Yogyakarta – Kompetensi menjadi tuntutan di era global. Peningkatan kualitas SDM yang sesuai keahlian dan kejuruan di masing-masing bidangnya merupakan salah satu problem solver dalam meminimalisir gap antara dunia Pendidikan dengan dunia kerja.
Oleh karenanya, KADIN DIY pada Bidang SDM, Vokasional dan Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga DIY telah melaksanakan Bimtek dan Sertifikasi Guru Pendamping Magang sebanyak 40 guru SMK se DIY, beberapa waktu lalu.
Demikian disampaikan HR. Gonang Djuliastono, Wakil Ketua Umum Bidang SDM, Vokasional dan Ketenagakerjaan pada acara pembukaan Bimtek dan Sertifikasi Guru Pendamping Magang Batch 2 di Edotel SMK N 6 Yogyakarta didampingi Didik Wardaya, S.E., M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY.
Gonang menambahkan bahwa out put dari SMK adalah para lulusan SMK yang mestinya sudah siap pakai di dunia industry dan dunia kerja. Baik dari sisi pengetahuannya, keterampilannya, maupun attitudenya. Sehingga mereka ini mempunyai daya saing yang tinggi dalam dunia ketenagakerjaan. Namun untuk mencetak para lulusan yang berkualitas, tentu para guru yang mentransformasikan kompetensi tertentu, juga harus kompeten dalam hal metodologi pembelajaran atau pelatihan kerja. Agar bisa memenuhi tuntutan dunia industri dan dunia kerja yang semakin maju dan berkembang.
“Guru sebagai Pendamping dan Instruktur/Trainer dalam program Prakerin, PKL maupun Magang harus mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi SDM (anak didiknya). Oleh karena itu diperlukan Penguasaan Metodologi dalam proses pembelajarannya. Program Bimtek dan Sertifikasi ini juga memperkenalkan Metode Dual System Vokasi yang diterapkan oleh Jerman dan Pemagangan dalam Negeri. Agar melengkapi wawasan para guru dalam memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan,” ujar Gonang.
Sementara itu, Didik Wardaya menyambut baik upaya kerjasama ini. Karena Dinas Pendidikan tidak mampu secara sendiri untuk membangun ekosistem Pendidikan berbasis kompetensi tersebut. Tentu harus bekerjasama dengan perusahaan sebagai demand driven dari lulusan siswa SMK.
“Kami kadang kesulitan untuk menyinkronkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karena perusahaan mempunyai standar tersendiri dalam hal operasionalisasi produksinya. Sehingga dalam penerimaan tenaga kerja harus memenuhi kompetensi tertentu yang dipersyaratkan mereka. Nah, dengan kerjasama ini, kami berharap dapat menjawab hal tersebut. Bahwa dengan program prakerin, PKL atau Magang di Perusahaan, para Guru Pendamping dapat satu frekuensi dengan mentor yang ada di Perusahaan,” harapan Didik Wardaya.
Menurut Didik, sudah ada 40 Guru Pendamping Magang yang mengikuti program ini, dan sudah lulus sertifikasi KKNI Level 3 Bidang Metodologi Pelatihan Sub Bidang Metodologi Pelatihan. Sedangkan Gonang menambahkan, target di tahun ini adalah mencapai 160 Guru Pendamping.
Kegiatan Bimtek dan Sertifikasi tersebut menghadirkan para Narasumber yang sudah kompeten di bidang metodologi. Ada nama Hazwan Iskandar Jaya dan Rommy Heryanto yang sudah Master Trainer in Company ASEAN, Martha Sasongko sebagai Konsultan Score ILO, dan Susilo selaku Direktur LSP Furnicraft Indonesia. (AZ/AZ)