Yogyakarta– Pengurus Ikatan Keluarga Ile Ape Yogyakarta (TALA IA) Periode 2020/2021 Resmi Dilantik pada jum’at, 19 Maret 2021 bertempat di Gedung Pusat Pastoral Mahasiswa Yogyakarta.
Adapun tema yang digagas dalam pelantikan tersebut adalah “REVOLUSI DAN REPOSISI SUMBER DAYA MANUSIA MENUJU TALA IA YANG BERSINAR MODERN”. Sebagai tugas dan tanggung jawab bagi segenap kader yang berhimpun didalam wadah TALA IA patut kiranya melaksanakan pergantian kepengurusan, sebgaimana perintah dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
Etmundus Dimas Ola, dalam sambutanya mewakili sesepuh mengutarakan harapannya bahwa “Dengan bergantinya kepengurusan dan dilantiknya pengurus baru, besar harapan kedepan TALA IA menjadi lebih baik, berpegang teguh pada prinsip dasar organisasi dan amanah dalam pelaksaan tata kelola organisasi dengan baik, tidak menyimpang dari aturan-aturan organisasi, serta mengamalkan makna dari tema yang diusung”.
Sambutan juga disampaikan oleh Syahfuad Nur Rahman selaku Kordinator Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO), sejarah telah membuktikan bahwa TALA IA mampu beradaptasi dengan zaman hingga saat ini. “16 tahun sudah TALA IA berkiprah, sepak terjang TALA IA merupakan keniscayaan dimana TALA IA mampuh bediri kokoh dalam mengaktualisasikan misi dan sifat independensi organisasi dalam mencapai tujuan dimasa kini dan masa yang akan datang. tentu hal ini tidaklah mudah bagi organisasi berskala lokal, hanya berskala kecamatan namun mampu beradaptasi dan teguh dalam menghadapi lika-liku perubahan zaman”.
“Sebagai organasasi, TALA IA mempunyai komitmen yang asasi/dasar, yakni: 1); Mengembangkan kesadaran anggota TALA IA agar responsif, kritis, dan dinamis, serta mendukung setiap gerak langkah TALA IA menuju pembaharuan yang baik. 2); Membentuk karakter anggota TALA IA dengan menghargai toleransi antar sesama dan lingkungan serta menjaga harmonisasi dalam semangat multikulturalisme. 3); Membentuk anggota TALA IA yang mandiri, berdedikasi pada tugas dan tanggung jawab, serta peka terhadap lingkungan sosial. 4); Pengembangan semangat soliditas dan solidaritas anggota TALA IA pada khususnya dan masyarakat pada umumnya”, jelas fuad.
Lebih lanjut, beliau mempertegas bahwa “dari kevaliditasan keempat spirit dan wawasan tersebut disebut dengan spirirt wawasan integralistik, yakni cara pandang yang utuh melihat realitas yang terjadi terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai warga negara dan/atau kader TALA IA pada khususnya. Penerjemahan komitmen Organisasi TALA IA ini tentu harus disesuaikan dengan tantangan zaman, sehingga TALA IA selalu aktual dan mampu tampil digarda terdepan. Singkatnya, Tala Ia menjawab tantangan zaman”.
Di tengah kompleksitas masalah wawasan berbangsa dan pengaruh arus globalisasi, maka dengan tema yang dibangun benar-benar kita segenap kader harus tahu menempatkan poisi dan pekah terhadap situasi yang dihadapi. Tentu tema tersebut meberikan pemahaman dan kepekaan kita untuk terus melakukan sebuah perubahan-perubahan baru serta menata kembali perjuangan organisasi TALA IA demi mempertahankan eksistensi organisasi dengan megembangkan gagasan-gagasan cemerlang dalam menghadapi pengaruh arus modernisasi.
“Sudah seharusnya bagi kita untuk menyikapi problematika yang belakangan ini terjadi. Atas dasar inilah TALA IA harus mampu tampil digarda terdepan dan mengambil peran agar komitmen yang selama ini ditanamkan tidak menjadi slogan tanpa jiwa. Oleh karenanya, gairah semangat perjuangan kader TALA IA senantiasa bergelora dalam berperan serta untuk menyelesaikan problematika ditengan masyarakat, Bangsa maupun Negara”, tegas fuad dalam sambutanya.
Hal inlah menjadi makna filosofis yang sangat penting untuk mereaktualisasi Visi dan Misi TALA IA dalam jiwa kader melalui proses pengkaderannya. Tentunya sangat penting untuk dilakukan oleh organisasi TALA IA sebagai bekal dalam proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai, kemampuan dan berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadiannya secarah utuh. Sehingga kader TALA IA memiliki keberpihakan yang jelas dalam membela kaum yang lemah dan menegakkan kebenaran.
Hal yang tidak jauh berbeda juga diutarakan oleh Ketua Umum terpilih, Petrus Purek Kokomaking, bahwa “secara organisatoris, organisasi TALA IA mampu menjalankan prinsip atau hakikat dasar watak indepedensinya untuk mengembangkan kualitas kepemimpinan, sehingga perkembangan maupun pertumbuhan kebijaksanaannya dalam menyikapi realitas sosial tidak selalu berpihak pada kepentingan-kepentingan yang berkonotasi negaif, kecuali tunduk dan terikat pada kepentingan yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara yang berkeadilan sosial”.
“Demi menjaga eksistensi dan kiprah organisasi TALA IA dengan garis watak indepedensinya adalah, memelihara serta mengembangkan selalu kualitas kader untuk selalu ikut andil, bertanggung jawab terhadap perkembangan masyarakat, bangsa dan negara. Sebab, suatu hal yang menjadi dasar perjuangan dan bersikap independent berarti sanggup berpikir dan berbuat sendiri walaupun dengan menempu berbagai resiko”.
“Hal demikin merupakan suatu konsekuensi dari sikap seorang pemuda yang Krtitis, dinamis, professional serta humanis terhadap masa kini. Dengan kemampuan dirinya untuk sanggup mewarisi masa depan bangsa dan negara serta masyarakat pada umumnya”, tegas Petrus.
Beliau juga berharap agara seganap kader TALA IA untuk selalu bergandengan tangan, bulatkan tekad, bertindak dan berkontrsibusi positif bagi bngsa dan negara, khusunya organisasi TALA IA.
Di era modern, suatu bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia, tentu tidak ada suatu kontribusi yang lebih berharga daripada kontribusi para pemuda dan mahasiswa. Sebagaimana dijelaskan dalam tujuan dari TALA IA dalam Anggaran Dasar (Pasal 5), bahwa “Organisasi TALA IA bertujuan untuk mewadahi setiap keluarga besar guna mempererat ikatan kekeluargaan dan kerja sama dalam menghadapi tantangan perubahan zaman”
Masa depan depan TALA IA sungguh sangat membahagiakan sesuai dengan prinsip dasar, sifat, visi dan misinya yang menuntut kami benar-benar menyipakan dalam menyambut masa kini dan yang akan datang dengan garis indepedensi. Dengan demikian, maka konsekuaensinya adalah memebnetuk aktifitas fungsionaris dari kader-kader TALA IA yang berkualitas sebagaimana digambarkan dalam misi organisasi.
Soal mutu dan kualitas merupakan konsekuensi logis dalam garis indepedensinya disadari oleh setiap kepemimpinan dan seluruh kader/anggota, sebagai salah satu bekal atau modal serta dorongan yang kuat untuk selalu meningkatkan mutu pengkaderan, sehinga mampu berperan aktif pada masa yang akan datang.
Penulis, Pengurus TALA IA Yogyakarta