Tala Ia adalah alasan aku ada untuk suatu perubahan. Begitulah sebuah ungkapan yang jamak terdengar ditelinga setiap mahasiswa yang berhimpun didalamnya. Ungkapan ini juga memberi makna bahwa siapapun tidak dapat melakukan suatu prubahan yang cepat dengan cara yang sama apabila menanganinya dalam status quo (stabilitas yang dapat diprediksi dan sebagainya). Akan tetapi manusia akan tetap mencari yang stabil, terstruktur, dan metode yang dapat diprediksi untuk mengatasi krisis-krisis dan perubahan-perubahan yang tidak dapat di prediksi.
Perubahan adalah menjadi suatu kebutuhan, baik perubahan yang datang dengan cepat maupun yang lambat. Pada konteks kehidupan, manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia dituntut dan memiliki fitrah untuk hidup berkelompok. Dengan demikian, maka akan lebih baik jika manusia senantiasa hidup berorganisasi.
Dalam perjalanan sebuah organisasi, bagaimanapun tidak dapat melakukan suatu perubahan. Perubahan bagi suatu organisasi dimana manusia yang berhimpun didalamnya dilakukan oleh manusia. Dan manusialah yang menginginkan terjadinya perubahan dalam orgaisasi sehingga melalui kesepakatan bersama anggota-anggota dapat mencapai tujuan tersebut.
Perubahan dalam tubuh organisasi bukan semata-mata untuk kepentingan organisasi, melainkan lebih dari itu, yakni untuk berkepentingan manusia yang ada didalamnya. Organisasi dijadikan sebagai suatu obyek oleh aktifitas umat manusia untuk mencari kebermanfaatan yang sebesar-besarnya dari organisasi melalui kegiatan-kegiatan manusia yang didalamnya.
Manusia dalam melakukan suatu perubahan dalam tubuh organisasi, tentunya tidak terlepas dari tantangan yang dialami. Akan tetapi tantangan demikian haruslah dihadapai dan tak bisa dihindarkan. Kehidupan adalah tantangan, dan tantangan akan menjadikan orang menjadi hidup. Manusia hidup untuk melakukan perubahan karena perubahan itulah ia akan dapat menghadapi tantangan yang tidak luput dari kehidupan. Menghindari tantangan artinya tidak memiliki kepastian kapasitas untuk melakukan perubahan, bagaimanapun juga menghadapi perubahan berarti menerima resiko dan tantangan.
Sejarawan inggris, Arnold toynbee memberikan suatu pandangan bahwa, keberhasilan umat manusia bergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan tanggapan yang pantas terhadap tantangan. Apabila anda tidak menghasilkan tanggapan yang pantas, anda akan kalah. Apabila tantangan terlampau besar besar buat anda, anda akan kalah. Apabila anda tidak mempunyai tantangan sama sekali , anda juga akan kalah. Anda hanya akan berhasil jika anda menghasilkan tanggapan yang pantas terhadap tantangan yang mengena. Alhasil, manusia tidak dapat hidup dengan sempurna jika tidak dengan berkelompok atau berorganisasi, mewajibkan manusia yang berhimpun didalamnya melakukan perubahan dengan cara yang besrsifat organisatoris.
Pentingnya Melakukan Perubahan
Pentingnya perubahan dalam tubuh organisasi adalah satu konsekuensi logis yang harus dilakukan oleh setiap manusia yang berhimpun didalamnya. Namun perubahan yang hendak dicapai tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki kemampuan dan keunggulan dalam berpikir dan bertindak. Perubahan bentuk pemikiran dalam bertindak yang dapat dilakukan setelah melewati proses telaah yang paling mendasar terhadap fenomena yang terjadi dengan menghubungkannya melalui prediksi berkenaan dengan apa yang terjadi dimasa sekarang dan yang akan datang.
Individu-individu yang melakukan perubahan adalah individu yang memiliki kapasitas yang unggul dalam hal kelihaian atau kecerdasan sehingga mampu berpikir secara abstrak namun dapat diwujudkan dalam bentuk visi yang realistis dan rasional agar menjadi suatu yang konkrit.
Setiap organisasi tentunya selalu menginginkan perubahan, namun adakalanya mereka tidak mampu memanfaatkan momentum. Seyogyanya perubahan memerlukan momentum. Momentum hanya dapat digapai dengan ditandai oleh individu-individu yang memiliki ketajaman pandangan terhadap fenomena yang terjadi dan dapat memprediksi bahwa fenomena tersebut jika dimanfaatkan akan memberi makna implikasi yang positif tergadap perubahan dan perkembangan organisasi.
Disisi lain, pentingnya melakukan suatu perubahan adalah untuk mengatasi krisis yang akan dihadapi oleh organisasi, terutama kriris pada masa yang akan datang. Krisis dalam tubuh organisasi lazimnya terjadi disebabkan faktor kurang adaptifnya organisasi mengahadapi berbagai dinamika perubahan, baik perubahan secara individual, secara struktur internal, maupun faktor eksternal organisasi. Krisis dalam organisasi disadari berpenagruh terhadap kenerja kerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja kerja organisasi yang mengalami stagnatisasi sehingga memberi alarm kepada seluruh anggota dan juga jajaran struktural untuk terus melakukan analisis penyebab terjadinya krisis.
Krisis tidak selamanya menjadi bumerang yang juga diartikan sebagai sesuatu yang negatif pada organisasi yang akan melakukan perubahan. Walapun tak bisa dipungkiri dengan tuntutan perubahan terjadi karena kriris dianggap sebagai variabel yang determinan. Akan tetapi kriris yang dimaksud adalah sebagau suatu upaya titik balik untuk menjadi yang kebih baik atau lebih baru. Suatu keadaan yang tidak stabil maka perubahan adalah cara yang akan menentukan akan segera terjadi. Apakah perubahan itu baik atau buruk adalah penilaian normatif yang harus dilakukan oleh semua individu yang ada didalamnya.
Perubahan akan selalu dipersiapkan agar organisasi dapat secara anitipatif mengahdapi lika-liku krisis yang tak berkesudahan. Krisis bukan berarti akan menjadikan organisasi menuju degradasi kefakuaman ataupun bahkan menuju ke titik nol, namun justru krsisis harus menjadi sebuah kenyataan untuk dimanajemeni agar mampu memperkuat organisasi mencapai tujuannya dan dapat terhindar dari dampak-dampak negatif baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar. Perubahan suatu organisasi dilakukan secara terukur dan terencana maka akan menjadikan oragnisasi terhindar dari berbagai terpaan krisis negatif yang membahayakan eksistensi organisasi dimasa yang akan datang.
Tantangan 17 Tahun Menuju Perubahan
Secara substansial, suatu perubahan dapat diartikan sebagai pergeseran satu kebiasaan menuju kebiasaan yang lain (baru) yang sama sekali berbeda dan tidak biasanya dilakukan oleh individu, kelompok maupun organisasi dari waktu yang sebelumnya. Perubahan dilakukan untuk memperbaiki kondisi yang dianggap stagnan tidak lagi untuk diperthankan akibat mengurangi daya gerak sehingga membatasi akselerasi organisasi dalam menghadapi masa sekarang dan yang akan datang. Perubahan perlunya dilakukan sebagai bentuk upaya perlawanan atau resistensi menghadapi dan menyesuaikan diri dengan keadaan. Penyesuaian menjadi senjata untuk mengantisipasi problem-problem diluar dugaan agar tidak terjadi kegagapan.
Perubahan akan terjadi dengan adanya tantangan dan perlawanan. Perlawanan yang maksud bukan berarti untuk mengahncurkan sebuah perubahan, anamun tantangan dan perlawanan tersebut ahrus dianggap sebagai dinamika karena sedang berada dalam proses pencarian menuju ke arah yang lebih baik. Perlawanan itu bisa timbul akibat faktor-faktor lain, oleh sebab faktor-faktor inilah harus diidentifikasi sebagai bagian dari upaya untuk mengeliminir perlawananan terhadap suatu perubahan. Kataknalah perlawanan seperti, perbedaan persepsi, ketidaktentuan arah dan tujuan, hilangnya rasa dan lainnya.
Pada dasarnya, perlawanan dilakukan oleh orang-orang karena perubahan yang biasanya diawali dengan ketidanmenentuan. Kondisi ini akan membuat orang merasa tidak nyaman apalagi jika proses perubahan berlangsung membebani baik secara fisik amaupu phsikis, sebab perubahan akan sulit untuk menhindari yang anamnya perlawanan. Berbagai macam bentuk orang melakukan perlawanan mengindikasikan bahwa dalam melakukan perubahan bukanlah hal yang mudah tanpa mengenali bentuk-bentuk perlawanan.
Perlawanan dasarnya adalah manusiawi, alhasil jika hal tersebut menyangkut kepentingan seseorang dalam organisasi. Jika perubahan itu mebahayakan dirinya maka akan adanya perlawanan. Bagaimapaun upaya menyelamatkan dalam proses perubahan akan terjadi dalam organisasi. Organisasi harus memiliki kekuatan atau kekuasaan yang besar sehingga bentuk politik perubahan yang terjadi dalam rencana perubahan tersebut bersifat dinamisagar dapat memungkinkan prosesnya diserap oleh jajaran struktural secara menyelururh dan utuh.
Oleh karena itu, berdasarkan uraianperlawanan terhadap suatu perubahan maka, perlunya dilakukan upaya dalam tubuh organisasi agar tidak menjadikan perlawanan sebagai tantangan yang bersifat permanen, tetapi menjadikannya sebagai cermin untuk mengevaluasi diri organisasi sebagai sebuah sistem yang membutuhkan perubahan setiap saat demi menjamin sustainbilitas organisasi. Perlawanan harus dianggap sebagai sebuah proses dan dinamika yang ditempatkan dalam memperbaiki diri yang mungkin saja perlunya dilakukan pembinaan dan pengembangan untuk mempertahankan eksistensi dan keberlangsungan organisasi dimasa sekarang dan yang akan datang.
Sebuah Harapan
Perubahan dan perkembangan perjalanan organisasi Tala Ia menuju tahun ke-17 adalah sebuah keniscayaan dan merupakan konsekuensi logis kebutuhan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Persaingan yang ketat mengharuskan organisasi harus menyesuaikan diri diera globalisasi, sebab kemampuan mengenal secara mendalam persaingan dan tantangan menjadi tolak ukur untuk melakukan perubahan dalam tubuh organisasi.
Perubahan dan perkembangan yang dimaksud adalah bahwa, bukan hanya sekedar mengikuti trend untuk melakukan perbaikan, tetapi perubahan dilakukan dengan strategi yang mempuni demi menjamin keberlangsungan dan eksisitensi organisasi. Sadar dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap perubahan perkembangan dan perbaikan organisasi untuk mencapai tujuannya adalah tuntuan keharusan bagi segenap individu yang berhimpun didalamnya untuk menjawab tuntutan tersebut.
Sebagai penutup, Jika anda ingin merangkai mimpi itu dengan sendiri maka itu hanyalah sebuah impi, tetapi jika mimpi itu dirangkai bersama-sama dalam satu wadah organisasi maka itu adalah awal dari sebuah kenyataan.(Emanuel Kant) Tala Ia adalah wadah yang tepat untukmu menempah. Memasuki tahun ke-17 adalah sebuah kenyataan dalam menjawabi tantangan jaman, tetap tumbuh dan berkembang biak dibumi mataram. Tala Ia Jaya
Buku biliken teratu, pena matan pulu pito, pai pupul tala ia puin taan kemuin tou, gahan taan kenahan ehaken, balik gelekat lewotanah
Penulis, Syahfuad Nur Rahmat
Koordinator Dewan Pertimbangan Organisasi Tala Ia