Fatal, Ini Dia Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia
KilatNews.Co- Laga Final Piala AFF 2020 mempertemukan Timnas Indonesia vs Timnas Thailand yang digelar di National Stadion Singapura, pada 29 Desember 2021 telah usai.
Pada putaran leg pertama itu berhasil dimenangkan oleh Thailand dengan skor 0-4 . Sementara leg kedua Indonesia vs Thailand berakhir dengan sekor 2-2 yang digelar pada, 01 Januari 2022. Dengan demikian juara piala AFF kali ini dimiliki oleh Thailand dengan hasil agregat akhir 6-2.
Banyak pakar memberi komentar terhadap kekalahan Timnas Indonesia, salah satunya adalah pakar gizi dan kesehatan, dr Pande Putu Agus Mahendra, SpGK, MGizi.
Pasalnya, salah satu faktor yang terjadi masalah keseimbangan cairan yang sudah menjadi masalah klasik dalam olahraga Indonesia. Akbatnya pola konsumsi cairan itu dapat meyebaban dehidrasi kronis dan ini dapat memicu gangguan pada sistem metabolisme tubuh terutama pada bagian otot rangka.
Sebagaimana dilansir dari Repubika.co.id, bahwa asupan nutrisi dalam olahraga yang terpenting adalah gizi yang seimbang untuk memperoleh proses adaptasi yang simbang pula.
Meskipun dalam beberapa kesempatan, tiap-tiap negara penyelenggara punya kebijakan masing2 untuk penyediaan asupan makanan bagi atlit yang bertanding. Sehingga perlu ada nya pengelolaan yang baik agar atlit kita dapat terjaga.
Lnjut penjelasan dr Putu bahwa, “bagaimana antara karbohidrat, protein lemak dan mineral vitamin harus didapatkan secara seimbang dan tentu, sudah melalui pertimbangan klinis. karena tanpa asupan protein tinggi dan pola yang tepat, tidak akan berguna,” tegasnya.
Sementara itu, pola asupa nutrisi seharusnya di jalankan dengan pola sebelum, sesaat dan setelah pertandingan, untuk menjaga keseimbangan energi dan mempercepat pemulihan sang atlit.
Namun demikian, perlu adanya penesuaian pada masing-asing individu, karena tiap orang memiliki perbedaan dalam sistem pencernaan tubuh, sehingga apa yang cocok buat seorang atlet, belum tentu cocok dengan atlet yang lainnya. “Tapi sayangnya seringkali diabaikan dan tidak terlalu dianggap penting,” Imbuhnya.
Maka yang perlu dilakukan lanjut dr Putu, mungkin hal ini bisa jadi pertimbangan bagi pemangku kebijakan untuk lebih menngkatkan pola nutrisi dan juga psikologis yang menjadi bagian dalam sebuah olahraga,