Ridwan Kamil : PMII Jangan Bertengkar Urusan Pilkada, Pilgub dan Pilpres
Kilatnews.co, Jakarta – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan bahwa dakwah terbesar dapat dilakukan melalui pemerintahan. Karenanya, dia berharap Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke depan dapat terlibat dalam pemerintahan.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Webinar Series Chapter II rangkain peringatan HUT RI yang digelar PB PMII dengan tema “Outlook Indonesia Masa Depan“.
“Jika orang baik merebut kekuasaan (pemerintahan, red) maka akan menjadi baik. Namun jika direbut orang buruk juga akan menjadi buruk,” terangnya.
Baca Juga:
Rayakan Harlah Pertama, PMII UMY Gelar Simposium Gerakan PMII Se-DIY
Kang Emil, penggagas “Jabar Juara Lahir Batin” ini berharap, PMII terus menjadi organisasi yang menyejukkan, konstruktif, dan melihat bahwa perbedaan adalah rahmat. Sebab, lanjutnya, di Indonesia masih ada kelompok yang melihat perbedaan adalah sebuah kebencian.
Kelompok yang melihat perbedaan adalah kebencian merupakan sebuah bencana. Bisa-bisa negara akan bubar di tengah jalan. Karena terjadi provokasi dan hasutan.
Kang Emil juga menyinggung tentang demokrasi di Indonesia. Menurutnya, demokrasi itu tidak boleh bawa perasaan (baper). Melainkan harus dewasa.
“Saya titip pesan, PMII jangan bertengkar urusan Pilkada, Pilgub, Pilpres. Saya titip demokrasi yang damai dan kondusif. Itu harus jadi PR dan narasi PMII,” pesannya.
Dia juga menyampaikan bahwa negara dikatakan maju jika pertumbuhan ekonominya konsisten di atas 5%. Untuk dapat konsisten di atas 5%, maka warga negara harus bisa berinovasi, produktif, serta menguasai digital.
Baca Juga:
Dia mencontohkan apa yang tengah dilakukannya di Jabar. Yakni ada program desa digital. Hal itu merupakan sebuah inovasi.
“Jangan kaget, di Jawa Barat kasi makan ikan lele saja pakai Hp, karena sudah tersensor,” tambahnya.
Kang Emil mengingatkan bahwa PMII adalah generasi emas di tahun 2045. Karena itu, saat ini dia mengajak PMII bersama-sama untuk menjemput masa emas tersebut.
“Anda adalah generasi emas itu. Kalau saya nanti sudah lansia. Sekarang kita jemput masa emas 2045 itu,” ajaknya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PB PMII, Muhammad Rafsanjani, melalui sambutannya dalam webinar tersebut menyampaikan beberapa hal. Diantaranya, sebagai generasi muda PMII ingin mendorong lahirnya pemimpin yang bergaya milenial. Memiliki kapasitas yang kompleks dalam memahami problem yang dihadapi Indonesia saat ini.
Rafsan menegaskan bahwa PMII akan komitmen mendukung pemimpin yang memiliki gagasan besar untuk bangsa Indonesia. Bentuk dukungan tersebut bisa saja melalui ide dan gagasan PMII, krtikan yang konstruktif dan lain-lain.
“Tentunya kami akan menyerap semua ide dan gagasan dari narasumber. Kemudian akan kami buat sebagai kajian,” tambahnya. (JS)