Belajar Arti Pahlawan dari Film Accidental Hero
Oleh: Agung Wibawanto
KilatNews.Co – Pernah menonton film Accidental Hero (1992) yang diperankan secara ciamik oleh Dustin Hoffman (Bernie LaPlante) dan Andy Garcia (John Bubber)? Film tersebut memblejeti pemahaman orang akan sosok “pahlawan”.
Siapa dia sebenarnya? Benarkah yang dibayangkan oleh banyak orang akan batasan seorang pahlawan?
Hampir 100 persen saya yakin yang terpikir dalam benak kita akan kata PAHLAWAN adalah suatu tindakan heroik dari seseorang kepada orang lain atau kepada banyak orang. Ada pahlawan perang, pahlawan keluarga, pahlawan lingkungan, pahlawan kelompok tertentu dan sebagainya.
Kita tidak pernah (sama sekali) membayangkan bagaimana sesungguhnya sosok pribadi seorang pahlawan tersebut. Ada suatu pandangan dari seorang teman yang saya anggap menarik mengenai sosok pahlawan dengan kehidupan kita saat ini (mirip dengan tokoh Bernie LaPlante).
Teman itu mengatakan, “Bagaimana kita menjadi pahlawan bagi banyak orang jika tidak bisa menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri…” Mengerti apa yang dimaksudnya? Ia mencontohkan, banyak di antara kita yang jelas-jelas melakukan kesalahan, namun jangankan mengucap maaf, mengakuinya saja pun tidak.
Baca Juga:
Sebaliknya saat mendapatkan keuntungan dari seseorang pun seperti enggan mengucapkan terima kasih, “Bagaimana orang mau menghormati, jika kita tidak menghormati dri sendiri…” Sebuah kritikan yang sangat pedas yang menunjukkan betapa kini banyak masyarakat (mungkin termasuk saya) yang tidak bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.
Kita kerap tidak disiplin, tidak menghargai, melecehkan, membuat aib bahkan merusak diri sendiri (mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras). Semua itu menunjukkan bahwa kita belum bisa menjadi pahlawan bagi diri sendiri. Kita lihat pula betapa banyak pengangguran hanya berharap panggilan kerja.
Jika ia seorang pahlawan, maka ia punya tanggungjawab terhadap dirinya dulu, tanpa harus menunggu dan mengemis pekerjaan tapi berupaya menciptakan lapangan kerja. Sementara lainnya, betapa banyak dari kita yang mudah tersinggung, tidak mau mengantri, tidak membuang sampah pada tempatnya. Sifat negatif kerap menempel.
Senang terlambat, berbicara yang tidak penting-penting, melawan hukum. Mungkinkah menjadi pahlawan bagi orang lain? Tokoh Bernie itu dianggap pahlawan, tapi sesungguhnya dia masa bodoh (tidak mau peduli). Dia hanya memikirkan kepentingan sendiri. Sedang pahlawan itu adalah sebuah nilai yang baik, adalah perubahan, adalah hal positif, adalah progres.
Pahlawan itu juga adalah perjuangan, adalah kemauan keras, adalah mandiri, adalah kreatif dan produktif, adalah pecinta sesama, adalah memiliki iman dan ketaqwaan, adalah tanggungjawab, adalah konsisten, dan adalah lainnya. Semua sifat itu tidak ada dalam tokoh Bernie. Sementara John Bubber justru berbalikan dengan Bernie.
Baca Juga:
Meski sama-sama seorang tunawisma, John Bubber lebih memiliki sifat seorang hero. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Setelah sosok Bernie dianggap sebagai “pahlawan” karena membantu menyelamatkan nyawa seorang reporter tv dalam kecelakaan pesawat, akhirnya Bernie memberi posisi “pahlawan” itu kepada John yang dianggap lebih sesuai dengan terminologi awam ketimbang dirinya.
Hal ini disebabkan saat Bernie menolong wanita juru warta itu dalam keadaan serba gelap wajahnya tertutup lumpur dan asap tebal. Sehingga orang kemudian keliru menganggap bahwa sosok itu adalah John Bubber. Bernie masa bodoh, karena ia sudah ada “deal” yang lebih menguntungkan baginya. Ia tidak butuh pengakuan pahlawan dari masyarakat, yang ia butuhkan saat itu adalah uang.
John Bubber sendiri merasa berat, tidak ingin mengambil keuntungan dari orang lain. Namun Bernie mengancam akan bunuh diri, karena terlalu banyak beban masalah dalam hidupnya. Tokoh Bernie sepertinya mencerminkan kita sekarang yang kurang bertanggungjawab kepada diri sendiri (malas bekerja dan menelantarkan keluarga). Memang tidak mudah menjadi pahlawan. Perbaiki diri, maka kita akan menjadi pahlawan yang hebat.