Perjuangan Bung Karno untuk Bangsa Indonesia yang Patut Menjadi Contoh di Masa Depan
Oleh: Andreanto Hutomo
KilatNews.Co – Tepatnya pada 6 juni 1901, sosok besar dilahirkan di Indonesia, yaitu Ir. Soekarno yang dikenal sebagai bapak proklamator Republik Indonesia dan presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945-1967. Ia merupakan sososk yang hebat dengan gagasan pemikiran yang dihasilkan. Tidak jarang gagasan yang disampaikannya menuai kontroversi dan juga mengundang kekaguman.
Setiap warga NKRI semestinya mengingat sejarah Indonesia. Sekaligus tidak melupakan sejarah perjuangan dan peran Bung Karno pada masa prakemerdekaan, kemerdekaaan dan awal menggerakkan roda NKRI. Dengan demikian kita akan memahami Bung Karno dan perjuangan bung karno untuk bangsa Indonesia.
Selama menjadi Presiden, di awal Kemerdekaan, Soekarno harus menghadapi banyak rintangan sebagai presiden dari sebuah negara yang baru saja merdeka. Soekano berusaha untuk membangun perekonomian Indonesia secara mandiri dengan tidak bergantung pada pihak asing. Bahkan Soekarno di kenal sebagai antiasing, karena menentang pendekatan kembali dengan Barat.
Pada tahun 1915, Soekarno mendirikan perkumpulan pertamanya yang di beri nama Tri Koro Darmo yang berarti “Tiga Tujuan Suci” dan melambangkan kemerdekaan politik, ekonomi dan sosial. Tri Koro Darmo merupakan oraganisasi yang anggotannya merupakan pelajar. Nama Selanjutnya Tri Doro Darmo berubah menjadi Jong Java dengan memiliki arti dasar yang lebih luas dan berlandaskan kebangsaan.
Pada tahun1926, Soekarno berhasil mendirikan Algeeme Studie Club di Bandung pada 4 Juli 1927.
Organisasi ini yang kemudian menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan rumusan ajaran MARHAENISME. Pada 29 Desember 1929, Soekarno dijebloskan ke penjara Sukamiskin, Bandung. Lalu, dibebaskan pada 31 Desember 1931.
Pada tahun 1931, Soekarno kemudian bergabung dan memimpin Partai Nasional Indonesia (PNI) yang bertujuan mendirikan Negara Indonesia Merdeka. Aktivitas politiknya di PNI membuat Soekarno ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara oleh Pemerintahan Hindia-Belanda.
Empat tahun kemudian, ia dipindahkan ke Bengkulu. Di Bengkulu, Soekarno berhasil kabur menuju padang. Kemudian, menyebrangi Selat Sunda dan Kembali ke Jakarta pada Juli 1942. Perjuangan Soekarno pada tokoh lainnya membuahkan hasil dengan mengatarkan Indonesia menuju Kemerdekaan.
Bersama Mohammad Hatta, Soekarno memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Jepang membebaskan Soekarno dari tempat pengasingannya di Bengkulu, agar Soekarno dan rakyat Indonesia mau mendukung Jepang dalam perang pasifik.Soekarno memilih untuk bersikap baik dengan Jepang dan menggunakan cara-cara halus untuk menghindari bentrokan Jepang.
Peristiwa tersebut menciptakan kesepakatan bahwa Proklamsi Kemerdekaan akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Dan Proklamasi Kemerdekaan dibacakan langsung oleh Soekarno di kediamannya di Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus 1945, PPKI menggelar siding yang menetapkan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden.
Dalam sidang PPKI 18 Agustus 1945, Soekarni-Hatta dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pemerintahan pada masa Soekarno, dimulai tahun 1945 hingga 1967 dan sudah berganti kabinet sebanyak 28 kali. Pada Agustus 1965, kesehatan Soekarno mulai menurun.
Oleh karena itu, diharapkan oleh para tokoh atau masyarakat ingin menghapuskan para penjajah yang menjajah Negara tersebut terutama Indonesia seperti sampai sekarang diciptakan Undang Undang Dasar Tahun 1945 di pembukaan yang berkata, karena bahwa penjajah harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadialan. Oleh sebab itu Negara yang dijajah ingin Merdeka, karena bila dijajah masyarakat akan dibebankan oleh penjajah.
Pada masa ini kedudukan Presiden adalah sebagai kepala Pemerintahan dan Kepala Negara. Namun, denegan dikeluarkannya maklumat 10 November 1945, Soekarno menjabat sebagai Kepala Negara sedangkan Kepala Pemerintahan dijabat oleh Sutan Syahrir. Pada masa ini, Soekarno juga menghadapi berbagai peristiwa dan pemberontakan, seperti peristiwa Lapngan Ikada Jakarta tahun 1945 di Surabaya, dan pemberontakan PKI Madiun tahun 1948.
Soekarno juga menghadapi sengketa dengan Belanda terkait wilayah Indonesia. Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) menghasilkan bentuk Negara Republik Indonesia Sertikat (RIS) sebagai Kedaulatan Politik yang diakui Belanda dengan Soekarno sebagai Presiden.
Pada masa ini, Soekarno selaku Presiden memberikan demokrasi seluas-luasnya bagi masyarakat untuk membentuk partai politik. Demokrasi kala ini ditandai dengan banyaknya partai politik, yakni mencapai 172 partai pada pemilu tahun 1955.
Semantara itu dari sisi luar politik Luar Negeri Soekarno menekankan agar Indonesia bersikap bebas aktif. Pada masa ini, Presiden Soekarno banyak memberikan gagasan-gagasan kepada Dunia Internasional. Ia juga menggagas diadakannya konferensi Asia-Afrika atas keprihatinannya terhadap negara-negara Asia dan Afrika yang masih belum dapat menentukan nasibnya sendiri.
Soekarno membentuk system politik baru menyelesaikan berbagai krisis, yang disebut sebagai sistem demokrasi terpimpin. Sistem ini dicirikan oleh dominasi Presiden yang menguat, pembatasan peran DPR dan partai politik, serta peningkatan peran ABRI sebagai kekuatan sosial politik.
Sementara itu situasi politik dalam negeri juga menajdi kacau ketika enam jendral dibunuh dalam Gerakan G30S pada1965. Dugaan pada keterlibatan kuat PKI menyeret nama Soekarno karena Soekarno memiliki kedekatan dengan PKI. Ditambah lagi ideologi NASAKOM (Nasionalis, Agamis, Komunis) yang dianut oleh Soekarno membuat Soekarno menolak PKI untuk dibubarkan.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat mengisi peluang dalam komunitas ilmiah Internasional serta berkontribusi pada pertumbuhan ilmu terapan agar mandiri dalam urusan ekonomi. Para dokter mendominasi pembetukan lembaga ilmiah Indonesia, karena kemampuan mereka untuk mengaitkan kesehatan dan penyakit dengan ideologi pembangunan Bangsa ala Soekarno.
Penelitian pediatri dan gizi yang secara simbolis terkait dengan pidato Soekarno tentang Revolusi Nasional Indonesia sebagai investasi dalam sumber daya manusia menerima dukungan cukup besar dari negara.
Produksi pangan mengalami kenaikan, namun belum mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk. Produksi beras pada tahun 1956 adalah 26% lebih tinggi dari produksi pada tahun 1950, tetapi impor beras masih diperlukan.
Perusahaan-perusahaan asing pada tahun 1950-an muali masuk ke Indonesia seperti Shell, Stanvac, dan Caltec dan mendapatkan posisi yang kuat di bidang industri minyak.
Dalam rangka mengendalikan inflasi, pada tanggal 25 Agustus 1959 mata uang Rupiah dievaluasikan sebesar 75% . Dari sisi moneter, semua nilai uang kertas Rp. 500,00 dan Rp. 1.000,00 diturunkan menjadi sepersepuluh dari nilai nominalnya dan deposito-deposito bank dalam jumlah besar juga dibekukan
Tindakan ini untuk mengurangi jumlah uang beredar dari Rp. 34 miliar menjadi Rp. 21 miliar. Krisis likuiditas menjadi pemerintah terpaksa memperbolehkan utang dalam waktu enam bulan persediaan uang telah kembali ke tingkat sebelumnya dan inflasi kembali stabil.
Demikian, perjuangan Untuk Bangsa Indonesia Bung Karno yaitu: Masa Penjajahan Hindia-Belanda, Masa Pendudukan Jepang, Masa Kemerdekaan, Masa Revolusi Kemerdekaan, Masa Demokrasi Liberal, Masa Demokrasi Terpimpin, Pemabangunan Indonesia Di Era Soekarno.
Andreanto Hutomo. Penulis adalah Mahasiswa Universitas Bung Karno