Kilatnews.co Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) ANNUR Yogyakarta mengadakan seminar nasional mendiskusikan perubahan iklim perspektif teologi di auditorium utama kampus pada Rabu (14/12).

 

Scroll Untuk Lanjut Membaca
IIQ ANNUR Jogja Bahas Perubahan Iklim Perspektif Teologi

Menurut Rektor IIQ ANNUR Yogyakarta sekaligus narasumber pertama Ahmad Sihabul Millah, diskusi ini penting untuk menyikapi pemanasan global yang semakin ke sini dampaknya semakin nyata.

Sebagai contohnya, kata Sihab, di Demak dan Pekalongan ada wilayah yang daratannya sudah terendam air laut.

“Pada satu sisi volume air laut meningkat akibat pemanasan global dan pada sisi lain, daratan khususnya di Demak turun. Jadi ya begitu dan karena itu ada ribuan orang mengungsi,” jelas Sihab dalam diskusi yang dipandu oleh Maghfur MR, dosen Fakultas Tarbiyah IIQ ANNUR Yogyakarta.

Sihab menegaskan, untuk merespons fenomena ini pada dasarnya teologi Islam sudah menyediakan seperangkat konsep terkait ekologi.

IIQ ANNUR Jogja Bahas Perubahan Iklim Perspektif Teologi
Dari seluruh surah dalam Al-Quran, 26% adalah surah-surah dengan muatan ekologi, seperti Surah Al-Baqarah, Al-Naml, Al-Maidah, dan Al-Ankabut.

“Al-Baqarah itu kan artinya sapi, Al-Naml semut, Al-Maidah makanan. Ini kan isu-isu ekologi,” kata Sihab.

Apa yang ada dalam hadis pun tidak jauh berbeda. Sihab mengemukakan satu hadis tentang bahwa seorang muslim selalu bersekutu dengan tiga hal: air, hutan, dan api.

“Api ini nanti bisa kita pahami sebagai energi ya. Jadi, yang dinamakan muslim itu ya yang bisa mengelola air, hutan, dan energi secara bijak dan efektif dalam arti tidak merusak alam dan berpijak pada pembangunan berkelanjutan,” paparnya.

Sementara itu, narasumber kedua Zainal Abidin Bagir Direktur ICRS UGM menegaskan bahwa agama memiliki peran penting untuk menjaga bumi.

Pasalnya, agama berhubungan langsung dengan kesadaran. Agama, katanya, memiliki kekuatan untuk menggerakkan masyarakat dan ini tidak dimiliki oleh ilmu pengetahuan.

“Ilmu pengetahuan itu tidak cukup mampu untuk menjaga bumi ini, untuk menjaga lingkungan. Ia butuh agama untuk melakukannya,” tutur Zain, sapaan akrabnya, dalam diskusi yang dihadiri oleh sekitar 100 mahasiswa.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara IIQ ANNUR Yogyakarta dan ICRS UGM dalam kaitannya dengan bagaimana seorang yang beragama penting untuk merespons isu perubahan iklim.

Reporter: KilatNews