Kilatnews.co,- Selama 32 tahun berkuasa, Soeharto telah menorehkan berbagai cerita yang penuh dengan kontroversi. Namun demikian, kita tak bisa menutup mata bahwa Soeharto juga telah memberikan jasa kepada negara dengan pembangunannya. Bukan hanya pembangunan fisik, namun juga pembangunan sumber daya manusia di bidang pendidikan.
Penghargaan Avicena dari UNESCO menjadi sebuah titik puncak dalam perjalanan Soeharto sebagai pemimpin Indonesia selama 32 tahun. Salah satu bidang yang secara konsisten menjadi perhatian utamanya adalah pendidikan. Penghargaan internasional tersebut memberikan pengakuan yang sangat berarti terhadap kemajuan yang telah dicapai oleh Indonesia di bidang pendidikan selama kepemimpinan Soeharto.
Baca juga: Soeharto, Pembangunan dan Kedekatannya dengan Rakyat
Sebagai pemimpin, Soeharto menyadari bahwa pendidikan merupakan fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, ia dengan tekun menekankan pentingnya investasi dalam pembangunan pendidikan. Salah satu aspek penting dari kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh Soeharto adalah peningkatan aksesibilitas pendidikan. Ia memahami bahwa semua warga negara harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa terhalang oleh faktor ekonomi atau geografis. Sebagai bagian dari upaya ini, Soeharto merancang program-program yang bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan di seluruh pelosok Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil dan terpinggirkan.
Selain meningkatkan aksesibilitas, Soeharto juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia menyadari bahwa untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan, pendidikan harus berkualitas dan relevan dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, dalam kepemimpinannya, Soeharto memperhatikan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Ia membangun ribuan sekolah baru, memperbaiki fasilitas pendidikan yang sudah ada, dan meningkatkan ketersediaan buku dan bahan ajar yang mutakhir. Selain itu, Soeharto juga memberikan perhatian khusus pada peningkatan kualitas tenaga pendidik. Ia merancang program pelatihan dan pengembangan untuk guru-guru, serta meningkatkan insentif bagi mereka yang berkarier di dunia pendidikan.
Penghargaan Avicena dari UNESCO menjadi bukti nyata bahwa upaya Soeharto dalam memperbaiki sistem pendidikan Indonesia tidak hanya terbatas pada tingkat nasional, tetapi juga diakui secara internasional. Penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas langkah-langkah konkret yang diambil oleh pemerintahannya untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia.
Namun, pencapaian dalam bidang pendidikan tidaklah terjadi secara instan atau tanpa tantangan. Selama kepemimpinannya, Soeharto juga dihadapkan pada berbagai kendala dan masalah yang berkaitan dengan pembangunan pendidikan. Misalnya, masalah infrastruktur pendidikan yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia, kurangnya dana untuk membiayai program-program pendidikan, serta tantangan dalam memperbaiki kualitas tenaga pendidik. Namun, dengan kesungguhan dan komitmennya, Soeharto berhasil mengatasi berbagai hambatan tersebut dan membuat kemajuan yang signifikan dalam bidang pendidikan.
Penghargaan Avicena dari UNESCO tidak hanya menjadi pengakuan atas prestasi Soeharto dalam membangun pendidikan di Indonesia, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang. Penghargaan tersebut menjadi momentum penting untuk merayakan pencapaian yang telah dicapai, namun juga untuk mengevaluasi dan meningkatkan upaya-upaya yang telah dilakukan. Selain itu, penghargaan tersebut juga mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa, serta pentingnya kerja sama internasional dalam mencapai tujuan pendidikan yang inklusif dan berkualitas.
Dalam konteks globalisasi dan persaingan ekonomi yang semakin ketat, pendidikan menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan daya saing suatu bangsa. Oleh karena itu, melanjutkan dan memperkuat upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Presiden RI kedua tersebut, dalam membangun pendidikan adalah suatu keharusan bagi Indonesia sebagai bangsa yang ingin maju dan berkembang di era globalisasi ini.
Dengan demikian, penghargaan Avicena dari UNESCO bukan hanya merupakan penghormatan bagi Soeharto secara pribadi, tetapi juga merupakan pengakuan atas pencapaian Indonesia sebagai bangsa dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan relevan dengan tuntutan zaman. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan merupakan investasi terbaik bagi kemajuan suatu bangsa, dan bahwa upaya dalam meningkatkan pendidikan harus menjadi prioritas bagi setiap pemimpin dan pemerintahan di masa depan.