DALAM hidup ini, ada kondisi dimana kita pernah berpikir betapa berat dan kerasnya perjalanan yang kita lalui. Saat hati kita tidak bisa lagi menahan beban masalah. Saat merasa lunglai, lemah, dan berat melangkahkan kaki, merasa bingung dalam menghadapi berbagai suasana hidup yang sulit dan berat betul?
Iya, mungkin kita pernah merasa bahwa ketika kita berpikir demikian, kita lemah. Sebenarnya tidak, Itu bukan tanda-tanda kelemahan yang patut disesali. Sebab manusia diciptakan Allah dalam keadaan lemah. Tapi Allah berjanji, bahwa Ia tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan.
Buya Hamka pernah mengatakan bahwa “Tingkat cobaan iman tak ubahnya dengan anak tangga yang bertingkat-tingkat. Tiap satu anak tangga dinaiki, datang dari bawah suatu pukulan hebat mengenai tubuh orang yang mendaki. Kalau tangannya kuat bergantung, kalau kakinya kuat berpijak, dan kalau akal pikirannya tetap waspada, pukulan itu malah mendorong menaikkannya ke anak tangga lebih tinggi. Kalau tidak, maka pukulan tersebut dapat menjatuhkan dan merobohkannya.”
Yang paling disayangkan, kalau robohnya tidak satu dua anak tangga ke bawah, tapi jatuh ke anak demi anak tangga hingga ke dasar. Bahkan karena lemahnya, seseorang bisa sulit untuk bangkit lagi.
Imam Hasan Al Basri pun mengungkapkan hal yang senada, yakni “Ketika badan sehat dan hati senang, semua mengaku beriman. Tetapi setelah datangnya cobaan, barulah diketahui benar atau tidaknya pengakuan itu. Orang yang ingin permintannya cepat terkabul dan tidak sabar menunggu, itulah orang yang lemah imannya.”
Mari kita cek and ricek lagi kondisi hati kita. Coba kita kilas balik kisah-kisah terdahulu. Dimana para Nabi dan Rasul, Allah diberi ujian yang sangat berat dalam hidupnya. Contoh seperti kisah Nabi Nuh as yang menyeru pada umatnya namun anak dan istrinya tidak mau menjadi pengikutnya. Bahkan saat Allah memerintahkan naik perahu, anak dan istrinya tetap tidak mau ikut. Ada lagi kisah Nabi Yusuf as yang dibenci oleh saudara nya sendiri hingga ia dibuang.
Kisah perjuangan Rasulullah saw juga dipenuhi cobaan dan lika liku tiada tara.
Tapi pernahkah para Nabiyullah tesebut mengeluh? Tidak. Sekali kali tidak. Cukup dengan iman di hati mereka. Bahwa beriman kepada Allah memang menghendaki perjuangan, pengorbanan, sekaligus keteguhan hati. Ujian tersebut untuk membuktikan cinta kita pada Allah dan menempa hati kita agar semakin kokoh.
Seperti kondisi sekarang yang kita tahu, angka kasus Covid-19 masih belum melandai bahkan angka kasus positif terus menanjak. Tapi apakah kita akan terus bersedih dan menyalahkan kondisi? Tentu saja tidak. Sekarang waktunya untuk beradaptasi. Semua yang serba online termasuk kerja, kuliah, sekolah dan yang lainnya bukan lagi hal yang mesti dirundungi.
Gak Boleh Kalah Dengan Keadaan
Meskipun masih ada kekurangan di sana sini. Akan tetapi kita sebagai orang yang beriman, gak boleh kalah sama keadaan. Kita gak boleh kalah sama ujian yang sedang kita hadapi. Sebab Allah lebih tau kita, bahkan lebih dari pada diri kita sendiri bahwa kita pasti mampu menghadapinya, Insyaallah.
Yakin deh semua yang sudah terjadi itu pasti ada sesuatu yang sudah Allah siapkan buat kita. Terlebih untuk orang-orang yang beriman bahkan dikeluarkannya Nabi Adam as dan Siti Hawa dari surga nampaknya seperti sebuah bencana. Padahal, setelahnitu berjuta hikmah Allah tampakkan setelahnya. Buktinya konkritnya adalah hadirnya kita di bumi ini sebagai Khalifah dan Hamba.
Lantas, kapan pertolongan Allah itu datang?
Ibnu Atthaillah memberi pengarahan yang sangat bagus dalam hal ini, yaitu “Tampilkanlah dengan sesungguhnya sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Bersungguh-sungguh dengan kehinaanmu niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan kelemahanmu niscaya Ia menolongmu dengan kekuatan-Nya.”
Dan Pertolongan itu pasti. “Adalah hak bagi kami untuk menolong orang-orang yang beriman.” (Q.S Ar-Rum;47).
Penulis, Hana Nusaibah
Mahasiswi STEI SEBI, Depok