Kata Pengamat Soal Dukungan Jokowi ke Prabowo: Ojo Geer Sik

Kata Pengamat Soal Dukungan Jokowi ke Prabowo: Ojo Geer Sik
(Foto Jokowi bersama Prabowo/Antaranews)

Kata Pengamat Soal Dukungan Jokowi ke Prabowo: Ojo Geer Sik

Kilatnews.co Pengamat politik asal Yogya, Agung Wibawanto, mengomentari terkait Prabowo yang mendapat dukungan Jokowi, “Ojo geer, sik (jangan geer dulu),” ucapnya. Menurut Agung, tidak mudah membaca yang tersirat dari apa yang dilakukan maupun diucapkan Jokowi.

“Sebagai orang Jawa, kita tahu betul bahwa presiden Jokowi selain yang tersurat, juga ada makna tersiratnya. Sesuatu yang terlihat atau terdengar belum tentu sesungguhnya demikian. Atau, kita harus memahami dan memaknai sendiri secara lebih mendalam,” demikian disampaikan Agung.

Seperti diketahui, Jokowi memang kerap menggunakan bahasa simbol dan membiarkan masyarakat menafsirkan sendiri. Kecuali kepada sesuatu yang dianggap sangat penting, sudah secara jelas dijawab dengan tegas dan lugas. Ciri khas ini yang ingin ditekankan Agung.

“Jokowi itu orangnya njawani selain juga memang karakternya yang unik. Sebagai pemimpin Jokowi memiliki tipe ngemong, tapi jangan main-main kalau sudah marah. Dia juga tidak suka menjatuhkan atau menjelekkan lawan secara langsung, apalagi teman,” tambah Agung.

Baca Juga: Yusril, PBB Koalisi Kemana? Kok Bahas Kasus Ijazah?

Agung malah meminta media untuk membuka track record Jokowi yang dianggap merendahkan lawan politiknya, “Jokowi kalau marah atau tidak suka kepada lawan politiknya, tidak dijawab secara langsung kepada publik. Biasanya hanya melalui simbol tertentu, atau paling jauh menyindir halus,” terang Agung.

Terkait dengan momen Jokowi yang ditanya soal Prabowo di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (2/11), Agung mengatakan ada beberapa hal yang perlu dipahami untuk menyimpulkan ucapan Jokowi tersebut.

“Pertama, Jokowi saat itu menjawab pertanyaan wartawan, jadi bukan pernyataan resmi yang disampaikan Jokowi secara khusus, seperti pidato. Kedua, sekali lagi Jokowi suka membuat pernyataan yang memiliki tafsir sendiri. Ketiga, tidak mungkin Jokowi menjelekkan Prabowo di hadapan media,” terang Agung.

“Terakhir, Jokowi lebih menjawab diplomatis. Dia menghindari penggunaan diksi “restu”, tapi Jokowi hanya mengatakan bahwa sejak awal Jokowi dukung Menhan Prabowo. Dan Prabowo sendiri mungkin agak risih kepada media sehingga perlu memperjelas yang diucapkan Jokowi kepada dirinya selaku Menhan,” tambah Agung lagi.

Baca Juga: Jokowi Sentil Surya Paloh: Hati-hati Pilih Capres, Jangan Sembrono

Tapi, menurut Agung lagi, mungkin saja ada maksud tersembunyi dari Jokowi mengatakan itu untuk memancing seberapa atau sebagaimana respon media dan masyarakat jika dikatakan “Jokowi mendukung Prabowo?” Sesuatu yang tidak jelas akan bagus, karena bebas tafsir, demikian pendapat Agung.

Namun begitu, Agung menggarisbawahi lagi agar tidak terlalu “geer” dulu, “Jangankan mendapat pujian langsung dari Jokowi, seperti kepada Airlangga dan Prabowo, Yahya Muhaimin dan Anies yang hanya bertemu dengan Jokowi saja, para pendukungnya sudah menafsirkan mendapat restu dari Jokowi,” ucap Agung.

Faktanya, masih menurut Agung, saat ini peran Jokowi memang sangat penting dan ditunggu restunya kepada siapa untuk melanjutkan kepemimpinannya di tahun 2024. Selain Jokowi, Megawati menurut Agung juga akan menjadi Kingmaker kandidat capres 2024, “Karena Jokowi dan Megawati itu satu paket, meski bisa pula berbeda. Tapi saya yakin keputusan mereka sama,” terang Agung.

Untuk itu pula Agung berpesan kepada Relawan Projo yang mengadakan musra (musyawarah rakyat), agar tidak terburu-buru menetapkan siapa capres usulan mereka. Dari hasil musra, nama Prabowo tercatat menempati posisi pertama diikuti Ganjar dan lainnya.

“Jika masih loyal kepada Jokowi, ya harus tegak lurus dengan keputusan (capres) dari Jokowi nantinya. Dan saya yakin bukan kepada Prabowo,” tutup Agung.