OPINI  

Menakar Keberagamaan di Masyarakat Perkotaan

Kilatnews.co – Dalam kehidupan sehari-hari Agama sangatlah penting bagi umat manusia, karena agama adalah pedoman yang paling utama untuk menjalani kehidupan. Tanpa adanya agama kita tidak tahu, mana yang benar dan mana salah. Agama sendiri merupakan landasan kita untuk terus berfikir, bertindak di dalam diri kita maupun dikehidupan orang lain.

Di Indonesia sendiri, setidaknya ada 6 Agama yang diakui pemerintah Indonesia, yakni Agama Islam, Budha, Hindhu, Kristen, Khatolik, dan Khonghucu. Tetapi Mayoritas penduduk di Indonesia manganut Agama Islam. Di setiap masing-masing agama tersebut mempunyai kitab Suci yang berisi paduan dan pedoman untuk menjalani kehidupan sehari-hari, islam misalnya kitab sucinya adalah Al-Qur’an. 

Permasalahan yang terjadi di masyarakat perkotaan, khususnya masyarakat DKI Jakarta sangatlah beraneka-ragam. Salah satunya kesalahpahaman keberagamaan, dari sini timbul konflik-konflik yang terjadi. Dimana konflik ini merupakan masalah yang cukup kompleks pada kehidupan sekarang terutama di Indonesia, bisa dikatakan karena keberagamaan terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang, perbedaan ini dilihat dari Suku, Ras, Agama, Politik, Sosil Budaya, dan Ekonomi.

Konflik bisa terjadi karena keselahpahaman yang terjadi kedua belah pihak. Sebagai contoh di Jakarta pada bulan Puasa bulan April lalu, ada kesalahpahaman antara Artis Zaskia Mecca dan Masyarakat Indonesia tentang cara membangunkan sahur di daerah Perkotaan. Permasalahan
timbul setelah Zaskia Mecca memposting di Intagram storynya dan feed yang berisi video warga sekitar rumah Zakia Membangunkan Sahur dengan Nada keras menggunakan Toa Masjid.

Di dalam postingan itu Zaskia mecca menulis caption
nya seperti ini:

Cuma mau nanya ini bangunin model gini lagi HITS katanya? Terus etis ga si pake toa masjid bangunin gini?? Apalagi kita tinggal di Indonesia yang agamanya pun beragam. Apa iya dengan begini jadi tidak menganggu yang lain tidak menjalankan Sahur? Beneran bingung ini masjid dekat rumah.. pas aku agak kaget-kaget denger dihari pertama, lingkungan pada bilang lagi hits bangunin model gitu. Apa aku yang asing, atau situasi yang semakin asing yaa?  buat aku kok nggak lucu, ga etis, ga menghargai orang lain.  Ungkap Zaskia Mecca di postingan Instagramnya @zaskiadyamecca.

Dari postingan itu banyak pro dan kontra dari masyarakat. Banyak juga yang tidak suka karena tidak mentoleransi umat beragama yang lainnya. Yang lagi Tidur nyenyak harus kebangun, bayi-bayi yang sedang tidur pulas jadi terbangun, lansia-lansia yang butuh istirahat harus kebangun. Islam memandangnya dari sudut damai. Yang dilakukan itu tidak mencerminkan damai, dan sama dengan mendzalimi masyarakat lainnya.

Kalau dilihat dari sisi positifnya, pasti kebanyakan orang melihat membangunkan sahur dengan suara dimasjid maupun keliling pakai toa itu sudah menjadi tradisi setahun sekali sewaktu puasa Ramadhan. Sudah ciri khas dan masyarakat bisa terbangun untuk makan sahur. Tetapi sering kali lupa, bahwa negara Indonesia ini terutama di masyarakat perkotaan juga beragam Agama, yang kita tidak tahu apakah mereka ini suka atau tidak suka dengan kebiasaan bangunin sahur dengan memakai seperti ini, semua itu kembali ke diri kita masing-masing.

Adab yang baik Membangunkan Sahur saat Zaman Nabi untuk membangunkan orang sahur itu dengan mengumandangkan adzan, adzan subuh 2 kali. Jadi yang pertama adalah adzan untuk membangunkan sholat malam atau makan sahur, yang kedua adzan sholat subuh. Dan cara ini sampai sekarang masih dilakukan di Madinah.

Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Bilal melakukan Adzan dimalam hari (sebelum subuh). Untuk membangunkan orang tidur diantara kalian dan orang yang tahajud bisa Kembali istirahat (untuk persiapan subuh).(HR. Nasai, 2170).

MUI juga memberikan tanggapan tentang membangunkan Sahur selama Ramadhan bahwa intinya itu Suara teriak-teriak dari masjid pakai Toa itu disatu sisi mengingatkan masyarakat untuk bangun, namun di sisi lain, suara tersebut tidak harus berlebihan. Membangunkan itu lebih bagus dengan cara yang santun sehingga tidak menggangu lingkungan di sekitarnya.

Pentingnya Toleransi Keberagamaan di perkotaan

Sangatlah penting, Mengapa? karena semboyan di Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika Berbeda-beda tetpi satu juga. Dalam kesatuan dan persatuan Indonesia ini dibutuhkan usaha dari semua pihak untuk saling bertoleransi dan menghormati, Saling menjaga silahturahmi dan saling berkomunikasi antarumat beragama satu sama lainnya. Apalagi di Masyarakat Perkotaan ini sangat lah penting, untuk menghormati dan bertoleransi karena keberagaman agama menjadi salah satu tantangan yang menjadikan kesalahpahaman antar dua belah pihak.

Mungkin hal seperti ini buat beberapa orang hal yang wajar dan bisa ditoleransi sebagai budaya yang dilakukan setiap bulan Ramadhan. Tetapi masyarakat tidak berfikir Panjang kalau di masyarakat perkotaan banyak ibu-ibu punya anak-anak kecil, atau masyarakat yang sedang sakit atau masyarakat agama lain yang tidak menjalankan puasa merasa terganggu. Sebaiknya niat baik
ini membangunkan saur menggunakan Toa ini dilakukan dengan cara yang halus, santun, dan tidak boleh berlebihan, karena yang berlebihan itu tidak baik. Semoga kedepannya bisa saling memahami, menghormati dan menghargai sesama masyarakat beragama.

Penulis, Wening Utami

Mahasiswi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta