Jokowi’s Effect?
Oleh : Agung Wibawanto
Kilatnews.co – Rusia menarik pasukannya dari Pulau Ular, Ukraina, pada hari ini, Kamis (30/6). Mereka menyatakan penarikan pasukan ini merupakan simbol itikad baik agar Ukraina bisa mengekspor produk agrikultur.
“Pada 30 Juni, sebagai itikad baik, angkatan bersenjata Rusia merampungkan tugasnya di Pulau Ular dan menarik garnisun di sana,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip AFP
Seperti diketahui bahwa sehari sebelumnya, Rabu (29/6), Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina dan tanpa beristirahat (menginap), Jokowi dijadwalkan langsung menuju Moscow, Rusia, untuk bertemu Putin.
Jokowi beserta Iriana dan rombongan terbatas tiba di Rusia, Kamis (30/6), pukul 11.00 waktu setempat. Kembali, hanya akan transit di hotel, Jokowi diagendakan langsung ke Kremlin melanjutkan misinya.
Adakah karena rangkaian “blusukan” internasional Jokowi dalam rangka misi perdamaian dan kemanusiaan ini yang menyebabkan Rusia mengizinkan kran ekspor Ukraina kembali dibuka?
Hal ini pula yang memang sempat dibicarakan antara Jokowi dengan Zelenskyy di Ukraina. Dunia sangat membutuhkan gandum dari Ukraina, namun selama perang jalur ekspor melalui Pulau Ular tertutup.
Jokowi mengingatkan agar jangan sampai terjadi krisis pangan dunia sebagai dampak perang Rusia-Ukraina. Apapun, kini satu agenda terpecahkan. Sebagian negara importir gandum pasti tersenyum.
Begitupun dengan Ukraina karena bisa memperbaiki perekonomian dalam negerinya. Namun, pihak Ukraina mengatakan bahwa hal itu karena milisi mereka yang luar biasa mengusir militer Rusia.
Nampaknya perang klaim masih berlanjut antar kedua negara. Jika diantara keduanya tidak ada yang mau mengalah, atau saling mengalah, maka perdamaian sulit diwujudkan.
Semoga saja Presiden Jokowi melalui diplomasi “Ibu Negara” dapat meluluhkan hati Putin untuk menahan serangan. Begitu pun dengan Ukraina tidak perlu sombong untuk menantang Rusia.
Stop war, we hate war!