PPMH-SI Gelar Webinar Nasional, Growing Youth Patriotisme


KilatNews.Co – Jiwa patriotisme adalah hal yang sangat dibutuhkan bagi setiap warga negara untuk dapat mencintai secara penuh dan memperjuangkan kemajuan bangsanya. Bagi pemuda, jiwa patriotisme wajib untuk dimiliki oleh sebab dasar perjuangan bangsa sedikit banyak akan ditentukan dan dipengaruhi oleh jiwa petriotismenya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
PPMH-SI Gelar Webinar Nasional, Growing Youth Patriotisme

Apalagi kondisi dunia saat ini yang memasuki era disrupsi 4.0 yang menuntut setiap warga negara untuk menjaga dan mempertahankan identitasnya sebagai salah satu bangsa yang kuat.

Persatuan Mahasiswa Perbandingan Madzhab Hukum Se-Indonesia (PPMH-SI) memiliki kesadaran secara penuh atas hal ini. Sehingga kesadaran tersebut ditindaklanjuti dengan mewadahi sebuah diskusi nasional bagi para pemuda yang memiliki semangat juang dan ingin menumbuhkan jiwa patriotisme dalam jiwanya, webinar nasional yang digagas oleh organisasi Nasional ini bertemakan “Growing Youth Patriotism and the role of Development in Islam” yang dilaksanakan pada Minggu, 28 November 2021 secara virtual Zoom Meeting.

H. Yayan Khairul Anwar, M.Ag., selaku dosen Perbandingan Madzhab UIN Sunan Gunug Djati Bandung yang sekaligus merupakan narasumber pertama dalam webinar tersebut, menjelaskan betapa pentingnya jiwa patriotisme bagi pemuda yang telah dicontohkan oleh para pendiri bangsa. Di mana miwa patriotisme adalah prinsip yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi yang bersifat individual.

Bagi orang yang memiliki jiwa patriotik, bagaimanapun keadaan negara dan sebuah bangsa mereka tetap menjadi bangsa dan mengawal negaranya yang harus selalu dijunjung tinggi dan diperjuangkan kejayaannya.

Dalam diskusi tersebut Yayan menngutip sejarah masa dahulu di mana seluruh pemuda berdiri tegak di atas kedua kakinya demi kepentingan bangsa, bahkan menurutnya mereka rindu akan kematian dalam memperjuangkan bangsanya.

Fathuddin Kalimas, S.Hi., S.H., M.A.Hum., M.H., dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pemateri kedua menjelaskan dari sebagain sudut pandang Islam bahwa Semangat jiwa patriotik juga sudah diajarkan oleh ajaran agama Islam, hal ini tercermin dalam diri salah satu tokoh agamawan yang juga negarawan, Abdurrahman Wahid yang akrab dengan panggilan Gus Dur.

Beliau merupakan presiden ke empat Republik Indonesia. Gambaran ini sangat jelas dalam ungkapannya, “berapapun biaya dan resiko yang harus dibayarkan, kebutuhan NKRI harus dipenuhi”.

Semangat juang pemuda harus lebih ditingkatkan, karena kondisi global saat ini yang akan menjadi tantangan besar terhadap nilai-nilai kebangsaan, pengaruh-pengaruh dari luar tentu meruapakan hal yang perlu diatasi agar tidak mengikis kebudayaan bangsa Indonesia.

Fathuddin mencontohkan dalam bidang ekonomi saja misalnya, kita belum dapat mengamalkan nilai-nilai ekonomi kebangsaan kita, “ini tentu menjadi PR bagi para generasi berikutnya apakah generasi muda mampu mengatasi dan mengembalikan prinsip perekonomian negara kepada prinsip ekonomi pancasila?” Ujarnya memberikan pertanyaan yang begitu kontemplatif.

Salah satu solusi membangun kembali kehidupan bangsa dan semangat juang pemuda adalah dengan kembali pada jati diri bangsa, yakni Pancasila, dan dengan menumbuhkan rasa percaya diri dalam jiwa pemuda untuk menjadi agen perubahan dan penerus estafet kepemimpinan.

Dalam pembahasan terakhir, materi disampaikan oleh Azizah Ratu Buana Khan selaku Koordinator Pusat Dema Fakultas Syariah dan Hukum Se-Indonesia (Koord. Demfasna). Dia mengajak para aktivis agar memperbanyak berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan etos belajar yang lebih produktif, di mana hal tersebut akan menjadi salah satu unsur yang dapat membangun peradaban sebuah bangsa.

Reporter: KilatNews

Tag