Kesehatan Mental di Indonesia Sering Diabaikan

Kesehatan Mental di Indonesia Sering Diabaikan

Gangguan Mental di Indonesia

Menurut laporan Human Right Watch Indonesia, penanganan gangguan mental yang terjadi di Indonesia terhadap sangat buruk. Karena diketahui lebih dari 57.000 orang dengan gangguan tersebut, setidaknya pernah mengalami dipasung sekali dalam hidupnya. Sedangkan menurut data Riskesdas tahun 2013, ditemukan 1.728 orang yang mengalami gangguan jiawa berat secara nasional. Namun, kondisi tersebut dapat menurun. Karena dari data yang dilaporkan pasa tahun 2007 mencapai 4,6%.

Provinsi tertinggi dengan jumlah kasus skizofrenia, yaitu Yogyakarta menyentuh 2,7%, begitu juga dengan Aceh, sedangkan Sulawesi Selatan 2,6% dan yang terendah adalah Kalimantan Barat dengan 0,7% saja.

Kemudian, gangguan mental emosional ditandai dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan sebesar 37.728 orang dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2013. Kasus tertinggi gangguan mental emosional ada pada Sulawesi Tengah dengan 11,6%, Sulawesi selatan dan Jawa Barat dengan 9,3% , sedangkan kasus terendah ada di Lampung dengan 1,2%.

Seseorang yang “sehat jiwa atau mental” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu merasa senang terhadap dirinya, merasa nyaman berhubungan dengan orang lain, mampu memenuhi tuntutan hidup serta puas dengan pekerjaannya.

Ada berbagai unsur yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan mental pada seseorang. Penyebabnya dibagi menjadi tiga kategori, yaitu faktor somatogenik, psikogenil, dan sosiogenik.

Faktor somatogenik terdiri dari neroanatomi, nerofisiologi, nerokimia, tingkat kematangan, perkembangan organik, serta faktor-faktor pre dan perinatal. Faktor psikogenik terdiri dari hubungan di dalam keluarga, seperti interaksi ibu dan anak, peranan ayah, maupun antar kakak dan adik. Selain itu juga, kehilangan dapat menyebabkan hal-hal buruk seperti rasa tidak percaya diri, merasa cemas, depreso, dan tingkat pertumbuhan emosi.

Faktor sosiogenik meliputi ketentraman dalam keluarga, pola asuh orang tua, perolehan pendapatan, tempat tinggal, pendidikan, serta kesejahteraan hidup lainnya.

Menurut Santrock (1999) penyebab gangguan jiwa dibagi menjadi dua kategori yaitu aspek jasmani seperti keturunan, kegemukan dan tempramen karena orang tersebut terlalu sensitif.

Santrock juga memperjelas bahwa gangguan jiwa dapat disebabkan oleh psikologi. Saat seseorang tengah mengalami frustasi, kegagalan dan keberhasilan akan terlihat jelas dalam perilakunya, kebiasaan, dan sifatnya di masa depan. Perkataan Santrock tersebut menunjukkan bahwa hidup manusia dibagi atas 7 masa dan suatu kejadian dalam hidup manusia dapat mendukung terjadinya gangguan jiwa.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental, diantaranya seperti berikut ini. Belajar menghargai diri sendiri dan tidak menanggap diri sendiri rendah, menjaga hubungan dengan orang-orang baik termasuk keluarga, belajar mengontrol sress, menjaga kesehatan tubuh dan hindari mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.

Referensi:

Adisty, Oleh, et al. “Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia (Pengetahuan, dan Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Kesehatan Mental). 2015. Senin, 26 Feb. 2021.

Ayuningtyas, Dumilah, et al. “Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya”. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol. 9, no. 1, 10 Oct. 2018, 10.26553/jikm.2018.9.1.1-10. Senin, 26 Feb. 2021.