Analisis Kritis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015-2022

ANALISIS KRITIS PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015-2022
Ilustrasi: pixabay

Kilatnews.co – Kondisi perekonomian di setiap negara sudah pasti berbeda-beda, ada negara yang perekonomiannya bisa dikatakan selalu stabil dan adapun negara yang perekonomiannya kurang stabil. Kondisi perekonomian di setiap negara dapat diukur pertumbuhannya melalui besar atau kecilnya Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Jadi, Produk Domestik Bruto (PDB) ini adalah sejumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh negara pada periode waktu tertentu. Dengan dipengaruhi dari berbagai unsur dalam negeri (domestik) maupun luar negeri.

Suatu negara dikatakan maju dari negara lainnya dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya yang baik dan stabil. Sebab pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat mengukur kemajuan suatu negara dalam kurun waktu tertentu dengan mengamati perubahan serta perkembangan ekonomi negara tersebut.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpahdisebut telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang mengesankan dibuktikan dari aspek pada sektor eksternal Indonesia yang menunjukkan keadaan yang relatif baik dan terkendali, terlihat dari surplus transaksi berjalan, cadangan devisa yang terus naik serta ekspor dan impor yang masih positif meski adanya keterlambatan.

Melihat kondisi era globalisasi pada saat ini aktivitas perekonomian di berbagai negara banyak dipengaruhi dengan aktivitas perekonomian negara lain sehingga pemerintah Indonesia membuatkebijakan, seperti kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kemudian, guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil penting adanya pembangunan nasional lima tahun ke depan yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Pernyataan Masalah

Dalam menjalankan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) pada tahun 2015-2019 banyak menghadapi berbagai fenomena ekonomi global. Tetapiselama pelaksanaan perekonomian domestik tetap tumbuh rata-rata sebesar 5,0% per tahunnya. Sepanjang 2015-2019, Pertumbuhan ekonomi meningkat tajam setiap tahunnya sejak tahun 2015 sebesar 5,8% disusul tahun 2016 dengan 6,6%, kemudian 2017 menjadi 7,1% dan terus meningkat pada tahun 2018 sebesar 7,5% sampai tahun 2019 sebesar 8,0% ditambah adanya penekanan angka kemiskinan yang tercatat kurang lebih 9,41% dikarenakan penurunan tingkat pengangguran tiap tahunnyaAkan tetapi dalam realisasinya, sejumlah target pada indikator perekonomian lainnya tidak mencapai sasaran yang disebabkan oleh pengaruh gejolak perekonomian dunia. Namun pelaksanaan RPJMN tahun 2015-2018 dinyatakan mencapai target dengan sebagian besar sasaran pokok pembangunan berjalan sesuai rencana.

Kemudian dalam proses pencapaian target pembangunan jangka menengah, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada RPJMN 2020-2024 yang setiap tahunnya diharapkan dapat meningkat dengan rata-rata sebesar 5,7-6,0% per tahun, melalui upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), perbaikan pasar tenaga kerja, peningkatan produktivitas serta investasi yang berkelanjutan. Akan tetapi dalam realisasinya, pertumbuhan ekonomi jauh di bawah target pada periode 2020-2022, dimana ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,05%. Beberapa faktor yang menyebabkan target pemerintah tidak tercapai adalah rendahnya pertumbuhan konsumsi, belanja pemerintah dan investasi.

Jika kita mengingat saat pandemi Covid-19 melanda dunia, berbagai tantangan pun muncul dan mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia pada tahun 2020. Dampak yang ditimbulkan yaitu adanya penurunan komponen Produk Domestik Bruto (PDB) kecuali pengeluaran konsumsi pemerintah sehingga pertumbuhan perekonomian mengalami krisis. Pandemi ini sebagian mengurangi kemajuan terakhir dalam pengurangan kemiskinan, dari angka terendah yang pernah dicapai yaitu 9,2% pada September 2019 menjadi 9,7% pada September 2021.

Berdasarkan rilis data Badan  Pusat  Statistik, laju  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia pada  tahun  2020 kuartal  I  adalah  2,97%,  kuartal  II  adalah -5,32%,  selanjutnya  pada kuartal III adalah -3,49% dan  kuartal  IV adalah -2,19% bahkan,  pertumbuhan jauh  di bawah pencapaian kuartal  I 2019 yang mencapai 5,07%. Sedangkan  pada  laju pertumbuhan  ekonomi  nasional untuk tahun  2020 yakni -2,07% saja  dan  berbeda  jauh  pada  tahun  sebelum pandemi.

Pembahasan Teoritis

Secara umum, teori pertumbuhan ekonomi merupakan proses pertumbuhan yang terjadi karena adanya faktor-faktor yang berinteraksi satu sama lain sehingga dapat mempengaruhi kenaikan ouput per kapita dalam waktu jangka panjang. Adapun pada teori Klasik Keynes mengungkapkan bahwa peran pemerintah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya teori ini menilai bahwa dalam menentukan pembangunan ekonomi dapat berjalan secara maksimal harus adanya campur tangan oleh pemerintah.

Dikarenakan Pandemi Covid-19 sangat berpengaruhterhadap seluruh aspek  kehidupan termasuk  pada kegiatan perekonomian di Indonesia,  baik dari  sisi konsumsi, distribusi, produksi, perdagangan luar  negeri (ekspor dan impor), serta kegiatan investasi bahkan sampai mempengaruhi kondisi perekonomian global sehingga terjadi resesi sejak tahun 2020. Maka, Pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan penularan virus Covid-19 dengan membatasi mobilitas masyarakat. Akan tetapi, dengan  adanya  kebijakan  PSBB  ini  membuat  aktivitas  masyarakat  menjadi berkurang karena banyaknya masyarakat yang dirumahkan bahkan sampai diberhentikan dari pekerjaannya sehingga mempengaruhi  laju  pertumbuhan ekonomi. Menurut  data  Bank  Indonesia pada  tahun  2020, sektor ekonomi nasional yang paling terkena  dampak secara langsung adalah sektor transportasi, pariwisata, automotif, serta  manufaktur yang pada akhirnya mengakibatkan  kelumpuhan sektor perekonomian di Indonesia.

Berbagai kasus yang terjadi telah direspon cepat oleh pemerintah dengan menerapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi pada saat pemulihan di masa pandemi Covid-19. Langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah yaitu dengan meningkatkan harga komoditas global dan pemulihan permintaan global yang bertujuan mendorong komponen ekspor dan impor agartumbuh secara signifikan. Pemerintah melakukan peningkatan pada kegiatan ekspor dan impor yang membantu para industri berfokus pada kegiatan ekspor yang bertujuan memberikan peluang peningkatan pada harga komoditas global selama pandemi Covid-19. Selanjutnya, pemerintah mendorong konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah dengan mengalokasikan dana untuk perlindungan sosial yaitu berupa Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, BLT BPJS Ketenagakerjaan, subsidi listrik dan Program Keluarga Harapan. Selain itu, pemerintah berupaya menjaga optimisme investor yang dampak keberhasilannya membantu memperkuat pasar modal dengan membuat aliran modal kembali masuk ke Indonesia.

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi di suatu negara dihadapi oleh berbagai tantangan. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015-2024 ini memiliki dua fenomena selama periode 5 tahun, yang pertama pada tahun 2015-2019 terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi yang meningkat tajam setiap tahunnya. Dengan berbagai upaya kinerja yang dilakukan secara kuat dan stabil, sehingga kesejahteraan masyarakat pada tahun tersebut dapat terwujud dan meningkat. Dibuktikan pada perkembangan perekonomian domestik yang menumbuhkan 11 juta lapangan kerja melebihi dari target 10 juta lapangan kerja pada tahun 2015-2019. Sepanjang periode tahun tersebut juga inflasi mencapai rata-rata sebesar 3,2% per tahun dan tingkat pengangguran terbuka yang turun menjadi 5,28% pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2015 sebesar 6,18%. Hal tersebut mengartikan bahwa pemerintah mampu bekerja dengan baik dalam melakukan pembangunan ekonomi nasional sehingga mampu mencapai target yang telah ditetapkan dalam RPJMN.

Selanjutnya pada tahun 2020-2024, dalam jangka waktu periode 2020-2022 ekonomi Indonesia tercatat hanya tumbuh sebesar 2,05%. Ekonomi Indonesia pada periode tahun tersebut mengalami penurunan secara drastis sebesar -2,07% pada tahun 2020 penurunan ini disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi seluruh komponen PDB dari sisi pengeluaran maupun sisi produksi. Berbagai kebijakan yang dibuat guna memutus penyebaran Covid-19 alhasil memberikan dampak negatif pada sektor perekonomian di masa itu. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi faktornya karena membuat masyarakat tidak dapat beraktivitas secara normal, masyarakat menjadi tidak memiliki penghasilan sampai terkena Pengakhiran Hubungan Kerja (PHK) karena perusahaan/pabrik jarang dan hampir tidak melakukan produksi karena tidak adanya permintaan. Sedangkan di masa itu kita harus bertahan secara fisik dan finansial sampai pandemi dinyatakan sudah berakhir. Beruntungnya kita semua dapat melewati masa itu dengan berbagai perjuangan masing-masing. Sehingga di tahun 2022 sampai saat ini terus diupayakan peningkatan pada sektor ekonomi untuk kembali pulih.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) sangat penting sebagai bahan acuan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena kita dapat melihat dari realisasinya tercapai atau tidak disetiap periode per lima tahun. Yang dapat dirangkum dari tahun 2015-2022 adalah banyak menghadapi berbagai peristiwa ekonomi global, karena saat ini sudah memasuki era globalisasi, perekonomian global menjadi  berperan sangat besar pada disetiap negara dalam mempengaruhi pendapatannya seperti dari aktivitas ekspor dan impor. Terlebih lagi RPJMN tahun 2015-2019 dinyatakan mencapai target dengan sebagian besar sasaran pokok pembangunan berjalan sesuai rencana yang disebabkan salah satunya oleh pengaruh gejolak perekonomian dunia. Dan dilanjut dengan pertumbuhan ekonomi pada RPJMN 2020-2022 yang tidak disangka Indonesia mengalami pengalaman yang luar biasa pada tahun 2020 bahkan seluruh dunia merasakan usaha bertahan dalam menghadapi masa pandemi ditambah harus tetap mempertahankan kestabilan ekonomi negaranya masing-masing.

Inda Riana, Bagus Sajiwa, Rifdah Silawarti, Trisya WalzaRizkita. Penulis adalah Mahasiswa Administrasi Negara, Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang