Amanat Kali Code

Amanat Kali Code
Amanat Kali Code

Kilatnews.co Tulisan ini berangkat dari kepedulian dan kegelisahan terhadap Organisasi Daerah (Orda) Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Sumatera Selatan (IKPM Sumsel), Yogyakarta. Kami ngobrol santai di warkop pinggiran Kali Code sembari mendiskusikan perjalanan IKPM Sumsel yang hampir memasuki usia 40 tahun di tahun 2012 saat itu.

IKPM Sumsel-Yogyakarta secara resmi berdiri pada 22 Mei 1976 disahkannya AD/ ART di Musyang Ke-1 yang merupakan lanjutan dari Gabungan Pemuda Organisasi Mahasiswa Sumatera Selatan (GAPOMASS).

Ketika lembaga memasuki umur 40 tahun sebagaimana manusia menjadi standaritas capaian dalam hidupnya. Begitupun IKPM Sumsel-Yogyakarta, memasuki usia dewasa harus sudah bicara capaian strategis keorganisasian dan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan negara. IKPM Sumsel-Yogyakarta yang selama ini hanya sebatas organisasi kedaerahan yang berlandaskan kekeluargaan harus meningkat great menjadi organisasi kaderisasi dan berperan aktif dalam proses pembangunan daerah.

Obrolan santai Kali Code merupakan titik awal pembicaraan mimpi bersama agar IKPM Sumsel-Yogyakarta menata ulang cita-cita organisasi yang lebih kongkrit dan kontributif. Sumatera Selatan mempunyai sejarah besar, kekayaan alam yang melimpah serta SDM yang berkualitas. Artinya, IKPM Sumsel-Yogyakarta memiliki modal menjadi organisasi besar dan memberikan kentribusi nyata bagi anggotanya dan masyarakat Sumsel secara umum.

Selanjutnya, didukung secara geografis IKPM Sumsel berada di kota Yogyakarta yang merupakan kota pendidikan, budaya dan pariwisata. Sebagai Kota Pendidikan, arus informasi dan pengetahuan berjalan begitu cepat di Kota Yogyakarta. Kondisi ini sangat mendukung IKPM Sumsel-Yogyakarta untuk menciptakan kader organisasi yang berkualitas. Hal ini sudah terbukti alumni mahasiswa Yogyakarta cukup mewarnai dinamika birokrasi, sosial-masyarakat, politik dan organisasi kepemudaan daerah yang ada di Sumatera Selatan.

Berangkat dari dinamika perjalanan organisasi IKPM Sumsel-Yogyakarta dan modal yang dimiliki Sumatera Selatan diantara kami yang terlibat diskusi malam itu satu-persatu menyampaikan pendapat. Persatuan harus dikuatan, standar kinerja organisasi ditingkatan, potensi besar yang ada perlu dikonsolidir, melepas bendera asal organisasi ketika sudah bernaung di IKPM Sumsel-Yogyakarta, distribusi kader serta menyiapkan kader yang unggul ke panggung daerah dan nasional, dan masih banyak lagi gagasan yang tercetus pada diskusi ringan tersebut.

Momentum Musyang ke-19 IKPM Sumsel-Yogyakarta kali ini, kami mencoba mengurai ulang hasil perbincangan santai yang kami sebut “Amanat Kali Code” dengan ringkasan:

Pertama, Menanggalkan semua bendera organisasi ketika sudah mendapatkan tugas organisasi IKPM Sumsel-Yogyakarta. Delegasi setiap Kabupaten/ Kota yang dideligasikan ke IKPM Sumsel-Yogyakarta tentunya kader-kader terbaik yang ada di tingkatan komisariat masing-masing.

Selain mereka mendapat pembekalan organisasi dari masing-masing asrama Kabupaten/ Kota juga digembleng di organisasi ekstra dan intra kampus. Ketika sudah terkumpul di bawah bendera IKPM Sumsel-Yogyakarta maka mereka harus melepas bendera yang asal komisariat dan organisasi kampus.

Kedua, Menguatkan komunitas Sumsel yang berbasis kampus, organisasi kaderisasi serta kultural di luar kampus. Gerakan ini harus dilakukan agar lebih memudahkan menyatukan kekuatan dan persatuan mahasiswa Sumsel di setiap kampus yang ada di Yogyakarta.

Jika semua simpul terhubung akan lebih mudah mengkonsolidasikan ketika ada persoalan mahasiswa Sumsel yang harus diselesaikan dan merealisasikan hajat organisasi kader IKPM Sumsel-Yogyakarta yang sedang aktif di setiap lini organisasi yang ada di dalam dan luar kampus.

Ikhtiar ini dimulai dari mengkordinasikan komunitas mahasiswa Sumsel yang sudah ada di kampus dan membentuk perkumpulan warga sumsel di kampus-kampus yang belum ada. Meskipun belum berjalan maksimal, namun kerja-kerja organisasi dan gerakan kultural terus dilakukan untuk menyatukan mahasiswa Sumsel yang ada di berbagai universtitas kota Yogyakarta. Kita cukup meyakini apa yang ada hari ini berangkat dari cita-cita dari pendahulu dan harapan bersama kader IKPM Sumsel-Yogyakarta hari ini.

Ketiga, Untuk meningkatkan kualitas kader IKPM Sumsel-Yogyakarta dibutuhkan menaikan standar kerja-kerja keorganisasian. Selama ini asas IKPM Sumsel-Yogyakarta berdasarkan kekeluargaan yang hanya berehenti pada program-program membangun rasa kebersamaan.

Saatnya IKPM Sumsel-Yogyakarta meningkatkan level yang mengarah pada organissi kaderisasi, artinya harus ada program kerja yang berbentuk pelatihan yang berjenjang dan jangka panjang.

Harapan kongkrit pada wilayah ini IKPM Sumsel-Yogyakarta memiliki lembaga kebudayaan, penelitian dan perekonomian. Lahirnya sanggar Sriwijaya tahun 2103 upaya menjawab harapan bidang kebudayaan yang masih berjalan sampai hari ini.

Sempat terbentuk tim 9 pada tahun 2014 untuk merintis lembaga perekonomian dan penelitian namun belum berjalan secara maksimal. Konsolidasi IKPM Sumsel Nusantara pernah dilakukan bersamaan deklarasinya IKPM Sumsel kota Palembang di Griya Agung Rumah Dinas Gubernur Sumsel tahun 2016. Semua itu dilakukan dalam upaya meningkatkan great IKPM Sumsel-Yogyakarta menjadi organisasi kaderisasi.

Keempat, Menyatukan kepentingan bersama menciptakan arus besar gerakan mahasiswa Sumsel di semua level organisasi. Capaian ini membutuhkan kesadaran bersama bahwa semua potensi mahasiswa Sumsel-Yogayakarta harus disinergiskan sehingga menjadi kekuatan besar dalam mencapai cita-cita besar organisasi.

Jalan ini tidak mudah, dibutuhkan doktrin organisasi dimana harus meletakan kepentingan pribadi dan mengedepankan kepentingan bersama. Jika arus besar ini terbentuk, maka alumni IKPM Sumsel-Yogyakarta akan mewarnai dinamika pembangunan Sumsel dalam jangka panjang.

Kelima, Setelah kader terdistribusi secara maksimal dan arus besar sudah terkondolidasi, maka tugas selanjutnya menyiapkan kader berkualitas ke level daerah (Sumsel) dan panggung nasional. Cita-cita ini berangkat dari kondisi mahasiswa Sumsel-Yogyakarta banyak menempati posisi strategis organisasi kampus dan kepemudaan, serta keberadaan IKPM Sumsel-Yogyakarta seringkali menjadi pusat konsolidasi lintas organisasi dalam mengawal isu kebudayaan, kedaerahan dan kebangsaan.

Adapun ikhtiar tahapan ini dikongkritkan dibentuknya perkumpulan alumni yang bernama Persatuan Nasional Alumni (PNA) IKPM Sumsel-Yogyakarta pada 24 Juli 2022. Lahirnya PNA IKPM Sumsel-Yogyakarta menjadi langkah awal menghubungkan semua potensi yang dimiliki para alumni sebagai acuan peta gerakan pendistribusian kader IKPM Sumsel-Yogyakarta.

Harapan ini bisa berjalan maksimal jika semua elemen saling mendukung menuju visi bersama mengantarkan kader terbaik IKPM Sumsel-Yogyakarta ke panggung daerah dan nasional.

Itulah uraian singkat “Amanat Kali Code” sebagai catatan kecil untuk mengingatkan kembali bahwa pernah ada sekelompok kader IKPM Sumsel-Yogyakarta yang memunyai harapan bersama.

Kami coba potret ulang agar mozaik-mozaik dielektika yang pernah ada bisa disusun kembali, selanjutnya bisa menjadi pertimbangan organisasi dalam menentukan visi, misi dan program kerja organisasi. Pada akhirnya catatan singkat ini bisa dikatakan memiliki postulat yang tertuang dalam Panca “Amanat Kali Code” berdasarkan pada:

1. Berdiri di atas semua golongan.
2. Membangun simpul Sumsel berbasis kampus.
3. Menaikan great IKPM Sumsel-Yogyakarta menjadi organisasi kaderisasi.
4. Membangun kepentingan bersama dan arus besar melalui diaspora Gerakan.
5. Menyiapkan kader berkualitas di level daerah dan panggung nasional.

Penulis adalah Abulaka Archaida (Ketua Persatuan Nasional Alumni (PNA) IKPM Sumsel-Yogyakarta periode 2022-2025)