan bahwa sastra mempunyai peran penting dalam pembentukan kepribadian anak. Namun sebaliknya, orang juga tidak dapat menolak fakta bahwa sastra mempunyai peran dalam pembentukan kepribadian anak.
Pengakuan bahwa sastra berperan penting itu terlihat dari kenyataan masa lampau hingga kini orang secara sadar mengakui eksistensi sastra, mempertahankan, menikmati, dan juga menciptakannya.
Sastra anak dimanfaatkan untuk kepentingan pembentukan kepribadian anak agar kelak menjadi manusia yang berkarakter dan bermartabat.
Sastra berperan sebagai salah satu alat Pendidikan yang seharusnya dapat dimanfaatkan dalam dunia Pendidikan dan pembentukan dan pengembangan kepribadian anak. Artinya, sastra dapat diyakini mempunyai andil yang tidak kecil dalam usaha pembentukan kepribadian anak.
Tinjauan Pustaka:
Burhan Nurgiyantoro, “Kontribusi Sastra Anak dalam Pembentukan Kepribadian Anak”, Jurnal Cakrawala Pendidikan, Juni 2004, Th. XXIII, No. 2
Lita Luthfiyanti dan Fithratunnisa, “Peran Sastra dalam Pengembangan Kepribadian Anak”, Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Vol.2 No.2 (Oktober 2017)